Where are You??

24.3K 1.2K 59
                                    


" Aah.. kau pindahan baru ya?" Sapa ibu itu memainkan matanya pada Erik. Bisa ditaksir beratnya badannya mungkin 9p kiloan dan sudah memiliki beberapa anak.
Dia katanya istri RW yang datang mengantarkan bingkisan ( padahal cuma mau kenalan dengan Erik )

" Ya !"Jawab Erik dengan senyum datar
" Ini ada sedikit bingkisan sebagai tanda perkenalan." Ibu itu memberikan sebuah kardus berukuran sedang ketangan Erik.

Ah ya ampunn kenapa aku harus berurusan dengan wanita siluman begini - batin Erik saat ibu itu mengambil kesempatan memegang tangannya.

" Aah kamu tampan juga ya, apa kamu sendiri disini??" Tanyanya mengerjabkan mata berkali kali persis orang yang sedang kelilipan

Erik memasang muka depresi.

" Kalau butuh sesuatu hubungi aku ya ganteng. No. Telfon saya ada didalam..ok.. " Wanita  itu masih ambil kesempatan mencolek lengan Erik.

" I.. iya.. !" Senyum Erik terpaksa. Beberapa pasang mata juga tampak melirik percakapan mereka didepan pintu.

" Ganteng yaaa.. !" Bisik mereka. Hingga.....


" Eriiiiiikkkkkk !!" Teriak Mira kesal.

" Siapa dia?" Tanya bu RW judes
" Hei anda yang siapa, dasar cari cari kesempatan saja sama suami orang cih!" Mira berkacak pinggang.

" Miraa sudah ya..." Erik memegang bahu Mira berusaha menenangkan

" Duh kasiannya, ganteng ganteng istrinya model begini.. galak." Gerutu bu RW lalu beranjak pergi. Tapi sebelum itu dia masih mengerlingkan matanya pada Erik yang bergidik ngeri

Mira menatap Erik tajam lalu masuk kedalam rumah setelah menghentakkan kakinya kesal.

" Mira..

" Apa? Suka dibilang ganteng? Emang hobimu kan jual jual tampang.. dasar.. " Omel Mira tanpa menatap wajah Erik yang menahan tawa. Lalu...

" Kau cemburu pada tabung gas??" Celetuk Erik.

Apa katanya??
Cemburu??
Wajar kan??
Tapi kenapa rasanya ada jarak diantara kami. Aku merasa canggung disisinya. Bahkan ada perasaan aneh saat aku bersamanya. Seperti ada yang missing diantara kami. Bahkan.. sejak kejadian waktu itu dia sama sekali tidak menyentuhku.

" Mira...?
" Kau mentertawakanku kan??" Mira menatap Erik tajam.
" Tidak..
" Aahh sudahlah.. kau membuatku kesal saja. Tiap hari sejak kita pindah kesini kau selalu berbicara dengan mereka.. kau senang kan mereka memujimu !" Tuding Mira

" Ah ya.. ampun, mereka mengajakku bicara jadi aku..

" Aah sudahlah, males bahasnya. Susah emang punya suami labil !" Celetuk Mira lalu menabrak bahu Erik beranjak keruangannya.

" Apa dia sedang dapet ya. Sensi amat." Erik mengambil nafas berat.

Hari sudah larut. Tapi sepertinya Mira benar benar marah. Dia menangis dikamarnya dan tidak mau keluar. Jadi terpaksa Erik yang menyiapkan makan malam dan mengurusi anak anak kecil kecil dirumah mereka.

Vallen.. mengapa rasanya ada yang kurang tanpamu ?

Mira segera menghapus pikiran itu. Bagaimana bisa dia mengingat orang jahat itu. Tapi biasanya kalau dia sedih Vallen selalu datang merangkul lalu mencium keningnya.

Jauh dalam lamunnya.....

" Kau masih marah?" Erik duduk disisinya tersenyum
" Ya kenapa? Mereka benar kan, aku ini galak, kau itu tampan, sempurna." Sindir Mira memalingkan wajah.

Mr. Elegant ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang