MENEMUKAN CERMIN, LAGI

1.2K 233 64
                                    

CHAPTER 14
MENEMUKAN CERMIN, LAGI!

"Akaashi, beneran gak mau ikut?" Oikawa memastikan lagi setelah mendapati bahwa sebuah taxi yang ia pesan akan segera sampai di titik penjemputan.

Akaashi masih duduk disana, merapikan sisa-sisa sarapan mereka bertiga. Matanya kemudian menyorot barang-barang mereka yang ada disisi aula luar.

Tenda, meja, dan peralatan lainnya.

"Semua ini bakal ilang kalo ditinggal. Jadi, biarin gue jaga disini aja." Jawab Akaashi begitu yakin. Pasalnya, akan sangat merepotkan bila harus mengemas dan membawa semuanya.

Mobil milik Kenma dibawa oleh Shinsuke dan Aran ketika mereka akan melaju kembali ke Jakarta, lalu Semi menumpang di mobil patroli milik Yaku untuk menuju lokasi Futakuchi berada.

Repot kan jika harus membawa semuanya dengan taxi. Apalagi, urusan mereka didalam Akademi masih sangatlah banyak.

"Tapi bahaya, Shi..." Oikawa mencoba membujuk Akaashi lagi. Namun jawabannya tetap sama, ia menggeleng keras atas permintaan Oikawa.

"Lo gak dapet pengelihatan apapun tentang gue, kan?" Akaashi mengerti betapa khawatirnya Oikawa. Tapi bukan berarti mereka harus membiarkan barang-barangnya tertinggal di Akademi.

Ragu, kemudian Oikawa menggeleng. Ia ingin berbohong dengan mengatakan kalau ia melihat sesuatu yang buruk terjadi kepada Akaashi. Akan tetapi, jika dipikirkan kembali- apa yang dikatakan Akaashi ada benarnya.

"Oke, tapi kasih kabar kalau terjadi sesuatu." Pinta Atsumu sembari menyeret lengan Oikawa. Taxinya sudah sampai didepan sana, dan mereka berdua tidak bisa membuat sang sopir menunggu terlalu lama.

"Siap! Hati-hati dijalan." Akaashi tersenyum, ketika Oikawa berjalan mundur sembari terus menatapnya.

Lucu, pikir Akaashi.

Setelah mereka berdua pergi, kini tinggallah Akaashi seorang diri disana. Untungnya, mereka semua pergi ketika hari masih terang.

Karena itulah Akaashi berani.

"Huft... Gue harus nyelesain ini." Akaashi mengeluarkan sebuah buku sketsa, kemudian menggoreskan pensil diatasnya. Tangan kanan Akaashi bergerak begitu lincahnya, seperti amat menikmati pekerjaan yang sedang ia lakukan.

Belum selesai dengan pekerjaan mengambarnya itu, kini Akaashi beralih pada laptopnya. Disana, ada banyak potret disekitaran Akademi yang Akaashi ambil ketika berkeliling gedung bersama dengan Yaku.

"Eh..?" Gumam Akaashi pelan. Ia sampai harus melepas kacamata, kemudian mengerjapkan matanya beberapakali.

Begitu Akaashi menatap kembali foto yang ada di layar laptopnya, objek yang tadi ia lihat masih ada disana.

"Cermin?" Deru napas Akaashi menjadi semakin tak karu-karuan. Ia bisa memastikan kalau sebuah cermin dengan bingkai kayu itu terselip dibagian pojok sebuah rak buku.

Foto pertama yang Akaashi lihat adalah bagian ruang kelas. Akaashi yakin, kalau tiga tahun yang lalu, mereka semua telah menghancurkan cermin-cermin itu.

"Jangan-jangan..." Akaashi masih berusaha mengontrol rasa takutnya, meskipun bulu kuduknya sudah rata berdiri.

Tangan Akaashi menekan tombol pada keyboardnya, dan memastikan kembali setiap foto yang ia ambil.

Lagi, dan lagi.

Akaashi terus menemukan cermin-cermin itu dalam keadaan utuh, dan diletakkan ditempat yang lumayan tersembunyi.

"Aaahh, gue lengah." Gerutu Akaashi yang kini merasa kepalanya berdenyut.

Menurut Akaashi, cermin-cermin itu sepertinya sudah ada sebelum mereka semua sampai di area Akademi.

Bloody Mary : Unpleasant Reunion [ END ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang