9. Clubbing

92 60 38
                                    

Sore hari, Dean tengah santai di atas sofa sembari menikmati segelas teh hangat dengan novel di tangannya.

Cowok itu terlihat fokus membaca walaupun sesekali memainkan handphone untuk membalas beberapa klien.

Suara pintu tertutup membuat perhatiannya teralihkan. Clarissa rupanya. Cewek itu berpakaian rapi dengan jeans diatas lutut.

Dean terpukau dibuatnya.

"Mau kemana?" tanya Dean setelah cewek itu berada dihadapannya.

"Aku keluar boleh?"

"Kemana?"

Clarissa menggaruk tekuknya yang tak gatal, "Ya keluar."

Dean teringat suatu hal. Notifikasi yang ia baca tadi malam. "Rissa, tell me."

"Hang out," jawab cewek itu membuang pandangan.

"Sama siapa?"

"Temen."

"Kalau gue ga kasih izin?"

Clarissa berdecak, "De, aku bosan di rumah terus." Cewek itu mengeluh.

"Yaudah, sini sama gue. Lo tinggal sebutin aja mau kemana."

"Ish, bukan gitu."

"So, what you want?"

"Go with my friend."

"Just tell me, lo mau kemana?"

"Gatau, mall mungkin, terus makan, keliling."

Dean mengangguk, mengiyakan. Walaupun dalam hatinya gelisah. Entah harus mempercayai Clarissa, atau notifikasi yang ia lihat tadi malam.

"Gue anter ya?" Dean menawarkan diri.

"Aku dijemput De," sahutnya. Sedikit tidak enak.

Perasaan Dean makin tidak nyaman, tapi sesegera mungkin ia mengenyahkan hal itu. Teman Clarissa tidak mungkin hanya satu. Dan yang menghubungi Clarissa tidak tentu cuman itu.

Jadi, yang harus Dean lakukan saat ini adalah berpikir positif.

"Kabarin terus boleh?" pintanya. Sungguh ia tidak bisa tenang membiarkan cewek ini keluar sendiri.

Clarissa mengangguk, "iya aku kabarin. Bye!"

Cewek itu keluar dari apartemennya dengan sumringah. Dean tersenyum kecil melihat hal itu. Jarang sekali melihat Clarissa riang begitu.

Ia kembali duduk di sofa, membuka laptop miliknya. Mengerjakan beberapa pekerjaan karena bingung ingin melakukan apa.

❤️‍🩹❤️‍🩹❤️‍🩹

"Clar, bused kangen banget." Naura, teman akrab dari Clarissa langsung menyeruak memeluk dirinya.

"Nau, lepas."

Naura dengan renyah menonjok bahu Clarissa, "lebay lo."

"Ngaca."

"Lo giliran Kai yang ngajak langsung gercep."

Kai yang berada di belakang Clarissa langsung tertawa, "gue kan pacarnya," sahut cowok itu seraya meraih pinggang Clarissa.

"Kai," tegurnya. Tangan Clarissa beralih menurunkan tangan cowok itu dari pinggangnya.

"Pacar pacar, minimal tembak," sindir Naura. Geram sekali dengan Kai yang selalu menganggap sahabatnya pacar pada tidak pernah menyatakan perasaan.

"Mati dong, cantiknya gue."

"Idih najis," balas Naura. Cewek itu menggandeng tangan Clarissa membawa cewek itu masuk ke dalam kerumunan. "Let's party!!" Serunya.

"Ayo minum Clar," Naura menyodorkan segelas alkohol untuknya.

Clarissa masih waras menolak pemberian itu. Cewek itu memilih duduk di sofa karena telinganya terasa pecah berada disini.

"Dikit aja, biar masalahnya hilang." Kai datang dengan segelas minuman itu menyodorkan kepadanya.

Clarissa memandang lamat gelas itu. Hal yang selalu ia lakukan ketika menghadapi banyak masalah.

"Thanks," ucap Clarissa setelah mengambil gelas itu dari tangan Kai. Cowok itu pun tersenyum kepadanya.

"Woa om sini," teriakan dari Naura kepada pengunjung club lainnya. Cewek itu sudah dikuasai alkohol rupanya.

"Urusin Naura deh," pinta Clarissa pada Kai yang duduk disampingnya. Kai dengan cepat mengiyakan keinginan Clarissa. Cowok itu masuk kedalam kerumunan untuk menjemput Naura.

Naura kalau sudah mabuk mamang jadi tidak waras. Mulutnya nyerocos sana-sini. Terakhir kali, Naura hampir dibawa om-om karena cewek itu sendiri yang menggoda.

Untungnya Kai selalu sigap untuk cewek itu.

"Pusing," keluh Clarissa. Efeknya sudah mulai terasa.

"Ko mamah ga cariin gue ya." Clarissa kembali mengoceh. "Gue gamau dipaksa nikah, ko mamah ngotot."

Wajah cewek itu berubah menjadi sendu. "Mamah ko jahat banget."

"Sering mukul juga."

"Padahal aku selalu nurutin maunya mamah."

Cewek itu menelungkupkan kepalanya diatas meja, mulai terisak ditengah kesadaran yang tipis. "Cape banget, mau mati aja."

"Papah sekarang udah seneng sama keluarga barunya."

"Aku sama siapa?"

Tepukan dibahunya membuat Cewek itu berhenti mengoceh. Mengangkat kembali kepalanya untuk melihat siapa yang menepuk bahunya.

"Kai?" sungguh penglihatan Clarissa memburam saat ini. Efek dari minuman tadi ditambah ia menangis.

Orang itu menggunakan pakaian serba hitam. Tanpa mengucapkan apapun, ia langsung menarik Clarissa.

Clarissa dengan tubuh yang lemah dan kesadaran yang tipis pun mengikut saja.

"Kai mau kemana?" tanyanya. Namun masih tidak ada sahutan.

"Ko gelap banget Kai, gada lampu-lampu."

"Kita pulang ya Kai?"

Cewek itu masih mengoceh. Matanya pun ia pejamkan karena tidak kuat menahan pening di kepalanya.

BRAKK

BUGH

BUGH

BUGH

"KAI," Clarissa menjerit namun setelah itu kesadaran direngut semuanya. Kegelapan menyelimuti dirinya.

 Kegelapan menyelimuti dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
When I'm With You✓ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang