DIGANTUNG SEPERTI SEONGGOK DAGING

954 171 30
                                    

CHAPTER 28
DIGANTUNG SEPERTI SEONGGOK DAGING

Ada perasaan yang begitu tak karu-karuan, tepat setelah Hinata membuka matanya. Ia terus termenung, sambil menatap langit-langit ruangan yang gelap itu.

"Hinata?!" Suara Yamaguchi membuyarkan lamunan Hinata. Ia berhasil membuat sepasang kelopak matanya bergerak.

"Dimana ini?" Seutas kalimat itu keluar dari bibir Hinata. Ia terlalu takut untuk mengingat kembali kejadian pagi itu, dan sayangnya ketika dirinya membuka mata- ia sudah ada didalam ruangan tempat nyawanya direnggut.

Toilet asrama lantai satu.

"Hinata..." Yamaguchi tak berhenti memanggil nama temannya. Posturnya menandakan kalau dirinya tengah berwaspada.

Ketika Hinata memfokuskan Indra pendengarannya, ia bisa menangkap suara langkah kaki yang begitu cepat.

Itu, suara orang yang tengah berlari mendekat.

Samar-samar, suara itu diiringi oleh sebuah cahaya. Ketika semakin dekat, cahaya itu seolah berbelok paksa, lalu menutup pandangan Hinata dan Yamaguchi selama beberapa saat.

Mereka sempat terpejam, lalu memberanikan diri untuk membuka mata kembali.

Dihadapan mereka, ada dua orang yang napasnya tak beraturan dengan linang air mata yang masih mati-matian dibentung dengan kelopak mata.

Kageyama, dan Tsukishima.

"Yamaguchi...! Oh,.. Yamaguchi...!" Ini kali pertamanya Yamaguchi melihat Tsukishima begitu histeris. Kakinya tertekuk, dan ia berjongkok disana. Bisa melihat Yamaguchi lagi membuatnya senang sekaligus merasa sangat lemas, hingga tak kuat menopang tubuhnya sendiri.

Suara Tsukishima yang sumbang juga membuatnya tak bisa berbohong. Ia menangis dikala itu.

Disisi lain, ada Hinata dan Kageyama yang belum saling bicara. Mereka terus bertukar pandang. Sangat lama, seolah keduanya kesulitan untuk memulai percakapan.

"Hinata, gue--"

"Kenapa Lo lakuin ini, Kageyama?" Tanya Hinata. Bagaimanapun, ia tidak bisa berbohong. Rasanya begitu bahagia karena bisa berjumpa kembali dengan Kageyama.

Namun, yang menjadi pertanyaan Hinata adalah... Apa harus begini caranya agar mereka bisa bertemu?

"Hi- Hinata-!" Kageyama mulai tergagap. Raut wajah Hinata sudah cukup menjelaskan kalau dirinya kecewa terhadap Kageyama. "... Gue cuma mau nyelametin elo!"

"Nyelametin gue dari apa?" Ketus Hinata membuat Kageyama tertampar oleh kalimatnya.

Benar, bagaimana bisa Kageyama dengan percaya dirinya mengatakan- kalau ia tengah menyelamatkan seseorang yang telah mati beberapa tahun lalu.

Yang mungkin keberadaannya-pun sudah dilupakan oleh banyak orang.

"Hinata, jangan dilanjutin lagi..." Yamaguchi melerai. Dia dan juga Hinata-pun pasti sadar bahwa waktu yang mereka miliki tidaklah banyak.

"Makasih loh, Kageyama." Sambar Hinata kemudian, namun belum menandakan kalau amarahnya sudah benar-benar turun. "... Seenggaknya Lo harus liat gimana gue dan Yamaguchi mati!" Sambungnya yang kemudian menjentikkan jarinya.

Suara jentikkan itu masuk kedalam sepasang telinga milik Tsukishima dan Kageyama. Keduanya sempat terpaku, dan tak dapat mendengar suara apapun selain jentikkan yang bergema didalam telinga mereka.

Lama-kelamaan, pemandangan yang ditangkap oleh mata mereka memudar. Lalu berganti lokasi.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Bloody Mary : Unpleasant Reunion [ END ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang