REMBULAN, MELARIKAN DIRI

1.6K 273 78
                                    

CHAPTER 3
"REMBULAN, MELARIKAN DIRI"

Semi masih mengemudi, ditemani oleh Shinsuke yang duduk pada kursi depan tepat disebelahnya. Pada deretan belakang, ada Atsumu yang terus memandang kearah luar jendela. Sedangkan Oikawa masih terlelap dalam tidurnya.

"Ini sih namanya bolak-balik doang." Keluh Atsumu. Mengingat jarak yang mereka tempuh bisa memakan waktu hampir lima jam lamanya.

"Haha... Bosen ya?" Tak biasanya, Shinsuke tertawa kecil. Sepertinya ia berusaha mencairkan suasana hati Atsumu.

Semi juga tahu, karena baru saja mereka melihat jalur yang mana tempat itu telah merenggut nyawa Osamu.

Mungkin, melewatinya sangat mengganggu diri Atsumu.

Kringg-! Kringg-!

Ponsel yang berdering mengejutkan Semi yang tengah mengemudi. Lebih tepatnya, ia sempat melamun dan suara panggilan masuk itu menyadarkannya kembali.

"Mau gantian nyetir?" Tawar Shinsuke. Pasalnya Semi sudah mengemudi selama tiga jam.

Tapi Semi menolaknya.

"Halo..." Gumam Atsumu ketika menerima panggilan masuk itu. Jemari Atsumu memberikan isyarat kepada yang lain agar tidak membuat kebisingan sejenak.

"Eh, Kak Yaku..." Kekeh Atsumu kemudian. Tak lama, ia menggeser ponsel supaya sedikit menjauh dari daun telinganya. Iya, Yaku sepertinya sedang membentak.

"Hum... Maaf kak. Iya, maaf. Kenma ngabarin mendadak jadi kami harus balik sekarang." Jawab Atsumu, mendekatkan kembali speaker ponselnya setelah Yaku menyelesaikan kalimatnya.

"Oh, gapapa? Emh..." Jeda Atsumu sejenak. Kali ini, Shinsuke menoleh dan berbisik menanyakan apa yang disampaikan oleh Yaku.

Karena masih sibuk mendengarkan, Atsumu meminta Shinsuke untuk menunggu sebentar lagi- sampai teleponnya dan Yaku selesai.

"Yaudah, Kak. Iya, hati-hati ya." Seru Astumu.

"Iya, Kami tunggu kabarnya, Kak." Sambung Atsumu lagi.

"Terimakasih." Kata Atsumu, kemudian menekan tombol merah pada layar ponselnya.

"Dimarahin Yaku, ya?" Tanya Semi. Ia mendapati wajah Atsumu yang lesu melalui cermin yang ada di bagian tengah.

Atsumu kemudian mengangguk. Ia menghela napas begitu panjang, seolah bisa bernapas lega.

"Jadi, apa katanya?" Kali ini gantian Shinsuke yang bertanya.

"Oh, itu... Kak Yaku sama Futa bakal ngecek daerah sana duluan. Katanya, mereka bakal ajak beberapa temennya buat bantu." Jelas Atsumu. Ia meringkas apa yang Yaku sampaikan  kepadanya.

"Wajar aja sih, apalagi disana kan daerah tempat mereka kerja. Kalau ada apa-apa, mereka bisa masukin kejadian itu ke laporan kerja." Sahut Shinsuke. Ia tidak keberatan apabila ada anggota kepolisian yang ikut serta. Setidaknya, pada siang hari untuk memastikan keadaan sekitar akademi.

Semi dan Atsumu meng-iyakan ucapan Shinsuke.

Begitu menoleh, Atsumu merasa sedikit iba kepada Oikawa. Ia baru tahu kalau aura Oikawa memancing keberadaan makhluk-makhluk disekitar yang kerap ingin merasuki tubuhnya.

"Kak Oikawa harus lebih kita perhatiin." Usul Atsumu.

"Ya, gue paham maksud Lo." Seru Semi setuju. Ia membelokkan kemudinya, dan bongkahan besi yang mereka tumpangi itu kini sudah tak lagi berada di jalanan Tol.

"Jimat itu, gapapa dipake sama Oikawa?" Tanya Shinsuke.  Ia sadar kalau ada jimat yang berpindah dari pergelangan tangan Semi, ke Oikawa.

"Dia lebih butuh itu daripada gue." Jawab Semi begitu yakin. Setidaknya, dengan jimat itu- arwah yang merasuki Oikawa tak bisa mengendalikan tubuhnya dengan leluasa. Dengan begitu, Semi bisa dengan mudah mengusir arwah tersebut dari tubuh Oikawa.

Bloody Mary : Unpleasant Reunion [ END ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang