Chapter 18

6 2 0
                                    

Gaes, chapter ini lumayan panjang ya. Semoga kalian gak bosen ya..

Happy reading! ✨

———

Akhirnya mereka telah menemukan titik yang mereka cari-cari di tempat ini. Rumah yang menyatu dengan toko itu memang sangatlah antik dan tua, dilihat dari dinding serta lantai kayu yang mulai lapuk. Di depan teras, banyak lentera yang dinyalakan meskipun sedang siang hari. Begitu juga dengan bangunan lainnya di area ini. Karena pohon beringin yang cukup besar dan cukup lebat yang hampir menutupi seluruh area La Magica Carnevalia.

Dilihat dari kaca luar toko, terdapat remang-remang cahaya dari dalam sana, menandakan bahwa ada orang di sana. Connor kemudian membuka pintu toko dan mereka disambut dengan bunyi bel yang digantung di sela-sela pintu ketika dibuka atau ditutup.

Ketika mereka di dalam, mereka semakin yakin kalau ini bahwa ini adalah kediaman sang ahli sihir.

Barang-barang yang dijual di toko ini memanglah sangat aneh dan nampak tidak mungkin ada di dunia manusia biasa. Ratusan botol dengan ramuan yang berbeda-beda, tongkat sihir, satu rak yang penuh dengan buku dan catatan magis, aksesoris yang hanya digunakan ahli sihir, kartu tarot, dan semacamnya. Nampaknya toko ini adalah yang terlengkap dalam menjual keperluan sihir.

"Astaga, toko ini berisi banyak sekali barang. Oh, lihat semua ramuan itu!" Elena menghampiri salah satu rak botol ramuan. "Lihat! Semuanya berwarna-warni! Cantik sekali! Mengesankan!" Elena benar-benar kagum dengan apa yang ia lihat.

"Tolong jangan berlebihan, Elena. Kau tahu kalau di dunia makhluk, hampir semua makhluk membuat dan mengonsumsi ramuan-ramuan ini. Aku sampai bosan melihat benda cair berwarna itu!" lontar Mai dengan raut muka sedikit jengkel dan ia bersidekap.

"Ya, maaf kalau aku kelihatan norak. Habisnya aku tidak pernah melihat benda-benda ajaib ini. Pasti benda-benda ini seperti yang digunakan oleh anggota kerajaan."

Sembari melihat-lihat, sosok kakek tua berjanggut putih panjang dengan pakaian wizard keluar dari pintu yang menghubungkan rumah dengan tokonya, ia hendak mengecek toko namun ia dikejutkan dengan kehadiran mereka.

"Ah! Ada pelanggan! Selamat datang anak muda! Apa yang kalian butuhkan di sini? Semua yang kalian perlukan untuk menjadi seorang wizard ada di tempat ini."

"Sebelumnya aku ingin memperkenalkan diri. Namaku Leopold Kochel. Senang bisa bertemu dengan kalian," sapanya dengan suara seraknya.

Nampaknya pria tua itu tidak seperti yang mereka pikirkan, yang mereka pikir akan sifat sinis, angkuh, atau semacam itu ternyata salah. Leopold ternyata seramah seorang kakek yang perhatian terhadap cucunya.

"Halo Tuan. Aku Elena, dan mereka adalah Mai dan Connor. Sebenarnya kami ingin bertanya sesuatu. Karena hanya Tuan saja yang memiliki kemampuan di bidang sihir atau semacam itu."

"Tentu saja! Karena orang-orang di sini tidak percaya sihir. Mereka dengan pikiran kolot itu selalu menganggap sihir adalah sesuatu yang konyol dan tidak rasional. Padahal asal tahu saja, sihir juga ikut andil dalam membangun kerajaan Schonstadt dan pulau yang menjadi tempat tinggal mereka! Dunia ini dibentuk dengan sihir!" ucapnya berapi-api.

"Oh, maafkan aku atas ucapan yang tidak perlu. Apa yang ingin kalian tanyakan?" Elena, Mai, dan Connor mengumpulkan 4 helai kertas yang mereka temukan dalam rentang waktu bertahun-tahun dan menunjukkannya pada Leopold. Leopold mengamatinya dengan kacamata monocle yang selalu dikaitkan ke pakaiannya.

"Ti-tidak mungkin! Bagaimana bisa??" Leopold sangat terkejut dan tidak menyangka dengan apa yang ia lihat.

"Ada yang salah, Tuan?" tanya Elena.

Album for the YoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang