Chapter 9

9 2 3
                                    

"WAKTUNYA...

UNTUK....

MATI!!!"

Makhluk itu melayangkan pedangnya ke tubuh Elena yang terpojok.

AAAARRRRGGGHHHHH!!!!!

SREETTT

"HEI! JAUHKAN BENDA ITU DARINYA!" ucap seseorang yang menggagalkan aksi dramatis itu. Orang itu adalah...

"C-Connor??" kaget Elena tidak percaya. Bagaimana bisa ia berada di sini? Tapi itu tidak penting, yang penting adalah bahwa Elena masih selamat.

"Cepat kau pergi dari sini! Sebelum terkena bayangannya!" peringat Connor.

"Apa yang kau lakukan??"

"Aku akan menghancurkan makhluk ini!"

"Tunggu, dia itu Mai!!"

"Iya aku tahu, kau jangan khawatir, Mai akan baik-baik saja! Sekarang pergilah!" titah Connor pada Elena. Elena pun menurut, ia mempercayakan semuanya pada Connor.

Setelah dirasa sepi, Connor mulai mencoba untuk mengalahkan bayangan itu.

"Kau tidak akan bisa mengalahkanku!" ucap Mai yang masih didiami bayangan negatif itu.

"Kita lihat saja nanti..." kata Connor santai. Connor mengambil pedang dari tas berburu yang ia sampirkan di bahunya.

"Pergilah kau dari sini!!" Connor mulai melayangkan pedangnya untuk memulai duel. Namun, pedang itu masih bisa ditahan oleh pedang bayangan yang sempat digunakan untuk membunuh Elena tadi. Mencari-cari kesempatan, Mai berhasil menyayat pelipis Connor dengan pedangnya hingga membuat Connor kesakitan. Namun, Connor tidak menyerah, ia terus menyerangnya dari segala arah, namun alangkah cerdiknya bayangan itu menggerakkan tubuh Mai hingga semuanya meleset.

"Sudahlah! Kau tidak akan bisa mengalahkanku! Mulai sekarang, aku akan mendiami tubuh gadis ini untuk selamanya!!"

Nampaknya, bayangan itu membuat tubuh Mai yang lembut menjadi kuat seperti baja. Connor harus membuat strategi yang tepat untuk bisa menghilangkan bayangan itu. Lalu ia teringat cara untuk mengeluarkan bayangan negatif dari tubuh seseorang, yaitu dengan ramuan The Shadow Potion. Beruntungnya, Connor membawa sisa ramuan itu bersamanya, untuk berjaga-jaga. Tanpa berlama-lama lagi, ia segera mengeluarkan sebotol ramuan itu, lalu menuangkan sedikit ke tangannya, lalu akan menyemburkannya ke arah Mai.

"A-apa, apa yang kau lakukan? Jangan! JANGAN!!!"

SPLASHHH

Ramuan itu berhasil disemburkan ke tubuh Mai. Seketika bayangan itu mulai kehilangan kendali, asap hitam mengebul keluar dari tubuh Mai.

"SIAL! KURANG AJAR KAU!! AAAAARRRGGHHH!!!!"

Bayangan itu perlahan-lahan menghilang, sekarang tubuh Mai telah kembali ke keadaan semula. Dengan kulit albino khasnya dan tubuh rampingnya. Connor mendekat ke arahnya dan menatapnya dengan perasaan sendu. Menatapnya dengan penuh penyesalan yang mendalam. Mengeluarkan air matanya tetes per tetes.

"Maafkan aku, Mai. Ini semua kesalahanku..."

---

Connor membawa Mai keluar dari gudang. Elena yang melihat mereka dari kejauhan lalu mendekat ke arah mereka.

"Kalian tidak apa-apa? Syukurlah! Terima kasih Tuhan!" syukur Elena. Connor menempatkan Mai di rerumputan, serta meletakkan dedaunan di bawah kepala Mai untuk dijadikan bantal. Mereka tinggal menunggu sampai Mai sadar. Elena justru lebih fokus ke Connor karena melihat matanya sembab.

Album for the YoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang