Don't !!

17.6K 936 98
                                    

jangan lupa comment + votenya yaaa

" Jauhi putriku... Vallen!" Bentak Mira
Wanita itu berdiri didepan Vallen dengan rok span dan blouse ketatnya. Dia terlihat sangat elegant.
Pagi tadi dia menerobos masuk kekantor Vallen, setelah melihat puluhan pesan putrinya untuk Vallen dihpnya.
Dan inilah dia sekarang, berdiri dengan wajah merah dihadapan pria yang masih menempati satu sisi dihatinya itu.
Vallen hanya diam menatap Mira datar.

" Mintalah putrimu untuk menjauhiku, karna itu akan lebih bermanfaat dari pada kau berteriak disini." Senyum Vallen sinis.

Mata Mira memerah, dia hampir saja menangis melihat perubahan sikap Vallen yang dingin. Sorot matanya saja seolah bukan Vallen yang dulu lagi

" Vallen please jauhi dia.. dia masih anak anak.. demi aku.. kabulkan ini. Vallen kau akan menurutiku kan?" Mira memegang tangan Vallen. Namun.. pria itu menarik tangannya kasar. Dan...

" Jangan sentuh aku!" Tekannya

" DeG." Mira tercekat, kali ini air matanya sukses meluncur turun.

" Vallen kau berubah padaku, aku hanya ingin kau jauhi Alice, putriku sejak kecil memang terobsesi denganmu. Tapi kau jauh lebih dewasa. Jika kau benar benar peduli padaku kau akan menurutiku kan?" Mira pucat. Vallen menatapnya datar lalu tersenyum tipis.

" Kau tidak berhak melarangku berhubungan dengan siapapun Mira, aku pria bebas.. kau ingat itu. Anjing yang kau rawat saja bisa membunuhmu jika kau selalu mengabaikan dan tidak memperdulikannya!" Jawabnya

" Tapi Vallen.. kita.. kita.." Mira terbata

" Kita tidak memiliki kaitan apapun. Kau hanya pernah bercinta denganku itu saja. Selebihnya Zero. Kita tidak ada ikatan apapun, jadi kau tidak berhak melarang apapun atasku!" Senyum Vallen lalu kembali menatap layar laptopnya. Lutut Mira terasa lemas.

Dingin...
Mengapa dia sedingin ini..
Mengapa dia..
Seolan begitu jauh berlari dariku??
Hatiku terluka.. sangat pedih
Dia yang dari dulu selalu menghapus air mataku..
Memelukku saat aku sedih..
Sekarang dia..
Seolah begitu jauh..

Mira menggigit bibirnya sementara air matanya terus menetes turun.

" Apa ada keperluan lain?" Tanya Vallen tanpa menatap wajah Mira.

" Ya.. apa kau sudah tak mencintaiku?"
Pertanyaan Mira membuat Vallen mengangkat wajahnya. Menatap Mira datar lalu melepas kaca matanya dan tersenyum dingin

" Aku tidak memiliki hati untuk itu, sekarang silahkan keluar nona Erik. Saya harap anda tau kalau saya sibuk."  Vallen menunjuk kearah pintu mempersilahkan.

Mira menatap Vallen kelu.. lalu hendak melangkah keluar. Sebelum...


" Aarkkh."

Seketika Mira menoleh, Vallen tampak memegang Pinggangnya yang seolah kesakitan

" Vall kau kenapa.. dimananya yang sakit?" Mira bergegas merangkulnya.. tapi..

" Jangan sentuh aku!" Vallen mendorongnya

" Vallen please...

" Indiraaaaaaa...!!!" Teriak Vallen tak perduli

" Vallen please izinkan aku..

" Indiraaaaaaaaaaaaa!!!" Vallen hampir tersungkur dimejanya saat wanita berpakaian hitam itu datang dan langsung memangkunya

" Tuan apa anda baik baik saja?" Cemasnya. Vallen mengatur napas. Ia berkeringat dingin

Mr. Elegant ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang