AKSI BAKU TEMBAK

1.1K 224 98
                                    

CHAPTER 16
AKSI BAKU TEMBAK

"Kak Shinsuke, tunggu!!" Akaashi berteriak. Dalam pengejarannya itu, Akaashi memfokuskan pandangannya pada ponsel yang hendak ia simpan kedalam Sling bag.

Tapi entah kenapa, ada seseorang yang baru saja berpapasan dengannya di tangga.

Sadar kalau ada seseorang dibelakangnya, Akaashi langsung berguling ke sisi kanan.

Kebetulan, Akaashi baru saja sampai di pertengahan tangga yang permukaan datarnya lumayan luas.

Sampai kemudian terdengar suara tembakan sebanyak dua kali, yang sukses membuat dinding disana berlubang.

"Refleks yang bagus. Tapi selanjutnya bakal ngenain kepala Lo." Sorak seseorang dibawah sana, yang tak lain adalah Kageyama.

"Coba aja kalau bisa." Elak Akaashi yang masih bersembunyi disana. Ia sudah bersiap siaga, sembari mendengarkan kemana arah langkah kaki Kageyama.

"Ogah... Apa gunanya main-main sama orang lemah kayak Lo?" Kageyama meniup ujung pistolnya yang sempat berasap.

Akaashi merasa terhina, jadi ia buru-buru bangkit dari sana kemudian  hendak melontarkan beberapa tembakan.

Hanya saja, Akaashi menurunkan niat itu tepat sebelum ia menarik pelatuknya.

Oikawa, Semi, dan Yaku. Mereka berada di lantai tiga. Apabila tembakan Akaashi meleset, maka kemungkinan besar pelurunya akan menembus ke lantai bawah.

"Trik murahan Lo gak bakal nipu gue." Ucap Akaashi yang kemudian melipat kacamatanya. Batinnya mengatakan kalau kacamatanya pecah, maka pengelihatannya akan lumpuh akibat serpihan kaca.

"Ah, padahal kalo tadi elo nembak... Pelurunya mungkin bakal ngenain Kak Semi, Kak Oikawa, sama Kak Yaku." Kageyama menggeleng pelan, menyayangkan satu umpan yang gagal memikat Akaashi.

"... Kalau gitu, bye!" Kageyama melambaikan tangannya kemudian berlari di sekitaran lorong lantai tiga.

Targetnya melarikan diri, jadi Akaashi buru-buru mengejar. Matanya hanya terkunci kepada sosok Kageyama yang berlari tak jauh didepannya.

Ketika menuruni tangga, Kageyama berseluncur di sepanjang pegangan tangga yang mengarah kebawah.

"Gawat... Ini kan?!" Akaashi terpekik. Sayangnya terlalu lambat untuk menarik rem mundur, jadi Akaashi terus menerjang sepanjang tangga itu.

Saat Akaashi berbelok untuk turun, ada dua sosok arwah yang sepertinya menampakkan diri di pojok kiri dan kanan pertengahan tangga.

"Minggir!!" Nekat. Akaashi tidak memperdulikan apakah yang barusan itu adalah Kunimi dan Goshiki.

Cepat-cepat, Akaashi menggelindingkan tubuhnya untuk turun.

"ARRRHHH-!!!" Sebisa mungkin, Akaashi meringkuk sembari melindungi area kepalanya agar tidak cidera.

DOR-!!

Baru saja mendarat di lantai dua, Akaashi lagi-lagi harus menggelindingkan tubuhnya ke arah sebuah meja yang dulunya dihuni oleh guru-guru piket.

Si licik Kageyama mulai mendecik karena Akaashi semakin lihai menghindar.

Meskipun kesal, namun ada seringai lebar di wajah Kageyama.

"Bentar lagi badan Lo bonyok, Kak! Ayo kita liat, sampe kapan Lo bisa ngindar gila-gilaan kayak gitu!" Sorak Kageyama.

Sekali lagi. Ia berlari turun.

"Akaashi?!" Itu adalah suara Oikawa. Ia muncul dari balik lorong, dan langsung mendekati Akaashi yang sedang terengah-engah.

"Tsukishima pasti juga ada disini. Kalian harus hati-hati!" Tak ingin kehilangan jejak lagi, Akaashi buru-buru berdiri dan hanya meninggalkan seutas kalimat itu kepada teman-temannya.

Bloody Mary : Unpleasant Reunion [ END ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang