14. A Little Bit Of Clarissa

66 43 16
                                    

"Clarissa susah banget dah di hubungin," kata Naura pada Kai pada siang itu saat Kai datangan mengunjungi rumahnya.

"Gue chat ga bales mulu anjir."

Kai menatap kearah Naura dengan pikiran yang jauh menerawang. Chat yang ia kirimkan juga tak kunjung mendapatkan balasan dari cewek itu. "Dia marah karena gue ajakin ke club ya?"

"Bisa jadi," balas Naura. Cewek itu dengan enteng menoyor kepala Kai, "lo sih bego banget."

"Ko gue?" Kai tidak terima dengan tuduhan itu. "Kan lo yang pengen naik."

"Ya gue mau healing!" sahut Naura tak mau kalah. "Lagian gue ngajaknya lo, terus lo ngajakin Clarissa!"

"Lo nuduh gue mulu dah," cowok itu mengambil bantal lalu menimpuk Naura membuat cewek itu mengaduh.

Tak mau kalah, Naura juga mengambil bantal guna membalas perlakuan Kai kepadanya. "Lo yang salah!"

"Gue cuman ngajakin anjing, biasanya juga bertiga."

"idih, bilang aja lo mau modus!"

"Ke lo?"

"Najis! Ke Clarissa-lah, lo kan doyan dia."

"Lo cemburu apa gimana? Emosian banget."

Naura mendelik, apa-apan. "Ga! Gila ya lo."

"Kemaren Clarissa dibawa sama cowok," Kai mulai membuka topik baru. Karena jika meladeni bacotan Naura, sampai subuh pun tidak akan selesai.

"Di bawa cowok? Ko gue gatau sih."

"Lo mabuk kemaren kayak orang gila," sahut Kai seraya menoyor kepala cewek itu.

"Babi lo!"

"Lah emang bener, kalau gue ga cepet nyamperin, dibungukus lo sama om-om."

"Om-om mulu, bosen ah."

"Dih lo yang gatelin om-om."

"Bacot! Lanjut yang tadi."

"Pas keluar bawa lo mau ke mobil, gue liat Clarissa di angkat sama cowok. Dibawa masuk ke mobil."

Naura memukul Kai, "terus lo ga nyamperin? Bego banget lo Kai!"

Kai dengan geram membungkam mulut cewek itu dengan telapak tangannya yang besar. Mampu menutupi setengah wajah Naura. "Diem dulu monyet, gue lagi jelasin."

Cewek itu tidak bisa membuka suara lalu memberikan anggukan saja sebagai tanda kalau ia setuju Kai melanjutkan ceritanya.

"Waktu itu gue mau ngejar Clarissa, tapi lo kayak tai banget anjing. Lo malah kabur!"

Naura melepaskan tangan Kai dari mulutnya, karena sudah gatel ingin memprotes. "Gue ga segitunya ya anjing, lo ngelebihin dah."

"Lo mana sadar."

"Yaudah lanjut," ucap cewek itu pasrah. Saat ini cerita Clarissa jauh lebih penting.

"Pas udah balik bawa lo, mobil yang bawa Clarissa udah gada lagi di parkiran. Gue kehilangan jejaknya." Cowok itu bercerita.

"Tapi waktu itu gue pikir, mungkin itu Bastian. Jadi ga ambil pusing."

Naura mengangguk, "sehari setelah malem itu gue paginya ke rumah Clarissa." Kini berganti Naura yang bercerita.

"Tapi rumah dia sepi banget, gue coba panggil sama pencet bel gada yang keluar."

"Kayak ada yang aneh ga si?"

Kai mengerutkan dahinya, "maksud lo gimana?"

"Ya rumah dia sepi, di hubungi gabisa. Lagian Clarissa jarang keluar rumah selain sama kita."

Kai mengangguk membenarkan ucapan Naura barusan. "Mungkin dia keluar sama mamahnya?"

Naura berdecak, "lo kayak gatau mamahnya Clarissa anjir, mana mau Clarissa keluar sama tuh nenek lampir."

"Clarissa kalau lagi stress ngajakin kita ke Club, abis itu dia cerita sampai pagi." Naura menghela napasnya berat. Rindu dengan sahabat satunya itu.

"Dia udah insap kali," celutu Kai. "Ga kayak lo, ga pernah sadar."

Naura melemparkan tatapan malas kepada Kai yang cengengesan. "Gue serius monyet."

"Terus abis itu, gue pergi ke tempat kerjanya Clarissa. Tapi kata orang sana, Clarissa udah resign."

"Demi ini aneh banget." Naura mulai frustasi memikirkan sahabatnya itu.

"Clar, lo dimana sih." Kata Naura seraya merebahkan kepalanya di paha Kai.

Kai dengan lembut mengusap kepala cewek itu, menyalurkan ketenangan lewat setiap belaiannya. "Kita bakalan nemuin Clarissa."

Cewek itu menoleh penuh kearahnya, "gimana?" tanyanya dengan wajah putus asa. "Gue kangen Clarissa, Kai. Harusnya sekarang kita bertiga nonton netflix kayak biasanya."

Kai jadi teringat satu hal.

"Nau," panggilnya. Naura hanya berdehem pelan sebagai sahutan.

"Kemaren gue nemuin ini di bekas mobil yang bawa Clarissa itu parkir." Kai menyerahkan sebuah kartu nama itu kepada Naura.

"Kayaknya kececer," lanjut cowok itu.

"Kayaknya kececer," lanjut cowok itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
When I'm With You✓ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang