4. Thinking About You

124 81 24
                                    

"Malem nih sabi kali ps di rumah lo," celetuk Nathan yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya. Begitulah teman akrabnya ini, akhlaknya agak kurang.

"Ps mulu," sahut Dean yang masih fokus dengan komputer dihadapannya.

Nathan duduk di sofa, lalu melempar bolpoin kearah Dean. "Kemaren lo ga datang pagi padahal ada meeting anjir."

"Meeting gitu doang, lo juga bisa handle."

Nathan menggeleng seraya terkekeh, "ya aneh aja, biasanya lo ga pernah skip meeting."

Dean tak menyahut lagi. Rasanya waktu kurang pas jika ia membicarakan kejadian tersebut saat ini.

"Kemaren gagal dealing juga sama klien." Nathan kembali membuka topik pembicaraan yang dimana Dean langsung menatapnya.

Dean tidak pernah main-main soal pekerjaan, terlebih soal klien.

Nathan yang paham akan tatapan Dean langsung kembali membuka suara, "Ferdi ngomongnya belibet anjir, si klien jadi ragu terus akhirnya mutusin gajadi tanda tangan kontrak."

"Padahal proyek gede anjir. Rugi." Lanjut cowok itu.

Dean menghela napas seraya mengusap keruh wajahnya. Benar, proyek itu memang besar. Jika kemaren berhasil tanda tangan kontrak, pasti perusahaannya untung besar.

"Bulan ini ada berapa proyek?" tanya Dean.

Nathan nampak berpikir sebentar. Jari-jarinya bergerak mengira-ngira. "Tiga doang si, itu juga wedding semua. Tapi untungnya ketiganya itu ngambil full package foto video. Aman si buat bulan ini." terang Nathan panjang.

tok tok tok

Kedua orang yang tengah berbincang itu menoleh kearah pintu secara bersamaan. Lalu Dean mengeluarkan suara, "masuk."

Pintu terbuka. Masuklah seorang wanita dengan setelan rok span pendek dengan high heels di kakinya. Tak lupa dengan kemeja ketat membalut tubuh bagian atasnya.

"Maaf pak, saya mengganggu. Ada beberapa berkas yang harus ditandatangani bapak." Wanita itu menerangkan. Siska namanya, sekertaris di studio yang Dean bangun.

Dean membaca beberapa dokumen yang diserahkan oleh Siska. Dia bukan tipe orang yang ceroboh asal mendatangani berkas.

Siska yang berada dihadapan Dean selalu mencuri pandang. Menatap lamat bos dirinya yang sedang memberikan tanda tangan itu.

Hal itu tak luput dari pandangan Nathan yang sedari tadi memperhatikan mereka. Dalam hati berdecih melihat kelakuan Siska.

"Terimakasih banyak pak," ucap Siska setelah Dean selesai. Dean hanya mengangguk sebagai respon.

Nathan masih memperhatikan Siska sampai cewek itu hilang dibalik pintu. Dengan sigap ia menarik diri mendekat pada Dean. "Lo kok ga pecat aja sih tuh nenek lampir?"

Dean merasa risih dengan Nathan yang terlalu dekat dengannya. Dengan tulus ia dorong Nathan sampai termundur.

"Jahat betul," lirih Nathan.

"Kenapa gue harus pecat dia?"

Nathan diam, tidak punya alasan yang jelas. "Ya dia mirip nenek lampir aja."

"Sinting lo!" ucap Dean. Cowok itu mengambil tasnya dan berlalu keluar dari ruangan.

"Lo ga keluar gue kunci," ujarnya dari luar dengan sedikit teriakan.

Nathan gelagapan, cowok itu mengambil handphonenya lalu bergegas keluar dari sana. "Mau kemana sih lo? buru-buru amat, biasanya ga gitu."

"Pulang."

"Pulang? jam segini lo pulang?" tanya Nathan beruntun. Dean hanya berdehem merespon.

"Gue ikut."

Dean yang hendak membuka pintu mobil jadi mengurungkan niatnya. Membalikkan badan menatap Nathan dibelakangnya.

"Gabisa!"

"Dih aneh betul. Biasanya iya-iya aja."

"Itu dulu, gue jadi dikibulin mulu sama lo karena terlalu baik," balas Dean membuat Nathan ternganga. Cowok itu kemudian masuk kedalam mobilnya.

❤️‍🩹❤️‍🩹❤️‍🩹

Dean melepas sepatunya saat ia sudah berada di dalam apartemen. Sebelumnya tidak pernah merasa bersemangat seperti ini saat pulang ke rumah.

Biasanya ia langsung mengurung diri di kamar. Namun kali ini tidak akan begitu lagi. Ada seseorang yang dia cari. Seseorang yang sedari tadi mengusik pikirannya.

"Clar," panggilnya.

"Clarissa," panggilnya lagi saat tak mendapat sahutan.

"Clar, lo dimana?"

"Di dapur," sahut cewek itu.

Dean merasakan bibirnya berkedut mendengar suara itu. Suara yang sedari pagi ia rindukan. Pemilik suara itu pun tak berhenti mengusik pikirannya.

Dan orang itu yang berhasil membuat dirinya ingin selalu pulang ke rumah.

a/nhallo, jangan lupa vote yakk💐btw kalian bisa follow ig sma tiktok gue ashnbllaa buat dapet spoiler atau info update!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

a/n
hallo, jangan lupa vote yakk💐
btw kalian bisa follow ig sma tiktok gue ashnbllaa buat dapet spoiler atau info update!!

When I'm With You✓ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang