1. Meet You

161 94 51
                                    

"Ambil lamaran itu atau kamu mati aja!" Kalimat itu terus menerus berputar di pikirannya.

Mati.

Ayo akhiri ini semua.

Clarissa menaiki tepian jembatan. Menatap lamat aliran air dibawah sana. Ia memenjamkan matanya seraya mendongak keatas, butiran hangat mulai membasahi pipinya.

Satu hal yang ada dipikiran Clarissa saat ini. Mengakhiri hidupnya. Mengakhiri segala rasa sakit yang ia rasakan. "Aku cuman mau tenang." Ucap gadis itu.

Satu kaki sudah mengambang diatas angin. Kaki satunya masih bertanjak di pembatas jembatan.

Gadis itu memejamkan matanya. Berharap ini keputusan terbaik yang ia ambil dalam hidupnya.

Keputusan terbaik untuk mengatasi semua masalahnya.

Clarissa, gadis yang selalu bersikap baik-baik saja, kini memilih menyerah dan mengakhiri hidupnya.

❤️‍🩹❤️‍🩹❤️‍🩹

Rutinitas Dean sebelum berangkat bekerja adalah lari pagi. Jam enam pagi waktu yang tepat untuk melakukan rutinitasnya tersebut. Karena pada jam itu, masih sepi dan sejuk.

Cowok itu memakai earphone setelah selesai mengikat tali sepatunya. Lalu ia memeriksa smartband untuk memastikan barang itu terhubung dengan handphonenya.

Dean mulai berlari kecil menyusuri perumahannya. Mungkin pagi ini ia tidak akan lama karena pekerjaan di kantor sangat menumpuk.

"Baru segini udah kerasa banget," gumamnya. Cowok itu melirik kearah smartband di lengannya. "baru lima ratus meter padahal."

Kakinya menepi menuju kursi di pinggir jalan. Mendudukkan dirinya sebentar sebelum melanjutkan lari paginya.

"Lupa bawa minum lagi," lirih Dean. Matanya mengedar berharap ada toko yang sudah buka. Namun hasilnya nihil, tidak ada toko yang buka.

Terlebih ini bukan jalan raya.

Dean memicingkan matanya saat menatap satu objek yang sangat aneh. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan pelan kearah depan.

Memastikan apakah itu manusia.

Atau, bukan.

Lelaki itu mempercepat langkahnya saat melihat satu kaki orang tersebut mengambang diatas angin.

Seperti ingin melompat dari pembatas jembatan.

Dean semakin mempercepat langkahnya karena jarak antara tempat duduknya tadi dengan jembatan ini lumayan jauh.

Saat kaki orang itu mulai terangkat ke depan, Dean semakin berlari kencang, lalu dengan sigap ia menarik tangan orang itu.

"Cara gitu ga bikin masalah lo beres." ucapnya lantang dengan napas memburu.

Dean memperhatikan orang direngkuhannya ini. Ternyata seorang cewek.

Cewek itu menatap kosong kearah air di bawah jembatan. Hal itu tidak luput dari pandangan Dean.

 Hal itu tidak luput dari pandangan Dean

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue cape aja," lirih gadis itu.

Dean melirik namun mulutnya masih terkunci rapat. Memberikan ruang untuk Cewek ini berbicara berbicara lebih banyak.

"Gue yakin ini jalan terbaik buat ngilangin masalah gue," Lanjutnya.

"Dengan cara ngilangin diri lo?" Sahut Dean telak. "Gue ga tau masalah lo segimana besar sama beratnya, tapi jangan kayak gitu."

Cewek itu langsung menatapnya dengan mata yang berkaca, "terus gue harus apa?"

Dean terdiam sebentar, bingung harus menjawab apa. Bukannya ia tidak punya jawaban. Tapi posisinya, cewek ini sedang sensitif.

Dean takut jika ia salah bicara, cewek ini memilih loncat lagi.

"Lo mau gue anter pulang?" ucap Dean ragu. Takut sendiri dengan pertanyaan tersebut. Dalam hati merutuki dirinya yang sangat bodoh.

"Pulang?" Ulangnya. Cewek itu terkekeh, "masalah gue disitu, dan lo mau nganter gue ke masalah itu? pulang?" tanyanya beruntun.

Dean memejamkan matanya. Bingung harus bagaimana menghadapi situasi ini. Terlebih sebelumnya ia tidak pernah memiliki hubungan dengan cewek.

"Nama lo siapa?" tanya Dean setelah berhasil membujuk dan membawa cewek itu duduk ke tempatnya tadi.

Cewek itu mendudukkan dirinya terlebih dahulu lalu menjawab pertanyaan Dean. "Clarissa."

"Gue," ucapnya menjeda, "Deandra."

Ia melirik lalu mengangguk. Setelahnya cewek itu membuang pandangan kearah lain.

Dean ikut duduk disampingnya. Ada niatan membelikan makanan atau minuman tapi ia tidak berani meninggalkan cewek ini sendiri.

Cowok itu berperang dengan pikirannya. Lalu ia meraih handphone di sakunya. Melihat beberapa panggilan tak terjawab membuatnya mendengus lalu mendial nomer tersebut.

"Lo bisa ga sih walaupun lagi work out handphone tetap bunyi?" semprot orang di sebrang sana.

Dean masih belum menyahut. Ia melirik kearah Clarissa yang ternyata melirik kearahnya juga.

Dean mengisyaratkan bahwa ia sedang mengangkat telpon lalu ia sedikit menjauh dari Clarissa.

Namun tentunya cewek itu masih dalam jangkauan pandangannya.

"Nath, gue gabisa ngantor hari ini. Izinin ya, gue ada urusan penting." Terang cowok itu lalu segera mengakhiri panggilan.

"Clar, lo mau ikut gue?" tanyanya ketika kembali menghampiri Clarissa.

"Clar, lo mau ikut gue?" tanyanya ketika kembali menghampiri Clarissa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
When I'm With You✓ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang