"Tidak! Tidak mungkin!" Connor syok berat mendengar kabar tiba-tiba itu.
"Dengarkan aku dulu. Ia memang tiada, namun hanya sementara saja."
Connor menoleh dan menaikkan satu alisnya.
"Apa maksudmu?""Aku ingin bertanya dulu. Apa adikmu pernah mengonsumsi The Emerald Water?"
"Sialnya, itu benar. Ia bahkan menenggak satu botol sampai habis." Connor mengaku.
"Jadi begitu. Kau tahu bukan kalau menelan setetes saja sudah dapat membahayakan seseorang? Kondisi adikmu itu sudah berada di ujung tanduk. Maka, aku membawanya ke suatu tempat. Dan, aku ... " Enzo menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan kata terakhir dalam ucapannya.
"Membunuhnya untuk sementara." Kata itu membuat Connor terbelalak.
"KAU MELAKUKAN APA? BERANINYA KAU?" Connor naik pitam. Ia berdiri dan menarik kerah jubah pakaian Enzo.
"Lihat, aku tidak punya pilihan lain! Kalau kita biarkan saja dia seperti itu. Lama kelamaan, Robbie juga akan tiada. Apa kau lebih memilih dia untuk mati selamanya?" Connor menggeleng.
"Maka dari itu, aku matikan ia untuk sementara. Jangan khawatir, ia akan hidup kembali ketika semua ini telah berakhir. Jiwa-jiwa yang telah pergi karena The Phantom King akan kembali ketika otak dari semua ini telah lenyap untuk selamanya," jelas Enzo panjang lebar.
Connor melepas cengkramannya.
"Kita harus segera menuntaskan ini, Connor. Aku akan selalu ada di sisimu.""Sekali lagi aku ingin meminta maaf."
"Simpan saja permintaan maafmu itu. Fokuslah pada misi kita," pesan Connor.
"Ya sudah, lebih baik kita tidur saja. Aku sudah mengantuk sekali. Besok petualangan kita akan terus berlanjut, bukan? Isi ulang energimu." Enzo menguap dan kembali masuk ke dalam gua. Connor berdiri sejenak, lalu ia pun menyusul.
---
Pagi telah tiba. Mereka telah mengemas keperluan mereka dan pergi meninggalkan gua. Menjelajahi dan menyusuri area baru yang akan mereka datangi.
Mereka telah keluar dari daerah perhutanan menuju ke daerah pemukiman. Di sana, makhluk-makhluk yang tidak mungkin ada di dunia manusia tinggal di sini. Mulai dari goblin, elf, peri, dan makhluk berwujud unik lainnya yang berlalu-lalang di jalanan.
Pagi kini telah berganti menjadi siang yang sangat terik. Mereka seperti tidak tahu arah di kota ini.
"Daritadi kita hanya berputar-putar saja. Kita sebenarnya mau ke mana? Cuacanya juga terik sekali," keluh Sammy. Mengelap peluhnya.
"Bagaimana kalau kita ke pondok saja," ajak Enzo.
"Pondok?" tanya sebagian orang serentak.
"Pondok di mana aku singgah, sejak pertama kali aku menginjakkan kaki di dunia aneh ini. Lokasinya memang cukup jauh, tapi aku bisa melakukan teleportasi."
Enzo meminta semua orang saling berpegangan dan memejamkan mata. Mereka semua menurut.
"Dalam hitungan ketiga, kita semua akan diteleportasi."
SATU...
DUA...
TIGA...
---
Tubuh mereka merasakan getaran untuk beberapa saat. Pada akhirnya mereka telah tiba di lokasi yang dimaksud.
Pondok itu lumayan besar. Tersusun dari kayu-kayu batang dan memanjang. Di sekelilingnya dipenuhi dengan hutan pinus dan terdapat butiran salju di atas daun-daunnya. Mereka merasakan udara yang sangat sejuk walaupun cuaca panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Album for the Young
FantasyElena, merupakan seorang putri raja di kerajaan Schonstadt. Sewaktu ia kecil, ia selalu mendapat perlakuan yang sangat menyenangkan. Namun, itu semua tidak berlangsung lama setelah tragedi paling berdarah dan paling sadis di kerajaan ini. Ayah dan I...