FRIENDSHIP

1K 230 43
                                    

CHAPTER 23
FRIENDSHIP

Secangkir teh hangat terus digenggam oleh Atsumu. Sedaritadi, ia belum meminumnya dan terus melihat bayangannya yang samar-samar terpantul di permukaan air teh tersebut.

Hari menjelang pagi, dan Atsumu masih merasa bahwa pertemuannya dengan Osamu terlalu singkat.

"Atsumu..." Panggilan Shinsuke membuat Atsumu segera menoleh. Ia datang dengan dua kotak sterofoam yang ditumpuk didalam sebuah plastik bening.

"Udah... Makan dulu, yuk." Kata Shinsuke lagi. Kali ini, ia mengambil tempat duduk tepat disamping Atsumu.

Atsumu mengangguk, ia kemudian mengubah posisi duduknya menjadi berhadapan dengan Shinsuke. Sarapan pagi itu, akan mereka santap sembari duduk lesehan di lantai aula terbuka.

Ketika Shinsuke menyajikan bubur ayam yang ia beli, pandangan Atsumu tersorot kepada tangan Shinsuke yang terluka.

"Anu... Kak Shin..." Gumam Atsumu sembari menerima bubur ayam yang diberikan oleh Shinsuke kepadanya.

"Ya?" Sahut Shinsuke yang kemudian melahap beberapa kerupuk, hingga menimbulkan suara yang sedikit riuh.

"Itu, luka gara-gara apa?" Tunjuk Atsumu.

"Hng..?" Masih mengunyah, jadi Shinsuke langsung menoleh ke bagian punggung tangan yang ditunjuk oleh Atsumu.

Sebuah kasa membaluti bagian punggung hingga telapak tangan. Disana, masih ada bercak darah yang tersisa.

"Oh, iya-!" Shinsuke terpekik, dan langsung mencondongkan tubuhnya hingga sangat dekat dengan Atsumu.

Gerakannya begitu cepat, dan perbuatannya itu membuat Atsumu membeku ditempat.

Tangan Shinsuke menjalar ke arah pundak belakang Atsumu, ia meraba-raba sebentar kemudian kembali duduk ke posisi semula.

"Untunglah, Lo ga ikutan luka." Kata Shinsuke, langsung bernapas dengan amat lega. Ia terlalu panik ketika melihat Semi akan jatuh, sampai lupa memeriksa apakah tubuh Atsumu terluka karena pisau miliknya.

Atsumu mengerjapkan matanya beberapa kali, berusaha mencerna kata-kata yang baru saja diucapkan oleh Shinsuke.

"Buruan dimakan, nanti buburnya dingin." Seru Shinsuke yang kembali asyik melahap sarapannya.

"Gue berhutang banyak sama Lo, Kak." Seru Atsumu kemudian, membuat Shinsuke berhenti sejenak melahap buburnya.

Ia meletakkan sendoknya diatas wadah sterofoam itu.

"Tangan itu..." Atsumu terdiam dan terus menyorot punggung tangan Shinsuke. Yang sebelah kiri, lukanya sudah pulih. Tapi bekasnya tak kunjung hilang. Lalu, yang kanan lukanya masih baru. Seharusnya Shinsuke segera dilarikan ke klinik atau rumah sakit agar bisa mendapatkan pertolongan pertama.

Luka itu perlu dijahit agar tak terus terbuka.

"... Selalu terluka karena ngelindungin gue." Sambung Atsumu.

"Situasinya sedikit sulit, dan gue cuma kepikiran cara itu." Sahut Shinsuke dengan tangan terulur. Luka itu adalah bukti, kalau ia berhasil memenangkan pertarungan.

Dan Shinsuke bangga memilikinya.

"Sikap Lo ke gue, apa gak terlalu berlebihan, ya?" Tanya Atsumu kemudian. Sepertinya, ia jadi terbayang-bayang dengan seseorang yang selalu memprioritaskan dirinya.

Iya, Sakusa Kiyoomi.

"Nggak kok." Jawab Shinsuke begitu tenang. Tangannya kini bertengger diatas kepala Atsumu, kemudian mengusap-usap kepalanya.

Bloody Mary : Unpleasant Reunion [ END ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang