New Heart

22K 1K 140
                                    

Vallen mendaratkan mobilnya tepat didepan Caffe Latte. Melirik kearah Jam tangan mahalnya, lalu menghela nafas panjang

Dia terlambat 1 ,3 jam dari permintaan Alice.

" Haruskah aku turun?" Pikir pria berkaca mata itu memijit pelipisnya.

Vallen dia hanya anak anak.. hanya anak anak... kau pasti bisa menghadapinya..
Ingat wajah Alice yang begitu lucu dulu...
Ayoo Vallen kau pasti bisa ( Gumam Hati Vallen )

Lalu dengan 1 helaan napas, akhirnya Pria itupun turun setelah meminta orang untuk memarkirkan mobilnya.

" Hei lihat, itu Vallen Alfa's Group kan.... ganteng ya!" Puji beberapa orang yang rata rata memang wanita bisnis yang mengenalnya. Caffe itu memang adalah Caffe ternama didaerahnya. Caffe yang sering dijadikan tempat pertemuan bisnis. Tapi bukan Vallen namanya kalau tidak acuh pada mereka

Vallen tersenyum melihat seorang gadis berambut pendek yang tampak menidurkan kepalanya dimeja dengan wajah kesal.

" Alice." Sapa Vallen pelan

" Heii kau lama sekali, apa kau butuh berdandan dulu untuk sampai kesini hah?" Teriak Alice kesal. Tapi... kemudian dia berubah gugup saat Vallen tersenyum dan duduk dihadapannya.

" Ada apa Alice? Maaf tadi aku mengantar Aby dulu ketempat lesnya, kau tahu kan aku seorang ayah." Ujarnya

" Aby lagi.. Aby lagi !"Gerutu Alice memutar mutar sedotan teh dimejanya.

" Aby itu adikmu kan?" Vallen menarik teh yang ada dihadapan Alice lalu meminumnya tanpa bertanya. Ia benar benar kehausan

" Hmmm ya aku tahu..

" Dan aku ayahnya.. !" Vallen mengingatkan, mendengar itu Alice menarik napas panjang.

" Sekarang aku harus mulai menganggapnya anakku juga ya?" Ujar Alice sarkatis. Dan...

" Uhuk uhuk.. !" Vallen terbatuk.

" Dengar ya Vallen..

" Hei panggil aku Paman!! Vallen Vallen apa? Setidaknya kau hormati aku sebagai gurumu, kau tidak sopan Alice!" Tekan Vallen darah tinggi

" Terserahlah, kau jangan berpikir mau kabur ya, pokoknya kau harus bertanggung jawab dan menikahiku. Paham.. enak saja habis nyentuh sana sini mau main menghindar saja. Setidaknya selesaikan sampai tuntas !" Tekan Alice. Vallen memijit kepalanya lalu bersandar dikursinya seakan udara disekitarnya mulai mencekik

" Alice aku tidak melakukan apapun padamu! Kalau kau mau kita bisa kedokter. Kita periksakan dirimu!" Celetuk Vallen kalut

" Ya.. walaupun begitu, apa kau tidak mau tanggung jawab telah melihat aku telanjang?"  Elak Alice

Ah ya tuhan anak ini.. apa sih sebenarnya maunya sudah jelas jelas dia hanya mencari kesalahan...

" Kau sudah seperti anakku Alice.. tolonglah berpikirlah yang wajar, kau masih 14 tahun dari mana pemikiran mesummu itu berasal, ingat, aku ini pamanmu !"Vallen memegang tangan Alice lembut.

" Paman mana yang meluk keponakannya dalam keadaan telanjang, ayolah Vallen.. jangan jadi pria pengecut." Sindir Alice

" Bodo amat!" Tekan Vallen kesal

Setelah mengucapkan hal itu, Vallen berdiri kemudian beranjak kemobilnya. Pria itu menarik nafas panjang kemudian menyandarkan dirinya di jok mobil. Namun...

" Brakk." Dia tercekat.. tiba tiba Alice duduk disampingnya, didalam mobil yang sama. Gadis itu menyilangkan kakinya sexi lalu memainkan matanya kearah Vallen

Mr. Elegant ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang