MAAF, HINATA

1.3K 250 76
                                    

CHAPTER 11
MAAF, HINATA

Sejak hari pertama semester kedua dimulai, Kageyama selalu berusaha mengabaikan ketiga kakak kelasnya. Miya bersaudara, dan Sakusa Kiyoomi.

Hanya dengan satu kali lihat, Kageyama sudah tahu kalau ada yang tidak beres dari ketiga orang itu. Pasalnya, ada sesuatu yang kerap mengikuti mereka. Hal itu menjadi salah satu alasan Kageyama berusaha bersikap abai, sebab sesuatu yang mengikuti mereka sangat peka akan pandangan dari orang lain.

"Kenapa jadi serem begini ya...?" Hinata datang dengan handuk dikepalanya. Surai oranye yang menyilaukan itu seakan luntur, seperti suasana hati Hinata yang sedang kurang baik.

Sangat senang begitu Hinata bisa bersekolah di Akademi dengan akreditasi baik. Apalagi, ia menjalani hari-harinya dengan Kageyama. Sahabat semasa kecilnya.

Beritanya telah menyebar, setelah Nishinoya ditemukan tewas diruang perpustakaan- sekarang temannya yang bernama Tanaka ditemukan tak bernyawa didalam kamar mandi dengan luka cakaran disekujur tubuhnya.

"Apapun yang terjadi, jangan deketin cermin-cermin itu." Kageyama memperingatkan Hinata. Menurut Kageyama, cermin-cermin itu digunakan sebagai sarana berpindah tempat.

"Kageyama, Lo tau sesuatu kah?" Hinata yang penasaran segera melompat naik keatas ranjang Kageyama.

Melihat wajah Hinata yang menuntut jawaban, Kageyama hanya bisa mendengus. Ia masih lanjut membenahi barang-barangnya kedalam koper.

Iya, banyak siswa kelas satu yang mengundurkan diri- tapi Kageyama hanya akan berkunjung kerumah orangtuanya sampai keadaan disekolah mulai membaik.

Lebih tepatnya, Kageyama tak memiliki pilihan lain karena ibunya memaksa untuk segera pulang.

"Oi, Hinata... Elo gaperlu ikut-ikutan kalo ada orang lain yang ngajak nyari tau sesuatu." Kageyama malah mengucapkan kalimat yang menurut Hinata tidak menjawab pertanyaan yang tadi ia lontarkan.

"Bentar." Hinata menjeda kalimatnya. Ia merampas koper Kageyama dan mendorongnya menjauh. Hinata ingin Kageyama bicara dengan benar. "... Nyari tau apa? Elo gak seharusnya nutupin sesuatu yang bisa ngebantu banyak orang." Ujar Hinata kemudian.

Sepasang tangan milik Kageyama masih terkepal. Ia tidak yakin untuk memberitahu apa yang ia ketahui kepada Hinata. Apalagi, sebentar lagi Kageyama akan pulang kerumah orangtuanya. Ia begitu khawatir meninggalkan Hinata, terlebih jika ia sudah tahu mengenai situasinya.

"Hinata, Lo gamau ikut gue pulang?" Tawar Kageyama kepada Hinata. "... Atau, elo gamau pulang kerumah orangtua Lo?" Kali ini, Kageyama sangat berharap Hinata mau meninggalkan Akademi untuk sementara waktu.

"Kageyama... Elo kan tau sendiri kalo ortu gue sekarang ada di Bali." Ucap Hinata dengan nada sumbang. Ia merindukan orangtuanya, akan tetapi- Hinata memikirkan biaya yang akan dikeluarkan oleh orangtuanya untuk ongkos pulang dan pergi nantinya. "... Biaya sekolah Natsu udah besar, gue gabisa bebanin mereka lagi." Jelas Hinata, mencoba membuat Kageyama mengerti kalau perekonomian keluarga mereka berdua tidaklah sama.

"Yaudah, ikut gue aja ke Surabaya. Dulu waktu kita tetanggaan, elo juga sering nginep dirumah gue." Bujuk Kageyama sekali lagi, tapi kemudian Hinata segera menggelengkan kepalanya.

Keduanya sekarang terdiam. Tapi kemudian, Hinata segera menatap Kageyama lekat-lekat.

"Kenapa lagi ini bocah?" Gerutu Kageyama yang merasa sedikit tak nyaman akibat tatapan itu.

"Oh, ya... Kita temen kecil, ya... Kok gue bisa lupa, sih..." Hinata sedikit ternganga. Ia seharusnya ingat kalau Kageyama sangat peka kepada lingkungan yang kemungkinan sedang dihuni oleh hal-hal ghaib. Apalagi dengan kekuatan yang cukup besar.

Bloody Mary : Unpleasant Reunion [ END ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang