8. Notification

94 69 21
                                    

"Eh Dean, kenapa kamu disini?" sapa seseorang membuat Dean menoleh kearahnya.

Dengan gerakan cepat Dean menyembunyikan kertas resep yang berada di genggamannya.

"Siska," beo Dean.

Cewek itu, Siska mengangguk. "Ngapain kamu di sini De?"

"Selanjutnya," ucap apoteker tersebut.

"Eh De giliran kamu," ucap Siska memberi tahu.

"Duluan."

"Aku?"

"Iya."

Siska berdecak, "gaboleh gitu, kan kamu duluan yang antri."

"Duluan Sis,"

Mau tak mau Siska menuruti permintaan dari Dean, bos dari pekerjaannya. Karena banyak yang mengantri jadi ia tidak ingin memperdebatkan hal kecil.

Selang beberapa menit, cewek itu selesai dengan plastik obat ditangannya. Lalu Siska menunduk dan segera berlalu dari hadapan Dean.

Dean mengembuskan napasnya lega. Kaki jenjangnya melangkah kedepan. Kini giliran dia mengambil obat.

"Wah Kak Dean, lama ga kesini." Sapa apoteker yang sudah akrab dengan Dean.

Dean mengangguk, "ini rincian dari Dokter Angga," ucapnya seraya menyerahkan lembaran resep itu.

"Baik," sahut apoteker yang langsung mengerjakan tugasnya.

"Masih kerja Kak?"

"Iya masih."

"Mimpin studio ya?"

"Iya."

Apoteker menyerahkan obat untuk Dean, "wah nanti kalau saya ada wedding bisa dong ke Kak Dean," godanya.

"Tinggal hubungin marketing saya aja," sahut Dean seraya mengambil obatnya. Kemudian ia berlalu mempersilahkan urutan selanjutnya.

"Dean," panggil seseorang, membuat dirinya menoleh kesamping.

Benar kata Nathan, cewek satu ini tidak ada sopan santunnya sama sekali. Bahkan dengan atasannya.

"Kamu sakit apa gimana?" tanya cewek itu, menyeimbangi langkahnya.

"Obat kamu banyak banget De," cewek itu kembali berdialog.

"Bukan punya gue," sahut Dean.

"Terus, punya siapa?"

Dean menghentikan langkahnya, lalu menghadap penuh kearah Siska yang sedari tadi tidak berhenti mengoceh. "Bisa stop nanya suatu hal yang ga harus lo tau ga?"

Siska langsung kicep. Terbungkam lama karena Dean terlalu to the point. Cewek itu memandang Dean yang kembali melangkahkan kakinya.

Dirinya pun tidak ingin ketinggalan, makanya ia dengan langkah cepat kembali mensejajarkan dengan cowok itu.

"De," panggilnya.

Dean menoleh saja tak menyahut. Sungguh ia tidak ingin berada di samping Siska. Sebenarnya Dean cukup sadar kalau Siska sering mencari perhatiannya. Namun ia memilih mengabaikan dengan harapan cewek itu berhenti.

Namun ternyata ia salah. Semakin dibiarkan, cewek ini semakin liar. Mendekati dirinya secara terang-terangan.

"Dean aku boleh ga ikut sama kamu?"

Dean menyerngit, "ikut?"

Siska mengangguk, "itu, maksudnya, boleh ga kamu anterin aku pulang?"

"Kenapa harus gue?" tanya Dean. bingung sendiri.

When I'm With You✓ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang