21. Run

47 27 7
                                    

Lalu setelah itu, suara tepukan tangan dan hentakan high heels memasukki indera pendengaran mereka. "Bagus juga ya rencana kalian, bangga saya. Siapa leadernya? Naura?"

Mereka semua terkejut bukan main. Naura membalikkan badannya dengan sempurna dan mendapati wanita berdiri dengan tangan yang terlipat di depan dada.

Mereka semua mundur perlahan. Clarissa sudah ketakutan di dalam pelukan Dean. Wanita itu menatap tajam ke arahnya.

"Oh, itu ya majikan baru kamu Clar?" Anna memandang sinis kearah Dean cowok itu membalas dengan tatapan tak suka.

"Jelek Clar, jauh di bawah Bastian!"

"Lo manusia biadab!" Naura berteriak dengan kencang sambil menunjuk wajah Anna.

Anna terkekeh, "ternyata kamu ya dalangnya. Salah sangka saya selama ini. Dikira memang baik, ternyata busuk!"

Naura menggeram tak suka, ia maju mendekat pada Anna. Lalu mendorong wanita itu sampai hampir tersungkur. Untung saja anak buahnya cepat menahan, kalau tidak pasti sudah tergeletak di tanah saking kuatnya dorongan Naura.

"Gada yang lebih biadab dari ibu yang jual anaknya buat keegoisannya sendiri! Buat keinginannya semdiri! Tanpa mikir gimana perasaan anaknya!"

Wanita itu terpancing dengan ucapan Naura barusan ia juga maju ingin mendorong Naura tapi dengan cepat di tepis cewek itu. "Jangan coba-coba sentuh gue dengan tangan kotor lo itu!"

"Mulut kamu lebih baik diam karena ga tau apa-apa!"

Naura terkekeh, "ga tau apa-apa lo bilang anjing? Gue tau semuanya!"

Kai menarik tangan Naura agar tidak kelepasan kendali, namun sayangnya tenaga Naura kini dua kali lipat lebih kuat dari pada dirinya, "biarin gue hajar nih manusia iblis!" ucap cewek itu.

"CLARISSA!" Teriak Dean membuat semua yang ada di sana menoleh kearahnya.

Namun cowok itu sudah berlari ke belakang. Mengejar Clarissa yang dibawa oleh tiga orang dengan pakaian serba hitam.

Anna mengeluarkan tawa iblisnya. Sangat senang melihat semua bocah ini kekalahan. "Kalian bukan lawan saya!"

Kai bersama Naura ikut mengejar namun sebelum itu Naura menyempatkan menendang perut Wanita itu hingga ia jatuh tersungkur dengan tangan yang memegang perut.

Lalu mereka berdua pergi meninggalkan wanita itu.

Sumpah, Dean akan menyalahkan dirinya karena lengah. Tapi ia tidak selengah itu.

Cuman, tenaga tiga orang itu jauh lebih kuat merebut Clarissa yang berada dalam pelukannya.

Dean berlari mengejar dengan air mata yang terus bercucuran. Meneriakkan nama Clarissa berulang kali berharap orang itu mau mengembalikan Clarissa-nya.

Tiga orang yang membawa Clarissa itu semakin menjauh darinya. Namun ia tetap memaksakan mengejar walaupun dadanya terasa sangat sesak.

Di tambah dengan tangisannya yang terus menjadi membuat dadanya semakin terasa terhimpit.

"CLARISSA!!" Dean terus menyerukan nama cewek itu dan memaksakan berlari ditengah kondisinya yang semakin memburuk.

Dean tidan memperdulikan dirinya kali ini. Clarissa, hanya Clarissa yang ada di pikirannya. Clarissa harus kembali bersamanya.

Namun semakin di paksakan, semakin sakit rasanya. Langkah cowok itu melambat, tangannya meremas kuat bagian dadanya berharap rasa sakit itu hilang. Namun sialnya itu tidak membantu sama sekali.

Makin sakit hingga kepalanya pusing, pandangannya memburam lalu kegelapan menyelimuti dirinya.

❤️‍🩹❤️‍🩹❤️‍🩹

"DEAN!!" Clarissa berteriak sehabis suaranya saat ia melihat samar-samar cowok itu jatuh saat mengejarnya.

Air matanya berjatuhan dengan deras. "Tolong lepasin saya," erangnya seraya memberontak. Tiga orang yang membawanya ini sama sekali tidak mempunyai hati. Mereka sama-sama menulikan telinga sehingga jeritan Clarissa tidak terdengar oleh mereka.

"Tolongin Dean," lirihnya. Hampir kehilangan suara karena terus berteriak.

"Kasian Dean, saya mau sama Dean, gamau sama Bastian."

Akhirnya mereka berempat tiba di depan gang sempit tadi. Lalu melewati satu mobil yang Clarissa yakini milik Dean.

Cewek itu memandang sendu, segitu niatnya Dean dan temannya Clarissa menyelamatkan dirinya.

Rasa bersalah mulai menggerogotinya. Terlebih melihat Dean yang jatuh tergeletak. Membuat hatinya remuk. Hancur, Clarissa benar-benar hancur.

Tibalah ia di depan mobil hitam milik mamahnya. Wanita itu sudah bertengger di depan pintu mobil dengan sebelah tangan memegangi perut.

Plak

Satu tamparan mendarat tepat di pipi Clarissa. Cewek itu hanya diam, merasakan rasa sakit yang mulai menjalar ke seluruh wajahnya. Kali ini, ia benar-benar pasrah.

 Kali ini, ia benar-benar pasrah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
When I'm With You✓ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang