18. A Story

49 34 6
                                    

Malam itu Dean mengemudi bersama Kai dan Naura. Dua orang yang mengaku teman dekat dari Clarissa.

"Ini lewat mana?" Dean bertanya.

"Terus aja dulu, nanti kami arahkan." Naura menyahut.

Dean menganggukkan kepalanya lalu kembali fokus mengendarai mobilnya.

"Lo yakin dia disitu Nau?"

Naura memandang malas kearah Kai. Cowok itu sangat berisik sedari tadi. "Yaiyalah!"

"Kenapa kita ga nyoba cek ke club?" Usul dari Kai. Cowok itu memiliki pikiran di luar nalar.

"Club?" beo Dean. Kali ini ia merasa seperti orang bego karena tidak tahu apa-apa. Yang ia lakukan kali ini hanya menuruti apa kata dua bocah ini.

"Biasanya Clarissa kalau lagi berantakan dia pergi ke club," Naura kembali menerangkan.

"Lo yang ajak!" Sela Kai.

"Lo bisa ga sih serius dulu?"

Kai mengerutkan dahinya, "emang biasanya lo yang ngajakkan?"

"Lo juga!"

"Kalian bisa jangan berantem dulu ga?" Dean mulai jengah dengan dua manusia ini karena hobinya beradu mulut.

Dua-duanya langsung kicep. Tidak ada yang berani membuka mulut karena wajah Dean sangat menyeramkan saat ini.

"Bagus," Dean memuji. "Sekarang kalau boleh, ceritakan tentang Clarissa kepada saya bisa?"

Sungguh Dean sangat penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi pada Clarissa. Bukan sekedar penasaran, tapi dia memang peduli pada cewek itu.

Ingin mengetahui lebih banyak tentang gadis itu karena sebelumnya ia tidak berani menanyakan hal itu langsung kepada Clarissa.

Ia tidak ingin membuat Clarissa kembali mengingat kejadian yang mungkin sangat tidak disukai olehnya.

Maka dari itu Dean bersikap bungkam untuk melindungi perasaan Clarissa. Namun ia selalu kepikiran tentang mengapa cewek itu sampai ingin mengakhiri hidupnya. Pasti masalah yang dipikulnya terasa sangat berat hingga ia tidak mampu menggendongnya lagi.

Namun apa masalah itu.

"Dia dipaksa mamahnya buat nikah biar perusahaan mamahnya tetap jaya," terang Naura.

"Buat perusahaan?"

Naura mengangguk, "mamahnya dari si cowok yang mau dinikahkan sama Clarissa ini punya pengaruh gede buat perusahaan mamahnya Clarissa."

"Kebetulan mamahnya si cowok itu suka sama Clarissa, si anak cowoknya itu pun juga suka. Setau gue tuh cowok minta ke emaknya biar dinikahin cepet sama Clarissa."

"Clarissa gamau. Dia udah nyoba nolak, tapi semakin dia nolak, semakin mamahnya berubah jadi orang gila stres gada otak anjing!" Naura meneruskan ceritanya sambil mengumpat. Terlewat kesal dengan wanita iblis itu.

"Dia berani main fisik sama Clarissa kalau cewek itu nolak!"

"Mamahnya juga gamau biayain Clarissa kuliah. Rencananya tuh cewek mau kuliah taun depan makanya dia caro uang mati-matian taun ini biar bisa kuliah taun depan.

"Mamahnya selalu larang Clarissa ini itu. Ketauan temenan sama cowok aja dioukulin sampe biru-biru badannya. Makanya gue agak kaget ko bisa tiba-tiba Clarissa sama lo."

"Clarissa juga disuruh terus jalan sama Bastian."

"Bastian siapa?" tanya Dean menyela.

"Itu yang mau dinikahin paksa sama Clarissa."

Dalam hati Dean meringis mendengar cerita tentang Clarissa. Pasti berat untuk dijalani. Rasa sesal menggerogoti dirinya. Andai saja saat itu ia tidak menyuruh Clarissa menunggu diluar, pasti hari ini ia masih bercanda bersama cewek itu.

Tidak seperti sekarang. Cewek itu hilang entah kemana.

"Makanya gue saranin kita susul kesana. Ke rumah Clarissa. Gatau kenapa feeling gue kuat banget dia di rumah situ." Ucap Naura lagi.

"Tapi kenapa dia di situ coba?"

Naura memutar bola matanya, "pertanyaan lo itu mulu Kai, kayak orang bego!"

"Tapi yang Kai bilang ada benernya."

"Okay gini," Naura kembali membuka suaranya. Kembali menjelaskan karena manusia berdua ini tidak percaya dengan dirinya.

"Mamahnya Clarissa itu licik, dia juga punya banyak anak buah yang handal. Ga sembarangan orang yang bisa dilawan gitu aja!"

"Clarissa kabur dari rumah ga mungkin mamahnya duduk anteng sedangkan kalau Clarissa gada ya perusahaan dia hancur."

"Oke saya mengerti," Dean menjawab, rupanya begitu. Memang benar, kalau tidak tahu apa-apa mending diam mendengarkan.

"Jadi gue ada rencana," ucap Naura dengan yakin.

"Jadi gue ada rencana," ucap Naura dengan yakin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
When I'm With You✓ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang