🦋Extra part 2🦋

190 10 0
                                    

Dengan beranggotakan 5 orang tiap tim, dan anggota cadangan berkisar 5-10 orang. Raka beserta timnya sedang berdoa kepada Tuhan, menurut kepercayaan masing-masing. Mereka berlima membentuk sebuah lingkaran, yang anggotanya terdiri dari Raka, Jordan, Alex, Satwa dan juga Arka. Mereka berlima sudah jauh-jauh hari mempersiapkan diri matang-matang sebelum lomba dimulai. Mereka berharap, latihannya selama ini membuahkan hasil, dan mampu membumbung tinggi nama sekolahnya.

Sama halnya dengan tim Raka, tim lawan juga lagi berdoa. Mereka juga berharap akan menang, membawa pulang piala yang sangat dinanti-nantikan. Sekaligus, mengharumkan nama sekolahnya juga.

Semuanya kini sudah berkumpul, mereka saling berhadapan dengan tim lawan. Wasit berada ditengah-tengah, memberikan instruksi. Habis itu, bunyi peluit yang ditiup wasit menandakan bahwa pertandingan sudah dimulai.

Permainan bola basket dilakukan selama 4x10 menit setiap babaknya dengan waktu istirahat selama 2 menit diantara babak pertama dan kedua pada quarter 1, babak ketiga dan keempat pada quarter 2 dan akan ada jeda permainan paruh waktu selama 15 menit.

Pihak lawan ternyata bisa mengimbangi tim Raka, mereka terlihat sangat lihai dalam bermain, hingga membuat tim Raka merasa kewalahan untuk menangani. Tapi bagaimanapun juga, mereka akan tetap berusaha semaksimal mungkin, tidak mungkin menyerah begitu saja. Harapan untuk menang harus dijadikan acuan.

Keringat mengucur deras di tubuh mereka, Raka mengelap keringat yang sampai jatuh ke matanya, pakai kerah baju. Lelah? Tentu saja, mereka harus punya ekstra kuat untuk mengalihkan lawan. Termasuk, jangan sampai lengah.

"RAKA SEMANGAT! KAMU PASTI BISA! AYO SEMANGAT, SEMANGAT, SEMANGAT! TIM RAJAWALI MANA SUARANYA?!!!"

"WAAA ... SEMANGAT TIM RAJAWALI! SEMANGAT, SEMANGAT!"

Raka mendongakkan kepalanya, suara familiar itu membuat rasa penasarannya bergejolak. Seketika itu juga, Raka tersenyum lebar. Sebab, sang ibu sesuai janjinya telah datang dan memberikan support di sana, yang mana Luluv sebagai pembina supporter tim Raka dan kawan-kawan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"YUHU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"YUHU ... SEMANGAT TIM RAJAWALI! AYO GUYS MANA SUARANYA!"

"SEMANGAT, SEMANGAT, SEMANGATNYA!!"

Tim Rajawali makin tambah semangat jadinya, mereka berlima saling berbagi pandang dan mengangguk. Cukup sudah masa-masa kecapaian, mereka menyingkirkan rasa penat itu, dengan mengutamakan kemenangan yang ada didepan mata. Sampai pada akhirnya, perjuangan mereka tak sia-sia. Mereka berhasil menyaingi lawan, dengan semangat yang tinggi, akhirnya mereka bisa memenangkan pertandingan.

Pihak lawan mendesah kecewa, awalnya mereka beranggapan kalau mereka akan pulang dengan membawa piala. Tapi ternyata, harapan itu pupus. Mereka hanya bisa menerima kekalahan dengan lapang dada, dan mereka juga memberikan ucapan selamat kepada tim Rajawali.

Raka dan kawan-kawan merasa sangat lelah. Mereka terduduk lesu di kursi, sembari mengelap keringat yang masih mengucur di dahi pakai handuk kecil. Raka merenggangkan otot kakinya, dengan cara meluruskan kedua kakinya. Berupaya, melepaskan rasa penat.

Luluv mencari-cari keberadaan anaknya, sedang berada di mana. Ia pun bertanya kepada salah satu orang yang memakai seragam sekolah yang sama dengan anaknya. Orang itu menunjuk ke arah dimana Raka bersama teman-temannya lagi istirahat. Setelah mengucapkan terimakasih, ia berlari kecil menghampiri, untuk memberikan ucapan selamat atas usaha mereka.

Luluv tersenyum lebar ketika sudah menjumpai Raka yang lagi menundukkan kepalanya ke bawah, sembari memijat lututnya yang terasa berdenyut sakit.

"RAKA!" Luluv melambaikan tangan, si empunya nama mendongakkan kepalanya. Dan menjumpai sosok sang ibu, tengah tersenyum kepadanya. 

Raka mengubah posisinya jadi duduk, ia berlari menghampiri Luluv

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raka mengubah posisinya jadi duduk, ia berlari menghampiri Luluv. Tanpa aba-aba, ia memeluknya, yang dibalas Luluv juga akan pelukan penuh kasih sayang. Dengan gemas, Luluv mengacak-acak rambut Raka seperti suaminya. Ia benar-benar bangga kepada anak semata wayangnya itu.

"Kamu memang hebat Raka, mama bangga sekali sama kamu. Dan mama juga yakin, papamu juga akan bangga kepadamu," pujinya, sembari menoel ujung hidung Raka.

"Terimakasih Ma, ini juga berkat mama, karena sudah mendukung Raka. Sekali lagi terimakasih, Raka sayang mama." Raka kembali memeluk ibunya penuh haru.

Para teman-teman Raka yang melihatnya juga turut terharu, mereka mendekati Raka dan Luluv.

"Yeee ... pelukan nggak ngajak-ngajak!" ujar Alex, yang diangguki oleh yang lain.

"Yaudah sini."

Sesuai perintah Raka, mereka langsung berpelukan. Tidak ada kata sirkel di antara mereka, mereka mau berteman dengan siapa saja, tanpa memandang fisik ataupun ekonomi. Yang penting orang itu bukan orang yang suka bersembunyi di balik batu, seperti udang. Terlepas dari rasa penat, mereka mengakhirinya dengan menari bersama, diiringi lagu modern. Orang-orang yang ada di dalam gedung olahraga itu pada girang. Panitia sengaja mematikan lampu, dan meminta para hadirin untuk menyalakan senter HP-nya.

Dalam gedung itu, dari atas nampak seperti kunang-kunang yang bergerombol di malam hari. Lewat drone, kenangan manis ini akan menjadi memories mereka di masa mendatang.

FINALLY

Married With A Ceo [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang