15. Trying To Find

61 40 6
                                    

Pagi sekali Dean keluar dari apartemennya. Pergi melajukan mobilnya dengan kecepatan yang lumayan cepat menuju studionya.

Dia sudah terlambat.

Cowok itu bangun terlambat hari ini karena dari jam dua pagi ia menunggu Clarissa pulang hingga tertidur di sofa.

Kurang dari lima belas menit dari jam enam pagi ia baru bangun. Seharusnya ia bangun lebih pagi meningkat hari ini ada job yang perjalanannya lumayan jauh.

"Bego lo De," umpatnya pada diri sendiri.

Cowok itu merogoh handphonenya untuk menghubungi Clarissa karena ia tidak tau sama sekali cewek itu sudah pulang apa belum.

Saat ia pergi tadi, ia tidak sempat melakukan apapun selain membersihkan diri. Bahkan memakai baju pun ia lakukan di mobil.

"Aghh," erangnya saat mengetahui baterai handphone tidak ada. Karena ketiduran semalam makanya ia lupa mengisi baterainya.

Pantesan tidak ada telpon atau chat yang masuk dari Nathan. Biasanya cowok itu akan merecoki Dean jika ia terlambat.

Sekitar lima belas menit cowok itu sampai di depan Studionya. Sudah ada beberapa tim fotografer serta asisten yang turun hari ini.

"Kemana aja lo bego?" Nathan paling pertaman mengeluarkan suara.

"Gue kesiangan."

"Dean kemana aja? Aku call gada angket, kita semua nungguin loh katanya mau berangkat jam enam." Kali ini giliran siska yang membuka suara.

Dean hanya menoleh lalu setelahnya menghadap kesemua timnya. "Selamat Pagi maaf hari ini saya telat karena suatu hal." Cowok itu memulai pembicaraan. Lalu dilanjutkan dengan briefing singkat untuk menjelaskan tugas mereka masing-masing.

"Sampai sini ada yang mau di tanyain sebelum berangkat?" Dean bertanya diakhir penjelasan.

Siska dengan sigap mengangkat tangannya. Saat Dean memberikan izin untuk bertanya.

"Aelah ngereootin banget," celutuk Nathan.

"De, kalau nanti dijalan muntah gimana?"

"Ya tinggal keluar, muntah, selesai." Bukan Dean yang menjawab, tetapi Nathan. Sepertinya cowok itu benar-benar tidak menyukai Siska.

Setelah itu, mereka semua memasuki mobil yang Dean sediakan. Satu miliknya dan satu milik studionya.

❤️‍🩹❤️‍🩹❤️‍🩹

N

aura mendorong badan kekar Kai untuk segera memasuki area studio itu. "Benerkan ini, Kai?"

"Sejuta kali lo nanyain kayak gitu."

"Ga tuh, baru satu miliar."

"Berisik banget sih lo, kayak kaleng buntat."

Naura mendelik tak terima, "Jaga mulut mu monyet."

Kai tak lagi menyahut, ia memasuki area Studio yang minimalis itu dan segera memasukinya menuju resepsionis.

Namun sebelum itu, Naura kembali menarik lengannya. "Apalagi Nau?" Cowok itu mulai jengah dengan tingkah absurd Naura.

"Lo yakinkan yang ini?"

"Yakin."

Kai masuk mendahului cewek itu yang masih misuh-misuh di tempatnya."Permisi," cowok itu menyapa resepsionis yang ada di sana.

Resepsionis itu berdiri dari duduknya, menyambut Kai dengan ramah. "Selama siang, ada yang bisa saya bantu?"

"Disini, ada yang namanya Deandra Alexi?" cowok itu bertanya langsung to the point. Sebelumnya melirik kartu nama yang sejak awal ia genggam. Memastikan tidak salah menyebut nama.

"Kai ko ninggalin!" Naura datang langsung mengeluarkan omelannya. Namun cewek itu tiba-tiba terdiam saat melihat banyak yang memperhatikan dirinya.

Resepsionis tadi terkekeh melihat Naura menyembunyikan dirinya di lengan kanan Kai.

"Ada Mas," jawabnya untuk pertanyaan yang Kai lontarkan tadi.

Kai menimang sebentar, agak ragu untuk menemui orang itu. Bisa sajakan kartu nama ini bukan milik orang yang membawa Clarissa.

Namun sialnya sedari tadi Naura berbisik minta di temukan dengan orang itu.

"Bisa saya ketemu?"


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
When I'm With You✓ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang