My Last Dream

41K 1.6K 75
                                    


Erik terdiam disisinya
Memegang tangannya...
Ditatapnya sosok yang terbaring lemah itu dengan linangan air mata
Sesekali diciumnya lembut tangan Mira

Tuhan...
Selama ini aku tersesat
Aku tidak pernah meminta apapun padamu
Aku berlari terlalu jauh
Melakukan segalanya yang tidak kau suka
Tuhan...
Aku hidup tanpa hati
Jangan biarkan aku melaluinya sekali lagi
Tuhan.... .
Aku hambamu yang tersesat
Kembali kepadamu dan menangis.....
Kembalikan dia tuhan........
Kembalikan dia.....
Aku sangat mencintainya....

Erik menangis. Ya, untuk pertama kalinya dia menangis karna seorang gadis.

" Sayang, Istriku, kekasihku, aku tidak pernah mencintai siapapun setelahmu, bangunlah Mira, aku janji aku tidak akan menyakitimu lagi... please." Erik mengecup punggung tangan Mira lembut.

Namun........

" Rupanya tuan Alvaro bisa juga jatuh cinta ya?" Sebuah suara membuat Erick menoleh

Vallen tersenyum dibelakang Erik. Entah sejak kapan pemuda dari calif itu berdiri disana.

" Sedang apa kau disini hah!" Suasana haru tadi seketika berubah tegang saat kedua rival ini berada dalam satu ruang yang sama. Seolah Api dan Es menjadi satu

" Well well calm down Erick, aku cuma mau ngingetin aja, jangan menjanjikan hal yang tidak bisa kau tepati." Senyum sinis Vallen. Mendengar itu, Erik berdiri menjajari Vallen dengan wajah berang.

Inikah wujud asli dari sosok yang dijuluki mr. Elegant?
Yang selalu terlihat ramah didepan semua orang?

" Diam atau aku akan menarik lidahmu keluar. Kau pikir aku tidak tau kalau sikap manismu selama ini hanya fake!" Tunjuk Erik
" Hahaha kau cerdas tapi aku tidak akan takut padamu Erik." Vallen memainkan matanya.
" Kau pikir siapa dirimu hah? Jauhi Mira atau kau akan menyesal!" Bentak Erik mengancam.

" Lalu kalau aku tidak mau kau bisa apa hmm? Membunuhku? Menyakitiku? Apa jaminan yang bisa kau janjikan jika aku melepaskannya? Menyakitinya lebih dari itu?" Tawa Vallen menunjuk kearah Mira yang terbaring tak berdaya. Tangan Erik mengepal. Mata birunya memerah. Jika itu bukan rumah sakit sudah pasti Erik akan menghajarnya

" Siapa kau sebenarnya? Aku jamin besok kau akan dikeluarkan dari Damitri High School!" Ancam Erik, rahangnya mengeras. Namun sosok didepannya ini masih saja tersenyum tanpa rasa takut sedikitpun

" Apa kau pikir aku butuh sekolah disana hmm? Tenanglah Erick, aku tidak peduli dengan DHS, jangan selalu meremehkan orang lain karna suatu saat nanti kau akan melihat semut yang kau injak ternyata seekor gajah." Vallen mengusap rambut legamnya pelan.

" Jauhi Mira!"

" Hahaha apa kau takut? Kau Erik yang selalu pintar dalam segala hal... bahkan kau lulus disemua studymu dengan nilai terbaik. Jujur aku kecewa kau tidak sepintar yang aku duga. Aku tidak akan merampas Mira, kau sendiri yang akan menyerahkannya padaku." Vallen menatap Erik mengejek.

" Siapa kau sebenarnya brengsek?"

" Apa itu penting?" Vallen mengangkat sebelah alisnya
" Jawab saja!" Lama lama Erick kesal juga.

Maka, dengan satu tarikan napas, pemuda itu akhirnya mengangkat suara

" Aku Valentino Abigail Stevan, seorang mahasiswa di Standford university california. Jadi sekarang kau tahu kan? Aku tak butuh DHSmu itu!" Senyum Vallen

" Cih.. kau hanya membual. Usiamu saja baru 18 tahun, seorang mahasiswa? Kau pikir aku percaya?" Erik tersenyum sinis.

" Aku bukan kau yang hidup hanya untuk membuang waktu saja. Saat kau sedang asik bersenang senang , aku menempuh akselerasi disetiap tingkat. Kau mungkin sangat pintar tapi aku jenius!" Vallen tersenyum menghina.

Mr. Elegant ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang