Chapter 2

25 5 0
                                    

Elena kebingungan dengan apa yang ia alami pagi ini. Dia ditabrak seorang pemuda yang entah darimana asalnya, lalu dia berkenalan dengannya, kemudian pemuda itu pergi.

Setelah sepersekian detik, Elena pun teringat kalau masih ada barang yang harus dibeli yaitu bumbu-bumbu masakan. Elena pun pergi ke sentra bumbu.

"Oh, iya. Aku belum membeli bumbu-bumbu. Aku harus cepat-cepat membelinya sebelum tutup." Elena mengambil tas belanja dan bergegas menuju ke sentra bumbu.

Sesampainya di sana, Elena hampir kehabisan nafas karena dia lari terburu-buru. Dan benar saja dugaannya, toko sudah mulai ditutup.  Penjaga toko juga menutup pintu-pintu toko. Elena yang panik gegara itu berlari ke arah penjaga toko.

"Tunggu!! Jangan ditutup!! Aku ingin berbelanja!" Penjaga yang sedang mengunci pintu pun terkaget dengan teriakan Elena.

"Astaga, kenapa kau baru datang sekarang, Elena?" ujar wanita penjaga toko yang kebetulan mengenali Elena. Elena hanya menjawab dengan tawaan kecil saja.

Penjaga pun membuka kembali pintu-pintu yang terkunci tadi. Mereka masuk ke dalam toko. Banyak sekali rak-rak yang berisi toples bumbu-bumbu yang bervariatif. Toko ini merupakan surga bagi para koki dan orang yang gemar memasak termasuk Elena.

"Baiklah, apa yang kau butuhkan?" tanya penjaga toko itu.

"Aku membutuhkan bubuk jahe, kunyit, ketumbar, dan jinten." Penjaga toko tersenyum dan mengambil apa yang diperlukan pembelinya.

Penjaga toko memasukkan barang belanjaan ke dalam tas belanja yang Elena berikan, dan menghitung total belanjaan dengan mesin kasir tradisional.

"Baiklah, ini belanjaanmu. Harganya 5 dollar."

Elena mengambil dompetnya dan mengambil uang, namun wajah Elena seketika risau.

Aduh, uang yang tersisa tinggal 3 dollar, masih kurang 2 dollar lagi. Apa yang harus aku lakukan? batin Elena.

"Hmm, maafkan aku. Bisakah aku hanya membayar seharga 3 dollar saja?" tanya Elena.

"Mengapa? Uangmu tidak cukup?" Elena sedikit mengangguk dengan rasa malu. Sebenarnya penjaga toko itu mengenal Elena dan Tracy, dan ia juga tau bahwa mereka sedang mengalami krisis ekonomi. Karena kasihan, penjaga toko itu membolehkannya.

"Baiklah, tidak apa-apa," Elena langsung senang dengan ucapan penjaga toko itu. Elena pun memberi 3 uang kertas padanya.

"Terima kasih banyak, bu! Nanti kalau ada rezeki, aku bisa memberi 2 dollar lagi!" Penjaga toko membalas dengan senyuman dengan wajah kerutnya.

Setelah mendapatkan semua yang dibutuhkan. Elena akan kembali ke rumah. Dan, pasar pun akan segera tutup karena sudah menjelang siang.

Namun, siang ini nampaknya tidak begitu baik, karena orang-orang tetiba saja berlarian dan berhamburan seperti untuk menyelamatkan diri. Elena tentu saja kebingungan dengan apa yang terjadi. Padahal tadi pagi baik-baik saja.

"Selamatkan diri kalian! The Phantom King kembali lagi!" teriak seorang warga.

"Apa? Bukankah ia telah lama hilang? Untuk apa dia kemari???" teriak panik warga lain.

"Aku tidak tahu!"

Kepanikan tentang kembalinya The Phantom King ada di mana-mana. Tapi, Elena sama sekali tidak mengerti.

"Siapa itu The Phantom King? Mengapa semua orang di sini takut padanya?" batin Elena.

Sembari Elena berjalan pulang ke rumah, ada banyak sekali perwira-perwira yang lewat seolah akan ada peperangan. Banyak penjual pria di pasar menutup tokonya cepat-cepat untuk ikut berperang. Suasana di sana benar-benar kacau.

Album for the YoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang