Chapter 27

15 1 4
                                    

"Apa yang kalian berdua lakukan di tempat berbahaya seperti ini?"

"Kami sedang mengumpulkan kayu bakar." Enzo juga tahu soal itu karena ia juga melihat tumpukan kayu di belakang mereka. Tapi, ia merasa kalau kehadiran mereka di sini lebih penting dan krusial.

"Apa kalian sedang bermalam di hutan ini?"

"Benar, di gua hutan dekat sini."

Daritadi mereka mengobrol, Mai hanya menatap pria di depannya. Sorot mata pria itu yang teduh dan suaranya entah mengapa menenangkan dan menghangatkan hati Mai.

Enzo menyadari kalau teman Elena ini menatapnya terus menerus.
"Mai?" panggilnya. Yang dipanggil mengerjap.

"I-iya?" Lamunannya yang buyar membuat ia gagap sedikit.

"Bisa aku bantu bawa kayu-kayu yang kalian kumpulkan?"

"Ti-tidak usah, Enzo! Kami bisa membawanya sendiri."

"Aku memaksa, kalian pasti lelah." Enzo langsung mengangkat kayu-kayu itu tanpa diminta. Elena dan Mai hanya bisa berterimakasih. Tidak boleh juga menolak pertolongan orang.

Mereka kembali ke gua tempat persinggahan. Enzo mengikuti mereka yang sedang memandu arah.

———

Setibanya di sana, Leopold dan yang lainnya telah merapikan sedikit gua yang kumuh itu. Sehingga menjadi tempat persemayaman yang cukup nyaman untuk ditinggali sementara.

Leopold melihat Elena dan Mai dari dalam gua. Ia pun keluar menghampiri.
"Selamat datang kemba—"

Ucapannya terpotong melihat seorang pemuda yang membawa kayu bakar yang banyak hanya dengan satu tangannya.

"Kau?"

"Halo, tuan Leopold."

"SUDAH LAMA TIDAK BERTEMU DIRIMU, ENZO!" Teriakan gembira dari Leopold tiba-tiba merekah. Ia memeluk pemuda tinggi di depannya itu. Ia begitu rindu dengan muridnya saat ia menjadi seorang guru sihir.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Leopold setelah melepas dekapannya.

"Aku mempunyai misi untuk memburu The Phantom King dan menghentikan semua itu." Misi Enzo rupanya sejalan.

"Kalau begitu, bergabunglah dengan kami. Kami juga memiliki tujuan yang sama." tawar Leopold.

Enzo pun mengangguk setuju dan tersenyum tipis.
"Aku menerima tawaranmu, tuan."

Lagipula, memang tujuan ia untuk bersama dengan kelompok ini.

"Bagus! Dengan begini semakin banyak yang bekerjasama, kita pasti bisa mewujudkan harapan kita bersama."

"TRACY!" panggil Leopold.

Yang dipanggil keluar sambil membawa sesuatu di tangannya.
"Ada apa?"

"Tolong masakkan sesuatu untuk malam ini, kita kedatangan anggota baru di kelompok kita!"

"Kau pikir aku sedang apa, hah?" Tracy menunjuk-nunjukkan pisau masak yang ia pegang. Leopold hanya terkekeh, ia begitu bersemangat.

Tidak lama kemudian, Connor dan Sammy kembali sembari membawa kayu bakar pula. Saat Connor menyadari kehadiran Enzo. Netranya begitu tajam menatap pemuda di depannya.

"Connor, kenalkan. Dia adalah Enzo. Ia akan bergabung bersama kita."

"Hai, Connor." Enzo mencoba berjabat tangan. Connor tidak membalas, hanya bersidekap. Enzo menarik kembali tangannya sembari tertawa kecil.

Sombong sekali, makhluk ini.

"Sammy, ayo kita taruh kayu ini di dalam." Tanpa mengacuhkan Enzo, Connor melangkah masuk ke dalam. Leopold merasa ada yang tidak biasa dari Connor.

Album for the YoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang