THE TARGET

1.4K 265 141
                                    

CHAPTER 7
"THE TARGET"

Suara keributan yang didengar oleh Akaashi melalui intercom itu sedikit mengganggunya.

Lebih tepatnya, ia mendengar keributan yang sempat dibuat oleh Sakusa. Teman-temannya itu sepertinya bertemu dengan si tokoh antagonis utama lebih cepat.

Karena disaat itu Akaashi keluar seorang diri. Sekarang ia menjadi khawatir, kalau-kalau berhadapan dengan Sakusa tanpa disengaja.

"Gak, pokoknya gue gaboleh mundur." Kaki Akaashi mulai terasa kram karena terus berjongkok dibawah pohon itu. Sesekali, ia menoleh untuk memastikan apakah orang tadi sudah keluar ruangan itu atau belum.

Gagang pintu ruangan OSIS akhirnya bergerak, kemudian- muncullah seseorang dari dalam sana. Awalnya, ia mengenakan tudung dan luaran hitam panjang.

Akaashi sampai tidak bisa mengenali, siapa orang tersebut.

"Siapa?" Pekik Akaashi dalam bisiknya. Ia terus memantau dari balik pohon itu, menunduk dengan harapan kalau pria bertudung hitam itu tak menyadari keberadaannya.

Sebelum benar-benar beranjak, pria itu sempat mendongak kearah gedung.

Dalam gelapnya malam, pria itu kemudian berlari kecil. Akaashi yakin kalau pria itu langsung keluar dari area akademi disaat itu juga.

Yang menjadi pertanyaan bagi Akaashi, untuk apa orang asing itu datang hanya untuk masuk kedalam ruang OSIS?

Tentunya, ada sesuatu didalam sana.

"Gue izin masuk ke ruang tataboga." Gumam Akaashi, memberitahu teman-temannya yang ada di tingkat atas.

"Loh, orang yang tadi masih ada?" Tanya Atsumu.

"Udah pergi, dan gue gabisa pastiin siapa orang itu." Jelas Akaashi yang kala itu langsung berdiri dan keluar dari tempatnya bersembunyi.

Pelan-pelan, Akaashi berjalan menuju gedung sekolah.

"Hoi, Akaashi..." Sorak Shinsuke dari lantai dua.

Akaashi mematung ditempat, sembari menadah wajahnya.

"Atribut lo kebanyakan. Bawa hp buat ngerekam udah cukup, sambil dinyalahin flash'nya." Sahut Semi kemudian yang ikut muncul disana.

Akaashi mengangguk paham. Ia segera singgah sebentar didepan ruangan tataboga- lalu memasukkan senter kepalanya kedalam Sling bag.

"Pokoknya, kabarin kalau ada apa-apa." Suara Atsumu terdengar lagi dari intercom.

"Dimengerti." Sahut Akaashi.

Sebelum menginjakkan kaki didalam ruangan itu, Akaashi berusaha mengingat kembali kondisi didalam ruangan.

Didalam sana, ada banyak peralatan dapur yang berserakan di atas lantainya. Jadi Akaashi harus berhati-hati ketika melangkah.

Akan berbahaya apabila ia menginjak benda tajam seperti pisau.

Tangan Akaashi yang sedaritadi bertengger, kini mulai menggerakkan gagang pintunya.

Hal yang pertama kali dilihat oleh Akaashi hanyalah kegelapan. Meskipun gugup, Akaashi tetap melangkahkan kakinya kedalam sana.

Iya, dan disanalah Akaashi. Ia berdiri dan mulai meraba-raba dinding di sekitarnya.

"Kalian tau? Orang tadi masuk dan keluar dengan menggunakan ruangan yang berbeda." Kata Akaashi sembari mengetuk-ngetuk setiap dinding yang ia lalui.

Iya, meskipun Akaashi sudah tahu lokasi Akuratnya- tapi ia ingin memastikan sekali lagi dan berharap tak melewatkan apapun.

Bloody Mary : Unpleasant Reunion [ END ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang