BERUSAHA SEORANG DIRI

1K 191 60
                                    

CHAPTER 25
BERUSAHA SEORANG DIRI

Bagaimana caranya seorang Kageyama Tobio bisa menjadi anggota kepolisian dengan begitu mudah? Sedangkan untuk mendapatkan profesi tersebut, membutuhkan waktu yang cukup lama, serta persyaratan yang lumayan sulit.

Hal-hal ghaib bisa membantu manusia mendapatkan sesuatu lebih cepat daripada cara umumnya. Kageyama menggunakan kelebihannya untuk mendekati orang-orang penting yang akhirnya bisa membuat dirinya menyandang profesi sebagai seorang polisi.

Tak apa, meskipun hanya mendapatkan pangkat yang rendah.

Kageyama hanya membutuhkan profesi tersebut agar permainannya bisa tertutup rapi.

"Aduh, gue males banget kalo harus nginget-nginget kejadian itu." Sahut Futakuchi setelah Kageyama bertanya perihal insiden kematian para siswa.

Sudah cukup lama Kageyama menahan diri, tapi sesampainya di kota tempat Akademi berada, Kageyama tak pernah merasa tenang satu hari pun.

Sebelum melancarkan aksinya, ia ingin mengorek informasi dari orang-orang yang selamat dari kejadian di malam itu.

Supaya Kageyama tahu, darimana ia harus memulai.

Kageyama juga amat penasaran, bagaimana nasib Sakusa, Atsumu, dan Osamu, yang merupakan pelaku atas kematian banyak siswa Akademi.

"Si Osamu itu ternyata udah mati. Terus Atsumu sama Sakusa ngebunuh orang untuk dijadiin tumbal." Futakuchi memulai cerita dengan memperkenalkan para pelaku. Sementara Kageyama tetap bungkam meskipun ia sudah mengetahuinya.

"Biar Kak Osamu hidup lagi, begitu?" Kageyama memastikan.

Futakuchi mengangguk hati-hati. Ia memastikan sekeliling rumah makan. Takut kalau-kalau ada yang menguping pembicaraan mereka.

"Bego banget..." Sambar Kageyama kemudian. Bibirnya terbuka, lalu meniup-niup sup yang masih panas. "...   Oiya, gimana cara ngeringkus mereka, Kak?" Tanya Kageyama lagi.

Futakuchi mengunyah cepat-cepat, seolah tak sabar untuk melanjutkan ceritanya.

Melihat gerak-geriknya yang mendadak berubah, membuat Kageyama sedikit curiga padanya.

"Yang ikutan lumayan banyak, terus dibentuk kelompok buat mecahin cermin-cermin di tiap lantai gedung sekolah." Jelas Futakuchi. Ia terlalu malas mengingat siapa saja yang ikut berpartisipasi di malam itu.

Mendengar hal tersebut, Kageyama berdehem paham. Menurutnya, memecahkan cermin-cermin adalah ide yang paling bagus. Sebab hal itu sama saja dengan memblokir pergerakan Sakusa, dan Kembar Miya. Dimana mereka bertiga tak bisa lagi berpindah tempat dengan leluasa.

"Yang jelas, keberadaan gue paling berpengaruh disana." Futakuchi membusungkan dadanya, berharap kalimatnya itu mendapatkan pujian dari Kageyama.

"Kageyama..." Seutas suara itu membuat Futakuchi terkejut. Pundaknya yang tegak, kini menjadi lemas. Ia juga buru-buru menoleh dan mendapati Yaku duduk membelakanginya sembari asyik menyantap makan siangnya. "... Dulu, ada orang abis kena tendang sama Atsumu, terus pura-pura pingsan waktu Shinsuke dateng." Sindir Yaku kemudian. Ia tak melihat wajah Futakuchi yang sudah merah padam karena menahan malu.

"Jangan buka kartu, dong!" Batin Futakuchi berteriak demikian. Hancur sudah kesempatannya untuk mendapatkan pujian dari junior dihadapannya itu.

"Lalu berapa orang yang selamat?" Daripada membahas hal memalukan yang Futakuchi lontarkan, Kageyama lebih penasaran dengan situasi setelah kejadian itu berakhir.

"Yah... Bisa dibilang lebih banyak yang mati daripada yang selamat." Jawab Yaku. Tak sedikitpun ia menoleh, seperti sedang menyembunyikan raut wajahnya.

Bloody Mary : Unpleasant Reunion [ END ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang