SANTET

1.3K 243 161
                                    

CHAPTER 10
SANTET

Kageyama duduk sembari terus menjentik-jentikkan jarinya. Sedaritadi, Atsumu, Semi, Oikawa, dan Yaku belum kunjung kembali. Mereka berempat sepakat untuk menyusuri kembali area gedung, dan berharap kalau tak ada benda serupa seperti yang ditemukan oleh Kenma.

"Oy-!" Panggil Kageyama. Akaashi mengabaikannya dan sibuk menganalisa informasi yang ada didalam laptopnya.

"Kak Akaashi." Begitu Kageyama memanggil dengan benar, Akaashi baru mau menoleh kepadanya.

"Kenapa elo selalu sendiri, dan gak ikut sama temen-temen Lo?" Tanya Kageyama kemudian.

Akaashi memalingkan pandangannya kearah gedung sekolah. Dengan intercom, keempat temannya itu selalu mengupdate dimana keberadaan mereka.

"Tugas gue cuma mengolah data, dan ngasih hasil analisis ke temen-temen gue. Sama hal-nya kayak ngasih senjata ke mereka." Jelas Akaashi yang langsung menebarkan senyum percaya diri.

Ada kerutan yang muncul begitu Kageyama menyipitkan matanya.

"Kalo elo, gimana? Ngapain lo disini kalo gak bantu apa-apa?" Akaashi balik melontarkan pertanyaan kepada Kageyama.

"Hal mistis? Huh! Gue gak percaya sama itu semua." Sambar Kageyama yang langsung berdiri dan berjalan menuju lantai aula yang letaknya tepat disebelah kiri Akaashi.

Kageyama merebahkan tubuhnya disana. Dingin dari lantai itu membuat suhu tubuhnya mulai turun sedikit-demi sedikit.

Cuacanya sedikit panas.

"hmn... Kalo hal mistis itu gak ada, mungkin Hinata Shoyo masih ada disini." Seru Akaashi santai. Tapi ucapannya itu membuat Kageyama segera bangkit dari posisi tidurnya.

"Apa? Lo nyebut nama siapa barusan?" Deru napas Kageyama menjadi tak karu-karuan. Kedua kelopak matanya terbuka lebar begitu mendengar seutas nama milik teman baiknya yang sudah tiada.

Hinata Shoyo.

"Darimana Lo tau kalo gue sama Hinata itu temenan?" Tanya Kageyama karena Akaashi tak kunjung menjawab apa yang ia tanyakan. Sedaritadi, Akaashi hanya sibuk menadah wajahnya dengan telapak tangan sembari menatap lurus kearah kedua mata Kageyama.

Masalahnya, Kageyama tak terlalu banyak mengenal kakak-kakak kelasnya. Begitupun sebaliknya, tak banyak orang yang tahu kalau ia dan Hinata adalah teman baik.

Kageyama juga tak pernah menyebutkan, kalau teman yang tidak ia relakan kepergiannya itu- bernama Hinata Shoyo.

"Ada yang bilang, gue itu cerdik." Tawa Akaashi mengembang. Ia berhasil membuat Kageyama ternganga disana. "... Tapi, Lo agak aneh, Kageyama." Celoteh Akaashi lagi.

"Aneh apanya?" Kageyama bingung. Akaashi kemudian terdiam sebentar sembari berdehem cukup panjang.

"Gak tertarik sama hal mistis, tapi Lo tau soal tanah merah yang dibungkus sama kain putih itu." Jelas Akaashi.

Sejak saat itu, Kageyama mulai tersenyum simpul. Selain Shinsuke, Akaashi membuatnya nyaman berbicara. Entah karena cara bicara Akaashi yang cenderung santai, atau Kageyama yang mudah membuka kisahnya ketika ia sudah nyaman dengan lawan bicaranya.

"Tau Banyuwangi?" Tanya Kageyama. Ia menyebutkan nama suatu daerah yang terletak di timur pulau Jawa.

Akaashi terdiam sejenak, lalu mengangguk.

"Gue berasal dari desa kecil disana yang hal mistisnya itu masih kental banget. Cuma, gue gasuka- serem." Kageyama mengerjapkan sepasang matanya kuat-kuat. Akaashi yang melihatnya memutuskan untuk tak bertanya lebih jauh.

Bloody Mary : Unpleasant Reunion [ END ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang