🦋Kemalingan🦋

788 46 0
                                    


"Nama saya Lovely, panggil saja Luluv

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nama saya Lovely, panggil saja Luluv."  balasnya seraya membalas jabatan pria berjas hitam tersebut. Sehabis gelak tawa berhenti. Mike menutup mulutnya, terdengar jelas bahwa ia lagi menahan tawa yang mau menyeruak kembali.

"Kalau bukan karena pekerjaan, sudah aku pastiin ini cowok bakal ku oseng-oseng campur bayam." batin Luluv mencaci maki, sembari menatap Mike begitu sinis.

"Oke-oke, kamu di terima jadi sekretaris pribadi ku." Mike menopang dagunya di atas meja. Tersenyum sungging ke arah wanita yang lagi menatapnya penuh rasa kekesalan.

"Makasih, Pak!"

"Besok pagi kamu sudah harus ada di kantor, dan menyiapkan segala keperluan yang aku perlukan. Untuk alamatnya biar Raya yang kasih tau. Oh ya, soal tempatnya kamu pasti tidak akan menyesal bekerja denganku. Mengerti?"

Luluv mengangguk mengiyakan. Sebetulnya di dalam hatinya, ia beberapa kali mengejek bos barunya itu dengan kata-kata umpatan.

'Tak!

Makanan siap saji pesanan Raya buat kedua orang ini sudah tersaji dengan rapi di atas meja. Ada tiga cangkir juice berbeda rasa juga ikut menemani.

"Ayo makan." ujar Raya mempersilahkan.

"Sumpit?! Anjir lah si Raya ini, aku mana ngerti pake beginian lagi. Lagian si Raya udah tau kalau temannya norak masih aja pesan beginian."  Luluv menatap makanan di hadapannya tanpa menyentuh sedikitpun. Ia melirik kesana-kemari, melihat orang-orang yang sedang memakai sumpit.

"Lho, kenapa nggak di makan Luv?"  tanya Raya sembari memotong daging.

Mike menatap wanita berpipi tirus itu, makanan untuknya makan sengaja di sodorkannya tepat di hadapan Luluv. "Makan punya ku."

Perkataan Mike mengolah Luluv tidak bisa berfikir positif, dengan mulusnya dia pun bertanya. "Emang, punya bapak bisa dimakan? Terus tumbuh lagi gitu? Gede nggak?"

Tiga pertanyaan tersebut membuat Raya ataupun Mike mengerutkan keningnya.

"Ray, peliharaan mu ini kamu dapat darimana?" Mike balik bertanya ke sepupunya yang mana mulutnya lagi menganga lebar.

"Dasar Luluv bodoh! Mending kamu diem aja dulu. Makan tuh buruan. Mau di tinggal sendiri?" Tanpa menjawab pertanyaan. Raya melotot tajam ke arah sahabatnya. Sedangkan Luluv hanya menggaruk belakang lehernya yang tak gatal.

"Ray mau nyobain punya ku nggak?" Piring berisi daging panggang tersebut Luluv geser. Hitung-hitung menghilangkan situasi canggung sekaligus menegangkan baginya.

Raya mengambil makanan itu sedikit lalu memakannya. Tetapi orang yang menawari tadi memasang wajah kesal.

"Aku nggak suka ya kalau lagi makan, terus aku pura-pura nawarin makanan, kamu malah mau!" Luluv mencibikkan bibir tak terima.

'Uhuk!

Raya meneguk minumannya karena keselek. Mike malah menyantap makanannya begitu tenang seakan tidak mempedulikan keadaan sekitar lagi. Ia hanya fokus dengan makanan yang dihadapannya.

Beberapa menit memakan waktu, mereka bertiga sekarang sudah berada di luar.

Raya yang asyik dengan ponsel yang ia pegang, sesekali dirinya itu senyum-senyum sendiri. Luluv yang melihatnya bergidik ngeri. Maklum baginya karena ia tidak pernah merasakan apa itu pacaran.

"Ray! Em, Pak Mike, saya pulang dulu." Pamitnya seramah mungkin. Dan Raya cuma mengangguk dengan pandangan masih fokus akan ponselnya.

Luluv memandang bos barunya itu yang sedari tadi tersenyum terus terusan ke dirinya.

"Nih cowok ngapain senyum-senyum sendiri? Bisa jadi dia kurang waras. Oh apa jangan-jangan dia terpesona dengan body aduhai ini." Senyuman Mike membuat Luluv seakan risih kalau dilihat-lihat. Wanita itu menggigit bibir bawahnya sebentar.

"Suka banget tuh otak berfikiran negatif. Keseringan nonton porno."

Luluv terperanjat kaget ketiga dirinya dituduh suka menonton yang plus-plus. Namun, ia menanggapinya dengan bersikap netral. Mengingat bahwa pria dihadapannya adalah bosnya.

"Eh Luv, temenin aku di sini dulu dong sebentar." Tiba-tiba saja, tangan Raya memohon seperti orang mau minta maaf saat lebaran.

"Ngapain lama-lama di sini? Aku mau balik terus rebahan every time."  Tolaknya lumayan sengit. Ia mau berbalik badan buat mengambil motor, tapi tindakannya harus terhenti. Sebab tangan kecilnya di raih Mike cepat dan ia mengunci tubuh Luluv.

"Wanginya seerrr---"  Wanita tersebut meneguk saliva bersusah payah. Aroma tubuh Mike seakan racun yang menjelajahi Indra penciumannya.

"Turutin atau aku bakal berbuat yang tidak-tidak ke kamu. " ujarnya seakan mengancam. Tetapi juga terdengar seperti tengah menggoda.

"Iya-iya!" Luluv merolling eyes.  Kemudian Mike melepaskan dekapannya.

"Gila. Wanginya nyampe melekat di baju. Sayang nih kalau di cuci, ntar bau bajunya hilang."  Luluv berulang kali mengendus-endus baju yang dikenakannya. Mike yang melihatnya bergidik ngeri.

"Ya sudah ku temenin, emangnya kamu mau ngapain lama-lama di sini?"  Luluv turut mendudukkan diri di atas kursi panjang samping Raya.

"Nungguin pacar ku dong, dia mau jemput."

Luluv ber 'oh ria. Ia menghitung orang-orang lewat di hadapannya, sekedar ada hiburan diri. Mau main ponsel, namun ponselnya malah lowbat. Kalau Mike juga asyik memainkan ponsel, entah kenapa ia juga ikut duduk di situ.

"Aaaa copet!" teriak Raya tiba-tiba, karena benda pipihnya itu di rampas seseorang bercadar hitam.

Mike langsung memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Di saat ia mau mengejar maling itu, tindakannya di cegat Luluv.

"Minggir!" Mike mendorong Luluv, lagi-lagi wanita tersebut merentangkan tangannya.

"Ck! Mau mu apa?! "

"Huwa--hp ku!" Raya semakin menjerit, pasalnya ponsel itu baru di beli kemarin.

Orang-orang yang berada di situ hanya planga-plongo seperti orang gagal debat.

"Kalau ada maling jangan di kejar, ingat Bapak itu bukan siapa-siapanya. Lagian maling itu laki-laki, apa jangan-jangan bapa homo!" tuduh Luluv kaget sekaligus tercengang tak percaya.

Raya makin histeris akan kebodohan sahabatnya itu. Mulut Mike terbuka lebar membentuk huruf 'O'. Ia hampir tak percaya jika ada wanita bodoh di dunia ini seperti Luluv.

"Seberapa bodohnya kamu?" tanya Mike berusaha sabar menghadapi wanita aneh ini menurutnya.

"Semaleman saya negecas hv, tapi stop kontaknya belum dinyalakan." jawabnya enteng.

'Bruk!

Tubuh Raya ambruk seketika. "RAYA!" teriak mereka berdua, tanpa pikir panjang Mike berlari ke arah Raya yang sudah tepar di atas tanah.

 "RAYA!" teriak mereka berdua, tanpa pikir panjang Mike berlari ke arah Raya yang sudah tepar di atas tanah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Married With A Ceo [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang