Cahaya

17.9K 942 97
                                    


" Kakek... ini dimana?" Alice menatap sekelilingnya..

Tempat itu..
Sangat luas..
Rumah yang indah namun juga tampak menyeramkan.

" Ikuti saja kakek ya, nanti kau akan bertemu Vallen." Senyum Stevan memegang pundak Alice yang tersenyum pucat.

Diapun menurut, melangkah menyusuri tapak demi tapak ditempat yang dibiarkan gelap itu.

Kenapa firasatnya,
Tidak enak?

Dan benar saja, saat Alice hendak menoleh kebelakang. Tiba tiba...

" Brug." Semuanya menjadi lebih gelap. Tubuh kecil itu terhuyung tak sadarkan diri dihadapan Stevan setelah balok kayu menghantam kuat tengkuknya.

Susul saja dia keneraka!

Stevan tersenyum dingin


***


Pagi menjelang

Namun..
Ruangan itu tampak kacau, Ruangan dokter Andrean.

Matanya masih menatap lekat sosok yang dari tadi meminta jawaban.
Tangan mungilnya memegang kokoh kerah kemeja dr. Muda itu.

" Gabriel.. tenanglah, om bisa menjelaskannya padamu." Mohon dr. Andre. Berusaha meredam amarah Gabriel.
Perlahan genggaman itupun melemah. Aby menangis.

" Katakan, apa ayahku yang mendonorkan mata dan sumsumnya untukku?" Tanyanya sedih

Dr. Andre menarik napas panjang. Dia tidak tega melihat kondisi bocah yang baru saja mengamuk dengan kursi roda di ruangannya barusan.
Rasa sayangnya pada sang ayah membuatnya nekat keluar dari ruangan dan meminta penjelasan pada Dr. Andre Padahal dia baru beberapa hari ini menjalani operasi yang cukup berat

" Aby.. "

" Katakan saja, kalau benar ini milik daddy. Aku tidak pernah menginginkannya!" Bentak Aby. Matanya memerah menahan air mata yang tak kunjung berhenti mengalir

" Aby.. nak tenanglah..

" Please dokter, katakan saja. Please.. apa ini alasannya kenapa daddy tidak pernah datang menjengukku ?" Aby menerka sambil sesekali terisak.

Melihat itu, dr. Andre memegang pundak Aby lalu mengusapnya menenangkan

" Bukan karna itu sayang, mata ini diberikan oleh orang yang sangat menyayangimu. Diberikan dengan ketulusan.. " Senyum getir dr. Andre memberi jawaban

" A.. apa ini milik daddy?" Sekali lagi, Aby terisak.

Dr. Andre membelai wajah Aby lembut

" Bukan nak.. bukan daddymu." Jawabnya.

" Kau jangan bohong, aku melihat semua kenangannya, itu kenangan milik daddyku kan? Jujur saja dokter!"  Aby memelas.

Dr. Andre menarik napas panjang. Sebenarnya dia sudah berjanji tidak akan mengatakan ini semua. Tapi.. tatapan aby, kegigihannya, membuatnya runtuh.

" Memang benar itu kenangan milik ayahmu.. tapi..

" Tapi..apa?" Wajah Aby semakin memerah. Dia tidak akan sanggup jika harus mendengarkan kenyataan yang ada.

" Itu kenangan Milik ayahmu dan orang yang pernah bersamanya. Orang yang juga merasakan kenangannya.. Aby. Gabriel Alvando.. mata itu milik ALFA STEVAN, kakekmu!" Tutur dr. Andre

" Deg "

Aby tercekat,
Ada sedikit perasaan lega...
Tapi bukan ini yang dia mau..
Kakeknya?
Mengapa semua ini terjadi?
Aby membelai lembut kelopak matanya, tubuhnya mulai gemetar, kebenaran itu mengguncangnya

Mr. Elegant ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang