HIDUP ATAU MATI

1.2K 247 75
                                    

CHAPTER 12
HIDUP ATAU MATI

"Begitu..." Semi selesai menjelaskan apa saja yang terjadi pada masalalu Kageyama. Tiga puluh menit lamanya, Semi terus duduk disana, menyentuh tangan dari jasad Kageyama yang sudah terbujur kaku.

Dingin.

"Gue gabisa liat apa-apa lagi." Semi menghela napasnya. Ia merasa sedikit jengkel. "... Susah. Kayak, ada sugesti yang ngedorong gue buat keluar dari  sana."

Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Meskipun Semi membutuhkan waktu cukup lama untuk mencari suatu ingatan, ia pasti akan tetap menemukannya.

Untuk kali ini, diri Kageyama seolah menolak diri Semi yang menyerobot masuk dan melihat ingatannya tanpa izin.

Jelas saja Semi menyerngit. Ia terus berpikir, bagaimana Kageyama bisa melakukannya.

Padahal dia sudah mati.

Yaku belum bergeming apapun. Dia adalah orang yang disaat itu merasa paling tidak enak hati. Jelas saja, Kageyama adalah bawahannya yang ternyata malah bekerjasama dengan Tsukishima.

Kejadian itu cukup menyayat hati Yaku. Ia merasa gagal bertanggungjawab sebagai seorang senior.

Diawal, Kageyama tak menolak ajakan Yaku untuk membantu Tim Holy Night. Yaku terus berpikir, mungkin saja Kageyama kerap berujar dengan ketus- karena ia adalah tipikal orang yang sangat mudah terpancing amarahnya.

"Gue lebih kaget, karena Akaashi yang ngelakuin ini." Oikawa memandang keluar jendela. Disana, ada Atsumu dan Akaashi yang masih menangani boneka jerami.

Akaashi sangat bisa diandalkan, Oikawa tahu itu. Tangannya yang gemetaran membuat Oikawa yakin kalau Akaashi memaksa dirinya sendiri untuk melontarkan peluru itu hingga membunuh Kageyama.

"Gue keluar sebentar, ya." Yaku berdiri kemudian berlalu keluar dari dalam kamar itu. Ditangannya, ada ponsel yang layarnya terpampang sedang menunggu panggilan teleponnya diterima oleh orang yang dituju.

Semi dan Oikawa segera mengangguk.

"Akaashi, coba telepon Kak Shin sekarang." Pinta Atsumu. Ia masih terus memandang sisa abu dari boneka jerami yang tadi ia bakar. Tentu saja, Atsumu juga menyimpan helaian rambut milik Shinsuke.

Tak ada jawaban. Atsumu mengalihkan pandangannya, kemudian mendapati Akaashi yang mematung sembari terus menatap kearah sepasang tangannya yang tertadah.

Sepertinya, Akaashi masih terkejut. Ia baru saja membunuh Kageyama, dalam keadaan sadar.

Karena tak ingin menganggu, Atsumu mengeluarkan ponselnya. Ia akan menghubungi Shinsuke sendiri.

Pasalnya, Atsumu juga pernah merasakan hal yang sama seperti Akaashi. Iya, waktu dimana Atsumu membunuh orang lain untuk pertama kalinya agar Osamu tetap hidup.

Salah kalau ada yang mengira Atsumu hanya membunuh orang-orang didalam Akademi. Dia, dan Sakusa juga membunuh beberapa gelandangan yang mereka temui dijalan- ketika sedang dalam perjalanan menuju Akademi. Tepat, saat hari libur semester telah selesai.

Belum ada yang tau hal itu, dan Atsumu pikir ia akan tetap menyimpannya seorang diri.

Dulu, Atsumu juga sering memandang sepasang tangannya. Kepalanya tak berhenti mengecap dirinya sendiri sebagai seorang pembunuh.

Tapi itu hanya berlangsung sebentar, sebelum keegoisan menguasai diri Atsumu secara utuh. Orang-orang yang telah ia bantai di dalam asrama, tentunya tidak akan pernah memaafkannya.

"Akaashi..." Akhirnya, Atsumu menarik Akaashi keluar dari lamunannya. Ia menyimpan kembali ponselnya, sebab Shinsuke tak kunjung menjawab panggilan teleponnya.

Bloody Mary : Unpleasant Reunion [ END ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang