25. Trust Me

44 21 0
                                    

Clarissa diantar pulang oleh Bastian sekitar pukul delapan malam. Bayangkan berapa jam yang ia habiskan bersama Bastian namun tidak merasakan bahagia sedikit pun.

Mamahnya maupun mamah dari Bastian juga tidak kembali setelah pamit untuk belanja. Clarissa tau, pasti ini otak dari mamahnya untuk membiarkan mereka berduaan.

"Makasii ya" ucap Clarissa setelah keluar dari mobil milik Bastian. "Mau mampir dulu?" tawarnya. Ya walaupun hanya pencitraan.

"Udah malem, aku harus pulang cepet." sahutnya. "Next time aku mampir," lanjut cowok itu.

Clarissa mengangguk. Bersorak di dalam hati karena cowok itu tidak mampir ke rumahnya. Sudah bosan rasanya setengah hari menghabiskan waktu bersama cowok itu.

"Yaudah kalau gitu, hati-hati ya."

Bastian mengangguk-angguk, ia melambaikan tangannya kepada Clarissa sebelum benar-benar menutup kaca mobil.

Clarissa berbalik dan berjalan memasuki rumahnya. Sampai ketika ia membuka pintu dan langsung di sambut dengan pemandangan mamahnya yang sedang menikmati segelas teh hangat seraya menonton televisi.

"Gimana sama Bastian?"

Clarissa melirik, "kerjaannya mamah yakan?"

Wanita itu terkekeh, seperti sangat puas dengan kelakuannya hari ini. "Iya, biar kamu tuh dekat, bisa ngenalin satu sama lain."

"Gabisa kalau dipaksa."

"Cobalah kamu kasih Bastian akses buat masuk dalam hidup kamu Clar," usul mamahnya dengan sedikit emosi.

"Dia juga bakal masuk walaupun aku ga mau," sahut Clarissa lagi.

"Kamu jangan mancing emosi mamah ya Clar."

"Terserah," jawab Clarissa. "Aku udah nurutin kemauannya mamah-kan hari ini? Tanpa ada protes sedikit pun."

Mamahnya mulai menyimak apa yang ingin Clarissa sampaikan. "Terus?" tanyanya.

"Sekarang giliran aku mah."

"Jangan macam-macam kamu Clar," ancam mamahnya.

Clarissa membuang pandangannya sebentar lalu kembali menatap wanita itu. "Engga," sahutnya.

"Apa mau kamu?"

Cewek itu nampak terdiam lalu detik setelahnya ia mengucapkan permintaannya. "Aku mau ketemu Naura."

"Ketemu Naura?" ulang mamahnya. "Ada rencana apalagi Clar?"

Clarissa menghela napasnya. Mamahnya ini berlebihan menurutnya. Terlalu berprasangka buruk. "Gada rencana apa-apa Mah."

"Seharian besok aku mau keluar sama Naura," sambung Clarissa.

"Seharian?" ulang mamahnya. "Enggak!"

"Aku udah nurutin kemauan mamah loh, apa salahnya sih mamah nurutin apa yang aku mau?"

"Mamah bisa aja nurutin, tapi kamunya gabisa di percaya."

Clarissa berdecak, "kali ini bisa."

"Engga Clar!"

"Mah, aku udah mau nurutin maunya mamah jalan sama Bastian itu."

Mamahnya terdiam, tidak bisa membantah. Karena semua itu memang rencananya. Tapi ia takut jika kali ini membolehkan Clarissa pergi bersama Naura, ia akan kehilangan Clarissa lagi.

"Apa jaminan kamu?"

Kali ini Clarissa yang terdiam. Tidak tahu ingin memberikan jaminan apa. Karena memang tidak ada yang harus di jamin.

When I'm With You✓ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang