13. Where Are You?

69 44 10
                                    

Dean keluar dari studionya lalu berjalan menuju taman. Tadi ia dipanggil oleh Siska untuk menemui Client karena tim marketingnya sudah pulang.

Hampir dua puluh menit dirinya dengan client berbicara dan selalu berujung dengan dealing. Dean sangat pintar dalam berbicara makanya brand yang ia bangun ini stabil bahkan sering meningkat dalam hal client.

Dean memicingkan matanya, mencari keberadaan cewek yang ia suruh tunggu di taman tersebut.

Karena tak melihat batang hidungnya sedikit pun, Dean memilih berjalan mengitari sekitar Studionya. Namun nihil hasilnya. Ia sama sekali tidak bisa menemukan Clarissa.

"Pulang duluan apa gimana sih?" gumam Dean seraya mengambil handphonenya di dalam saku.

Dean : Rissa, dimana?

WhatsApp Clarissa tidak aktif, hanya centang satu disana. Tapi Dean berpikir mungkin saja itu karena Jaringan.

Dean berlalu mendatangi pos Satpam. "Sore Pak," sapa Satpam tersebut kala Dirinya sampai disana.

"Ada liat cewek disekitar sini ga Mas?"

Satpam itu terkekeh, "Ya, banyak Mas."

Dea menggerutu pelan, Cowok itu segera menjelaskan ciri-ciri dari Clarissa. Mulai dari rambut panjang cewek itu sampai pakaian apa yang ia pakai.

"Gada liat orang kayak gitu Mas," jawab Satpam itu setelah Dean selesai menerangkan.

Dean ngusap rambutnya kebelakang, cowok itu masih mencoba tenang.

Clarissa di rumah.

Pasti Cewek menyebalkan itu mendahuluinya karena tidak ingin menunggu.

Kakinya bergegas melangkah menuju mobil, cewek itu benar-benar memenuhi pikirannya saat ini.

"Dean!" panggil seseorang membuat dirinya mengurungkan niat saat ingin membuka pintu mobil.

Orang yang memanggilnya itu adalah Siska. Cewek itu langsung menghampiri dirinya. "De, ada client."

"Lagi?" tanya Dean, Siska mengangguk. "Udah close padahal," lanjut Dean dengan decakan.

"Dari luar kota dia De."

Semua timnya tau kalau Dean tidak pernah mengabaikan client bahkan sekarang pun, waktu studio sudah tutup ia masih mau menerima client tersebut.

Dan dia mengurungkan niatnya juga untuk segera menemui Clarissa di rumah.

❤️‍🩹❤️‍🩹❤️‍🩹

Dean kembali memasuki studionya dengan Siska yang mengiringi di belakang.

"Mana client yang dateng tadi mba?" Siska bertanya pada Resepsionis yang hendak bersiap untuk pulang.

Dean jadi melirik mereka, lalu berucap, "Suruh langsung masuk ke ruangan aja ya Sis."

Setelah mendapatkan anggukan dari Siska, Dean melangkahkan kaki jenjangnya kearah ruangan khusus untuk bicara dengan Client.

Lima menit telah berlalu, Siska tak kunjung datang memasuki ruangannya. Mungkin sebentar lagi, jadi Dean memilih menunggu sembari memainkan Handphone miliknya.

Membuka room chat dengan Clarissa yang ternyata masih centang satu.

"Padahal di apart ada wifi," gumamnya.

Dean : Rissa, kabarin tolong

Setelah mengirimkan pesan tersebut Dean menyimpan kembali handphonenya. Melirik jam yang melekat di pergelangan tangannya.

"Lama banget," ucapnya sekali lagi. Cowok itu memutuskan untuk keluar saja, dari pada menunggu disini sendirian.

Namun saat ia hendak berdiri, pintu terbuka menampilkan Siska dengan sepasang kekasih, sepertinya.

"Silahkan," ucap Dean mempersilahkan mereka semua masuk.

Siska mengambil duduk tepat di samping Dean membuat Cowok itu bergeser sedikit karena terlalu mepet menurutnya.

Kedua pasangan itu ikut duduk dihadapan mereka berdua.

"Selama sore," sapa Dean mengawali pembicaraan.

"Sore," kata mereka berdua.

"Sebelumnya perkenalkan saya Deandra, dan di samping saya ini Siska selaku sekretaris di Studio ini."

Kedua sejoli itu mengangguk, "Kami kesini ingin memakai jasa kakak untuk acara Wedding kami nanti."

Dean pun mengangguk, "Baik, kira-kira kapan tanggalnya Mas?"

"Sekitar empat bulan lagi, untuk tanggal masih belum ditentukan."

Cowok itu menoleh kesamping untuk melihat  Siska yang sedang menyatat. Lalu Dean kembali menghadap depan, "dari luar kota ya mas?"

"Iya."

Mereka lanjut membahas hal tersebut. Clientnya kali ini pun cukup aktif dalam bertanya. Walaupun awalnya agak pendiam.

❤️‍🩹❤️‍🩹❤️‍🩹

Tepat pukul enam sore Dean sampai di lobby apartemennya. Sebelumnya ia tadi mampir membeli makanan sebentar karena di rumah jelas tidak ada makanan.

"Ini Pak."

"Makasih banyak loh Mas Deandra," ucap Pak Satpam. Dean memang selalu membeli lebih ketika membeli makanan. Ia akan selalu berbagi untuk satpam ataupun orang disekitarnya yang membutuhkan.

Dean mengangguk sopan lalu berjalan dan memasuki lift.

Setelah sampai di hadapan pintu apartemennya, cowok itu langsung menampilkan senyum yang sumringah.

Tak sabar menemui Clarissa.

"Rissa, gue udah pulang." Kata cowok itu saat sudah membuka pintu.

"Rissa?" Panggilnya lagi karena merasa tidak ada sahutan.

Namun ia tidak heran, karena Clarissa itu sedikit budek.

Dean berjalan menuju dapur, biasanya Clarissa ada di sana menyantap mie instan. Kebiasaan Clarissa yang baru ia ketahui akhir-akhir ini.

"Ris?" panggilnya lagi, namun di dapur pun tidak ada orangnya.

Tak mau putus asa, Dean kembali melangkahkan kakinya menuju kamar Clarissa. Mengetuk pintu kamar cewek itu sambil menyebutkan namanya.

Namun hasilnya tetap sama, tidak ada sahutan dari Clarissa.

Namun hasilnya tetap sama, tidak ada sahutan dari Clarissa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
When I'm With You✓ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang