Indah

20K 987 96
                                    


Mira terbangun dari tidurnya, entah sejak kapan dia berada diruangan itu.
Bau obat menyengat dihidung dan dingin,
Mira melihat sekelilingnya..
Seorang perawat cantik tersenyum memeriksa cairan infus yang menancap dinadinya.

" Ah ya tuhan.. apa yang terjadi?" Mira menahan kepalanya yang masih terasa pusing. Seseorang tampak tertidur disisinya sambil memegangi tangannya.

" Anda tidak sadarkan diri sejak semalam nona, suami anda yang menggendong anda kesini, semalaman dia menunggui anda dan tampaknya dia baru saja tertidur." Jawab perawat itu manis.

Mira menatap Erik yang tampak menidurkan kepalanya disisi ranjang.

" Dia terus menungguiku?" Tanyanya

" Iya.. anda beruntung sekali memiliki suami sempurna seperti dia yang sepertinya sangat menyayangi anda, dan calon anak yang ada dirahim anda." Perawat itu mencatatat beberapa hal dibukunya sebelum akhirnya tersenyum dan beranjak keluar ruangan.

Mira menatap Erik sendu, tak terasa air matanya hampir menetes turun. Dirabanya perutnya yang masih datar.

" Aku.. hamil?" Senyumnya haru.
Sekali lagi Mira melihat kearah ayah dari bayinya itu. Entah kenapa perasaannya seolah sakit, Mira tak ingat bagaimana Erik membawanya ke rumah sakit, yang terakhir dia ingat adalah dia bersama Vallen kemarin.

" Astaga Apa yang aku lakukan, aku hampir saja menghianatimu lagi sayang." Perlahan, Mira membelai rambut coklat Erik lembut.

Tuhan maafkan aku.....
Aku hampir saja menghianati suamiku yang berharga.
Aku mengerti betapa sulitnya jadi dia
Dia tetap menerimaku walau aku melahirkan bayi dari orang lain..
Tuhan..
Apa kau ingin menyadarkanku??
Dia masih terus menjagaku
Dan aku hampir menghianatinya kedua kalinya
Aku tahu mungkin cinta Vallen lebih besar darinya
Aku tahu.. mungkin perasaanku tak bisa dibagi
Tapi..
Aku ingin jadi istri yang baik untuknya..
Tuhan bantu aku..
Kau telah mengirimkan pria yang begitu sempurna untuk gadis sederhana sepertiku..
Tak ada yang bisa kuberikan padanya selain kesetiaanku..
Erik.. maafkan aku..

Tak terasa air mata Mira menetes turun mengenai rambut erik.
Perlahan, pria itu membuka mata birunya yang tampak memerah karna lelah.

" Ah kau sudah sadar.. syukurlah.. !" Ucapnya membelai kening Mira lembut.

" Pulanglah Erik.. istirahatlah.. kau tampak sangat lelah." Mira memegang tangan Erik lembut.

" Bagaimana bisa aku meninggalkanmu dan bayi kita sendirian. Aku akan terus disisimu." Senyum Erik meraba perut Mira

Mira tersenyum menatap Erik, inilah yang dia rindukan, rasanya begitu hangat
Dulu saat dia mengandung Alice. Erik tak pernah ada disisinya.

" Terimakasih sayang."  Ucap Mira haru.

" Itu karna aku sangat mencintaimu."

Erick memeluk Mira ke dadanya.

Diluar sana, Vallen tersenyum memperhatikan mereka dari balik pintu ruangan. Pria berkacamata itu kemudian menutup pintunya pelan lalu melangkah pergi.

Masihkah ketulusan itu berada dihatiku??

Vallen terduduk disebuah kursi panjang ditaman rumah sakit. Kepalanya pusing, pria itu melepas kacamatanya lalu memijit pangkal hidungnya, tak terasa air matanya hampir menetes.
Dunia ini seolah membuatnya sulit bernapas.

" lagi lagi.. mereka yang kusayangi meninggalkanku, sejak kecil semua yg kusayangi pada akhirnya menjauh dariku." Ucapnya dengan wajah tertunduk.

Mr. Elegant ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang