Chapter 6

14 3 0
                                    

"Hai, nona manis... Kau akan menjadi milikku." Kata-kata itu terlontar dari seseorang yang hendak akan berbuat hal yang tidak senonoh dengan Mai.

"Apa yang kau lakukan? Jangan macam-macam denganku!!" Mai hendak memukul kepala orang itu. Namun, orang itu lebih dulu membuat Mai terjatuh dan posisi orang itu menahan badan Mai agar tidak bisa bangkit.

"Kau tidak bisa pergi ke mana-mana lagi, nona manis!" Pria itu mendekati Mai. Sepertinya ia akan langsung melakukan aksinya.

"Tidak, lepaskan aku!! Tolong!!!"

PLAAAKKKK

Sebuah pukulan yang sangat keras mendarat di wajah pria nafsuan itu hingga membuatnya jatuh pingsan. Mai merasa lega karena ada yang menolongnya.

"Hei, kau tidak apa-apa?" tanya si pemuda yang menolongnya. Mai mengangguk iya. Ia membantu Mai untuk berdiri kembali.

Pemuda bercadar itu menatap Mai dengan pandangan yang tidak biasa seakan ia pernah bertemu dengannya. Begitupun sebaliknya.

"Pemuda ini, kenapa rasanya aku pernah bertemu dengannya."

Tidak berlama-lama mereka bertatapan seperti di sinetron India. Pria itu melepas Mai dan nampaknya sedang terburu-buru. Ia menaiki kudanya dan berlanjut pergi.

Setelah terjadinya drama itu, Elena datang dan menghampiri Mai yang masih melihat pria itu yang semakin menjauh dengan kudanya.

"Hei, maaf ya sudah membuatmu menunggu lama sekali."

"Tidak apa-apa."

"Lalu kenapa nafasmu terengah-engah seperti itu? Apa ada masalah? Dan, siapa orang yang tergeletak itu?" Elena menunjuk si pelaku pelecehan yang sudah ditonjok sampai tergeletak tidak berdaya seperti itu.

"Sebenarnya aku hampir menjadi korban pelecehan oleh orang itu."

"A-apa??"

"Tetapi untung saja ada pemuda baik yang berhasil menolongku. Dia berhasil membuat orang itu pingsan."

"Lalu di mana orang itu?"

"Dia langsung pergi setelah menonjok orang itu. Tapi, Elena, pemuda itu seperti tidak asing bagiku, meskipun dia bercadar. Dia seperti... kekasihku..."

Elena menghela napas lalu merangkul bahu Mai.

"Mai, aku tahu kamu itu merindukannya. Tapi, jangan berkhayal seperti itu. Kau yang bilang sendiri kan, kalau ia terjebak di dunia makhluk itu dan kau tidak tahu apakah ia masih hidup atau mati. Kau mungkin harus merelakannya."

Mai terenyuh mendengarnya, lalu ia menengadahkan kepalanya ke langit dengan perasaan rindu yang tidak dapat tertahankan.

"Ya, kau benar. Meskipun aku tidak tahu bagaimana nasibnya, semoga saja ia dalam keadaan yang baik-baik saja."

Elena lalu memeluk Mai di tengah-tengah orang-orang yang melihat keakraban mereka meskipun mereka hanya kenal 1 hari saja.

"Ya sudah, ayo kita ke Rouge Resident. Itu kan tujuan kita berada di sini." ajak Mai.

"Ayo!"

---

Selamat Datang di Rouge Resident.

Tulisan itu terpampang di spanduk gerbang depan Rouge Resident. Menyambut orang-orang yang masuk ke dalamnya.

Saat mereka masuk, suasana di resident itu cukup ramai orang. Rumah-rumah di sana--sesuai namanya-- didominasi oleh warna merah--Rouge berarti merah dalam bahasa Prancis--.

Setelah berjalan menyusuri resident dengan cukup lama. Mereka akhirnya menemukan apa yang mereka cari. Toko roti yang menjual roti goldberry yang Tracy inginkan.

Album for the YoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang