PELARIAN SUNA DAN OSAMU

1.1K 238 55
                                    

CHAPTER 17
PELARIAN SUNA DAN OSAMU

"Sorry, Samu... Gue gagal ngebebasin elo." Bibir Suna bergumam, meskipun suaranya tak lagi terdengar. Ini adalah kejadian, dimana leher Suna baru saja disayat tanpa ampun oleh Sakusa.

Disana, Osamu tak dapat membendung tangisnya. Suna selalu ingin menyeka air mata sahabatnya itu, sebab ia tahu- kalau Osamu memanglah cengeng.

Suna khawatir. Ia tidak ingin Osamu berpikiran kalau dirinyalah yang membuat Suna meregang nyawa.

"Rin..." Bisik Osamu. Tangannya memapah tubuh Suna dengan begitu hati-hati. "... Kita pergi dari sini." Katanya lagi, setelah melirik dan mendapati bahwa Atsumu dan Sakusa tengah sibuk berdebat.

Sat berada didalam gendongan Osamu, Suna hampir kehilangan kesadarannya.  Kemana Osamu membawanya, Suna juga tidak tahu.

"Rin... Maafin Atsumu, demi gue." Pinta Osamu sembari berdiri tepat didepan cermin yang ada ditengah tangga.

"humm..." Suna hanya mampu bergumam. dalam gelapnya tempat itu, sepertinya ada seutas senyum yang tersisa diwajah Osamu. Entah kemana ia membawa Suna, yang jelas- Osamu melangkahkan kakinya masuk kedalam sebuah cermin.

"Rin..." Panggil Osamu lagi.

Sayangnya, kali ini Suna tak dapat menjawabnya lagi. Semua yang ia lihat mendadak kabur dan menghitam.

"Omi ataupun Mary... Mereka gabakal pernah bisa bawa lo dan gue pergi." Gumam Osamu kemudian.

Suna masih mendengarnya, tapi ia tidak dapat melihat apapun lagi. Rasanya, seperti masih berada didalam tubuhnya sendiri. Tapi ia tidak dapat menggerakkan satupun anggota tubuhnya.

Seolah-olah Suna terpenjara disana.

"Mungkin, ini yang dinamakan mati." Suna hanya bisa membatin.

Gelap.

Rasanya sulit menjelaskan bagaimana kondisinya dikala itu.

"Rin... Tunggu, ya... Tunggu sampe Atsumu nyelametin kita lagi." Sesampainya disebuah ruangan, Osamu berjongkok di salah satu sudut. Tangannya menurunkan tubuh Suna yang sedaritadi ia topang.

Osamu tahu, Suna sudah tidak bernyawa. Kekuatan Sakusa berhasil mengoyak leher Suna hingga hampir putus.

Berhasil bertahan selama beberapa menit saja, tentunya membuat Suna merasa amat menderita merasakan sakit.

Sampai akhirnya, ia mati kehabisan darah.

"Atsumu pasti kesini. Gue harus percaya, dia pasti berubah pikiran." Osamu membatin dengan sepasang tangan yang ada didepan dada. Tadi, Atsumu sempat meneleponnya- dan Osamu berkata kalau dirinya akan segera menyerahkan diri.

Hening. Osamu bahkan kesulitan merasakan degupan jantungnya sendiri.

Sosoknya didalam cermin begitu buruk rupa. Osamu lesu, mengingat bahwa dirinya tak seharusnya masih berada didunia.

Seringkali terbesit didalam kepala Osamu.

Kalau saja ia memberitahu kepada semua orang sedari awal.

Kalau saja, Osamu tak memiliki empati kepada Atsumu yang kerap merasa takut ditinggal sendiri.

Kalau saja, ia tidak mati.

PRANGG-!!

Cermin itu hancur.

Osamu meninjunya, hingga tangannya yang membusuk itu memiliki tambahan luka.

Lagipula, batinnya berkata kalau Atsumu juga tidak akan membutuhkan cermin. Ia akan berjalan seperti manusia pada umumnya, menghampiri Osamu untuk mengucapkan kalimat perpisahan.

Bloody Mary : Unpleasant Reunion [ END ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang