17. Run Away Again

51 33 7
                                    

Malam itu, Clarissa melancarkan aksi gilanya lagi. Resikonya sangat besar, namun ia harus tetap mencoba.

Sepuluh menit sebelumnya, Clarissa sudah mendengar suara mobil mamahnya yang melaju keluar dari rumah.

Artinya tidak ada orang di rumah ini.

Clarissa berjalan menuju pintu balkon kamarnya yang berada di lantai dua. Dia akan keluar dari sana.

Cewek itu menoleh kebelakang tepat dimana kasurnya berada. Sudah ada guling yang ditutupi oleh selimut, seolah-olah ia sedang tertidur di sana.

Memejamkan matanya sebentar, lalu merasa sangat yakin dengan keputusannya kali ini.

Clarissa hanya ingin kembali ke rumah sebenarnya.

Dean

Tangannya menyambar blazer untuk dipakai. Kini, kakinya sudah menginjak balkon kamarnya. Ngeri sendiri melihat ke bawah yang sangat jauh.

Tidak, ia tidak langsung melompat. Itu bunuh diri namanya.

Clarissa menutup pintu serta tirainya terlebih dahulu. Lalu cewek nekat itu menaiki pagar dengan hati-hati.

Untuk pagar balkonnya hanya se-dada dirinya. Jadi tidak perlu repot.

Cewek itu sudah berada di luar pagar. Lalu kakinya mencoba meraih injakan di bawah pagar. Dengan tangan yang masih memegang erat pagar itu.

Dia berhasil menginjaknya. Dengan napas memburu, ia duduk terlebih dahulu. Tangan serta tubuhnya bergetar hebat. Rasa takut mulai menyelimuti dirinya.

"Dean, aku takut." Lirih Cewek itu. Entah mengapa nama Dean selalu berputar kepalanya.

Seolah cowok itu akan datang menjemput dan menyelamatkannya.

Clarissa kembali berdiri. Tidak punya waktu banyak karena ia tidak tahu kapan mamahnya akan pulang ke rumah.

Cewek itu menggantungkan dirinya dengan tangan yang berpegangan erat di ujung. Kakinya berusaha menyentuh pagar atas yang sangat susah di injak.

Ia menghela napas panjang, pelan-pelan melepaskan tangannya agar kakinya bisa menginjak pagar itu.

Clarissa memperhatikan kembali keadaan rumahnya sebelum benar-benar melompat dari pagar itu.

Bugh

"Aduh," lirihnya. Rasa sakit menjalar ke seluruh tubuhnya saat dirinya terduduk diatas tanah.

Kakinya terasa keram namun tetap ia paksa bangkit dan berlari dari rumah sialan itu. Melewati jalan belakang karena jika lewat depan akan memudahkan mamah mendapatkannya.

Gadis itu memasuki gang kecil dengan penerangan yang minim. Merasa deja vu karena pernah melewati jalan ini saat menuju jembatan.

Jembatan tempat ia ingin mengakhiri semuanya. Namun di jembatan itu pula ia bertemu orang yang membuatnya ingin terus hidup.

"Ga kuat," keluhnya. Tapi ia tidak menghentikan atau memelankan langkahnya sedikit pun.

Malahan ia mempercepat langkahnya karena takut ketahuan.

semakin masuk ke dalam gang terpencil itu, semakin minim penerangannya. Terlebih yang ia lewati saat ini hanya pepohonan. Jarak antar rumah satu sama lain sangatlah jauh.

Tapi Clarissa tidak punya waktu untuk takut. Karena saat ini ia harus memikirkan bagaimana caranya kabur, kabur, dan kabur.

Cewek itu menoleh kebelakang dengan kaki yang terus berlari. Merasa sudah jauh dari rumah itu.

Lalu dirinya kembali menghadap depan namun sialnya ia menabrak hingga tubuhnya tersungkur diatas tanah.

❤️‍🩹❤️‍🩹❤️‍🩹

Anna memasuki rumah mewah yang saat ini dihiasi dengan lampu-lampu serta tatanan khusus pesta.

Pemilik rumah ini mengadakan pesta besar-besaran untuk seluruh rekan bisnisnya, karena baru saja dealing projek besar.

"Aduh jeng akhirnya kamu sampai juga." Rita datang menghampiri Anna dengan segelas minuman di tangannya. Wanita itu terlihat anggun dengan setelan dress satin selutut nampak pas dibadannya.

"Anna apa kabar?" rekannya yang lain ikut nimbrung.

Anna mengangguk, "baik."

"Denger-denger Bastian malu ngelamar Clarissa ya beb," goda Dewi. Rita langsung salah tinggal mendengar hal tersebut.

"Katanya bulan depan tuh," Maya menambahkan sambil menyenggol lengan Rita.

Rita yang sudah salah tingkat tak kuasa menahan tawanya, "aduh jeng, minggu depan nanti dateng ke rumah Anna." Rita melirik Anna sambil tersenyum.

Anna ikut tersenyum namun sedikit terpaksa, "Iya dong beb, nanti dapet deh undangannya." Ucap Anna. Padahal ia tidak tahu sama sekali kalau hal itu akan benar-benar terjadi atau tidak.

Namun kekhawatirannya berkurang sedikit karena ia sudah berhasil membawa Clarissa pulang.

Karena jika Clarissa tidak menikah dengan Bastian, maka hancurlah bisnis yang Anna bangun.

Rita sangat berpengaruh pada bisnisnya saat ini. Wanita itu berani mengeluarkan ratusan juta hanya untuk bisnisnya. Jadi kalau wanita itu marah karena Clarissa tidak menerima lamaran tersebut. Ia tidak tahu bagaimana cara mengembalikan uang Rita dan menyelamatkan bisnisnya.

 Ia tidak tahu bagaimana cara mengembalikan uang Rita dan menyelamatkan bisnisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
When I'm With You✓ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang