Chapter 11

4 1 0
                                    

"Putraku? Bagaimana Ibu tahu namaku dan keluargaku?" Tracy terkaget dan menutup mulutnya yang sedikit terbuka.

"Oh, hmm, maksud Ibu, Ibu menganggapmu seperti putra Ibu sendiri. Kau ini Connor O'Brien kan? Anak dari Lucas dan Margareth O'Brien?" Connor terbelalak, bagaimana Tracy tahu nama orang tuanya.

"Bagaimana Ibu tahu? Sebenarnya Ibu siapa?"

"Apa kau tidak mengenal Ibu? Ibu ini teman masa kecil ayahmu Lucas dulu. Ibu sering bermain denganmu dan adikmu disaat ibumu Margareth sedang sibuk, kalau tidak salah namanya Robbie, bukan?" Connor mulai mengingat memori tentangnya dengan Tracy. Hingga ia teringat, memang ia pernah mengenal Tracy.

"Ohh, ibu Tracy yang selalu memberiku mainan baru ketika Ibu datang ke rumahku dulu ya?"

"Benar, ternyata kau tidak lupa pada Ibu." Tracy tersenyum dan memeluk Connor. Entah mengapa, Tracy mengeluarkan air mata yang selama ini tidak diperlihatkan.

"Ibu, kenapa kau menangis?"

"Ibu hanya berpikir kalau kau mengingatkan Ibu pada putra Ibu. Ayo silahkan masuk sebentar." Tracy mengajak Connor masuk ke dalam.

Connor melepas sepatunya dan menginjakkan kaki ke dalam ruang tamu rumah Tracy yang nyaman. Aroma bunga lavender menghiasi seluruh rumah, membuat para tamu yang berkunjung menjadi nyaman.

"Ayo duduk." Connor mengangguk.

Connor menduduki sofa antik di ruang tamu itu. Connor melihat ke sekeliling ruangan, memperhatikan seisi ruangan dengan detail. Potret Tracy dan Elena terpampang di belakang sofa Connor duduk. Sembari menunggu Tracy kembali, Connor hanya bisa menunggu, tidak mungkin kalau ia pergi dari rumah ini.

Tracy pun kembali dengan membawa 2 cangkir teh untuk Connor dan dirinya.

"Silahkan diminum." Tracy dan Connor meneguk teh perlahan-lahan.

Karena dirasa suasananya sangat canggung dan kikuk, Tracy mencairkannya dengan membuka obrolan.

"Bagaimana kabar keluargamu? Serta bagaimana adikmu?"

"Robbie baik-baik saja, namun orang tua kami telah meninggal."

"APA?? LUCAS DAN MARGARETH TELAH TIADA??" Tracy teramat kaget mendengarnya, pasalnya ia tak mendengar kabar keluarga O'Brien sejak bertahun-tahun lamanya, ia bahkan terakhir bertemu keluarga tersebut saat Connor masih belia sekali.

"Kalau boleh tahu, sejak kapan mereka pergi?"

"Sekitar satu dekade yang lalu." Connor menghela nafas lembut. Tracy memegangi bahu besar Connor dan mengelusnya.

"Ibu turut berduka cita atas meninggalnya orang tua kalian. Orang tua kalian sangatlah baik."

"Terima kasih, Ibu Tracy."

Entah mengapa saat aku berbincang dengan Ibu Tracy, rasanya hangat sekali. Seperti berbicara dengan ibuku.

"Itu putri ibu, ya?" Connor menanyakan itu karena ia melihat potret Tracy dan Elena. Tracy mengangguk mengiyakan bahwa Elena itu putrinya.

Sebenarnya bukan.

"Apa namanya Elena Goodman?"

"Bagaimana kau tahu namanya? Apa kau mengenalinya?"

"Aku mengenalinya sewaktu ia pergi ke pasar, lalu aku tidak sengaja menabraknya dengan kudaku. Sehingga barang-barang yang ia bawa berceceran ke jalanan." Tracy tertawa saat mendengarnya.

"Astaga, Connor, ada-ada saja kau ini." Karena Tracy tertawa, Connor pun ikut tertawa canggung.

"Ibu saat ini sedang menunggunya, mengapa ia belum kunjung pulang. Ibu terakhir kali menyuruh Elena dan Mai untuk  membeli roti di pusat kota, tapi seharusnya mereka sudah pulang sebelum matahari terbenam. Makanya Ibu khawatir."

"Tunggu sebentar, Mai?"

"Apa kau mengenalnya juga?" Connor hanya mengangguk dengan sedikit keraguan.

Aku bukan sekedar mengenal, aku lebih dari mengenal Mai, batin Connor.

"Ibu jangan khawatir, karena Elena dan Mai menginap sementara di rumahku. Karena aku tahu kalau mereka pulang sekarang tidak akan sempat karena hari telah gelap."

"Wah, sungguh kebetulan. Dari kau mengenali Elena dan Mai, hingga mereka menginap sementara denganmu.  Seperti cerita fiksi saja!" ungkap Tracy.

"Bagaimana kalau Ibu juga tinggal sementara bersama kami. Karena Ibu sendirian di sini."

"Eh? Ti-tidak usah. Ibu lebih nyaman sendiri. Biarkan mereka bersamamu. Asalkan kau menjaganya."

"Tentu saja, Ibu Tracy. Percayakan padaku!" Connor mengacungkan tangannta seperti seorang pahlawan sekarang. Tingkahnya sama sekali tidak berubah sejak ia masih kecil, perubahan hanya terletak di bagian fisik saja.

"Ya sudah, aku pulang. Ini pesanan roti Ibu."

"Terima kasih, Connor. Titip salam pada Robbie, ya!" Connor membalasnya dengan senyumannya yang lembut.

Tracy rasanya tidak ingin Connor cepat-cepat pergi. Namun, Connor harus kembali ke rumahnya. Tracy mengantar Connor sampai ke halaman rumah, melihat Connor menaiki kudanya, melambaikan tangan, dan melihat kuda Connor melaju di kegelapan malam.

"Hmm, bagaimana kalau...





... aku comblangkan saja Elena dengan Connor?"

✨✨✨

BERSAMBUNG

✨✨✨

—————

Hai! Ada yang masih nungguin? Thanks ya buat yang masih stay tuned🙌

Oh iya, aku ingin mengucapkan

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa untuk yang merayakan.

Semoga ibadah kita bisa diterima oleh Allah SWT ya! 😇

Happy reading! ✨

Album for the YoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang