Hate with Love

52.2K 2.6K 40
                                    

------- Kantor Direksi sekolah

  " Aku tidak mau tau, kau keluarkan dia sekarang juga atau ... !!" Mata Pemuda itu memerah emosi menatap sosok pria paruh baya dihadapannya, ujung jarinya menunjuk tepat didepan wajah Mira yang masih terpaku berdiri disisi lain ruangan itu sembari menelan ludah karna shock bercampur takut.

 Bagaimana tidak?
Sosok dihadapannya sekarang tak lain adalah direktur sekolahnya, tuan "Stevan Alvaro" yang sayangnya adalah ayah kandung pria brengsek dan sombong yang tengah berdiri tak jauh dari tempatnya sambil memaki maki dirinya.

Seorang ayah pastilah menututi kemauan anaknya bukan? Apalagi Erik anak tunggal.

Namun...

" Atau apa? "Tanya pria berusia awal 30an itu  dengan wajah datar dan tenang
" Atau aku tidak akan menurutimu lagi, tidak akan pernah!" Imbuh Erik mengancam
Mendengar itu, Stevan justru tersenyum

" Sampai kapan kau akan seperti ini Erik? Ini sekolah bukan rumah, aku direktur disini dan bukan hanya ayahmu saja. Jadi maaf aku tidak bisa menurutimu ." Tutur Stevan dengan senyum hambar menatap putranya dari balik kacamata minus
" Apa? Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku? Ti..dak pokoknya kamu....

Belum selesai Erick menyelesaikan kata katanya, Stevan menatapnya tajam

" Kalau tidak ada kepentingan lagi silahkan keluar !" Potongnya membuat Erick menggertakkan rahangnya emosi.
" Ayah... "
" Ke Lu Ar!" Perintahnya lagi

Erick menatap Mira tajam, hingga gadis itu yakin andai Erick tokoh kartun ubun ubunnya pasti sudah berasap, wajah putihnya berubah merah.
Mira tersenyum mengejek sebelum pemuda itu melangkah keluar  dan "BraAkk!" Pintu terbanting kasar.

Dasar tak tau sopan santun! - Decak Mira

" Terimakasih paman." Ucap gadis itu terbata. Stevan melirik Mira dan balik kacamatanya lalu tersenyum

Senyum yang jujur membuat Mira sedikit kikuk, pria dihadapannya mungkin sudah berumur 35 tahun tapi wajahnya benar benar terpahat sempurna, mira pernah dengar Stevan adalah putra kedua dari Safir Alvaro yang trkenal angkuh dan sombong. Tapi pria ini benar benar berbeda dengan apa yang pernah ia dengar selama ini. Dia sungguh bijaksana, berbeda, sangat berbeda dengan putranya.

Jauh dalam lamunnya memandangi sosok itu...

" Apa ada kepentingan lain?" Tanya Stevan sukses membuat Mira terlonjak kaget

" Eemm itu k ke..enapa anda tidak mengeluarkan saya?" Tanya Mira penasaran.

" Oh hal itu, karna kau tidak bersalah lagipula kau siswa berprestasi, belajarlah yang giat jangan hiraukan Erik, dia memang suka mencari keributan dan gara gara." Jawabnya kemudian tersenyum manis.
   

"DeGgg " Senyumnya ya Tuhaann....

Mengapa rasanya dada Mira berdegup kencang?

  " Te terimaka kasih." Gugupnya kemudian melangkah mundur kearah pintu secepat kilat menyembunyikan pipinya yang sudah merona

Sementara disana....

" Aku pasti akan menyingkirkanmu gadis miskin!" Erik mengepalkan jari jarinya kesal melihat senyum Mira dari kejauhan usai keluar dari ruangan ayahnya. Kebenciannya pada gadis itu sudah mencapai batas.

Erik bukanlah sekadar putra pemilik sekolah. Dia juga ketua OSIS disekolah itu, otaknya jenius dan selalu nomer 1 disetiap mata pelajaran, maupun dibidang olah raga, ia tak pernah memiliki saingan. Jadi tak heran kalau banyak gadis mengejar dan menghamba untuk memilikinya.
Termasuk Shafa, gadis cantik berambut curly panjang yang sangat mencintai Erick, ia menduduki predikat wakil ketua osis disekolah itu.
Shafa adalah gadis yang rela menyerahkan keperawanannya pada Erik saat kelas 1 SMU.
Dan sejak saat itu, mereka sering bercumbu. Inilah satu satunya kelemahan bagi Erick, ia suka bermain dengan hati gadis gadis, tak percaya dengan cinta, dan bagi Erik, Shafa adalah salah satu penghiburnya. Tapi berbeda bagi Shafa, ia berpikir Erick adalah miliknya. Dan berada disisi Erick akan mendukung popularitasnya di sekolah bonafit itu.
Ya, Erick adalah miliknya.....

Mr. Elegant ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang