DUA ORANG YANG KEHILANGAN AKAL

1K 189 82
                                    

CHAPTER 26
DUA ORANG YANG KEHILANGAN AKAL

Kadang kala, manusia akan berada di situasi yang mungkin tidak diharapkan. Situasi menjengkelkan, namun harus tetap dihadapi.

Seolah-olah, hanya itu satu-satunya jalan yang tersisa.

Ini adalah kali pertama Kageyama menginjakkan kakinya di sebuah kota besar bernama Jakarta.

Sepasang mata Kageyama tak henti mendongak, meneliti banyaknya gedung-gedung yang menjulang tinggi disekitarnya.

Setelah sibuk berhari-hari mencari sosial media milik Tsukishima, akhirnya Kageyama berhasil menghubunginya melalui Instagram.

Langkah Kageyama terus bergerak menuju sebuah cafe yang diberitahu oleh Tsukishima. Mereka sepakat untuk bertemu disana.

Tentunya membuat Tsukishima mau bertemu bukanlah perkara yang mudah. Awalnya, ia terus menolak. Tsukishima sangat kesal karena Kageyama tak kunjung kembali, meskipun telah mendengar kabar tentang kematian Hinata dan Yamaguchi.

KLINGG-!

"Selamat datang-!" Salah satu barista menyapa Kageyama begitu ia membuka pintu.

Seisi ruangan itu memberikan nuansa yang menyegarkan mata. Ada beberapa tanaman, serta kolam berukuran kecil yang membuat siapapun merasa bahwa mereka tidak sedang berada ditengah-tengah kota.

Lambaian tangan Tsukishima berhasil masuk kedalam sorotan pengelihatan Kageyama. Ia duduk di bagian pojok, dan jauh dari kursi-kursi lain yang sudah diisi oleh beberapa pengunjung cafe tersebut.

"Sorry, ya... Gue agak ngaret." Kata Kageyama, lalu duduk di kursi yang berhadapan dengan Tsukishima. Dihadapannya, ada segelas minuman dingin.

Karena pertama kali berkunjung ke kota besar, Kageyama sempat tersasar ketempat lain. Sebenarnya bus yang ia naiki benar, hanya saja Kageyama malah bergi ke rute yang berlawanan dengan tempat yang ia tuju.

Kageyama menyorot cangkir milik Tsukishima yang sepertinya berisi kopi hitam. Ia sedikit tidak menyangka jika Tsukishima masih ingat, kalau Kageyama tak menyukai minuman jenis kopi.

"Darimana Lo bisa tau?" Kageyama sedikit terhentak mendengar pertanyaan Tsukishima yang terkesan to the point itu. Yah, meskipun ia sudah paham kalau Tsukishima bukanlah tipikal orang yang akan berbasa-basi menanyakan kabar ketika sudah lama tak bertemu.

Kageyama jadi sedikit ragu, apakah ia dan Tsukishima bisa bekerjasama dengan baik?

Tsukishima sendiri terkejut. Ia mendengar sendiri ketika berbicara dengan Kageyama melalui telepon. Hingga pertanyaan itu terus menghantui pikirannya.

Darimana Kageyama bisa tahu, kalau Tsukishima melakukan ritual agar arwah Yamaguchi dilepaskan?

"Sa-- Omi yang ngasih tau." Jawab Kageyama.

Tsukishima mendecik. Tapi kemudian ia kembali menatap Kageyama, dan yang ditatap itu sudah paham kalau dirinya akan segera dibanjiri oleh pertanyaan.

Tak apa, Kageyama juga memiliki banyak pertanyaan untuknya.

"Elo kasian banget, ya..." Sambar Kageyama sembari mengaduk-aduk minumannya dengan sedotan.

"Maksud Lo?" Sahut Tsukishima yang merasa tengah direndahkan.

"Itu..." Jemari Kageyama menunjuk, dan Tsukishima langsung memegangi salah satu matanya yang ditutup dengan eye patch. "... Mata Lo kenapa?"

"Ini luka yang gue dapet waktu berhadapan sama Mary. Gara-gara ini, gue sekarat dan langsung dibawa kerumah sakit." Jelas Tsukishima. Luka itu ia dapat, ketika ingatannya tentang kematian Yamaguchi meletup. Setelahnya, Tsukishima sadar kalau dirinya tidak akan pernah mampu melawan Mary.

Bloody Mary : Unpleasant Reunion [ END ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang