9 | Bohong

555 170 63
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- 9 -

Suzy memeluk ransel perpaduan pink dan putih yang ia letakkan di depan tubuh. Semakin mengeratkan pelukan pada ransel, Suzy melirik ke arah Myungsoo yang duduk di samping. Suzy terlalu malu untuk bertanya kembali tentang kemana tujuan mereka. Beralih melihat keluar jendela, Suzy berpikir― ke mana bus ini akan membawa mereka?

Sudah lama tidak menaiki bus, Suzy menikmati momen itu dalam diam. Dia membuka sedikit jendela geser tersebut dan menyandarkan kepala bagian samping ke arah sisi bus. Seingatnya, ia menaiki bus saat Sekolah Dasar. Sekolahnya memiliki bus antar jemput. Setelah tamat dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, Suzy mulai pergi dengan mobil sang ibu.

Tanpa wanita itu sadari, Myungsoo berpaling ke arahnya. Menatap lekat profil samping yang hampir sempurna tersebut. Sang pria langsung membuang wajah ke depan saat dia merasa terlalu dalam menatap hingga tidak baik bagi kerja jantung. Apa yang salah dengannya?

-oOo-

Kim Hae Sook menangkap sosok Myungsoo yang melangkah mendekat ke arah gerobak jualannya, namun bukan itu yang membuatnya menatap lama-lama, melainkan karena sosok lain yang berjalan beriringan dengan sang cucu. Apakah ada yang salah dengan matanya? Untuk beberapa detik, Hae Sook meragukan penglihatannya sendiri.

"Halmonie." Myungsoo menyapa dengan hangat, membuat Suzy yang berdiri di sampingnya bereaksi kaku untuk beberapa saat. Ketika berhasil membaca situasi, Suzy langsung membungkuk ke arah orang yang Myungsoo panggil nenek.

"Halo." Dia menyapa di tengah bungkukan tubuh tersebut.

"Halmonie, aku lapar." Myungsoo mengadu, langsung bergerak menuju balik gerobak jualan tersebut membuat Suzy lagi-lagi beraksi kaku. Dimana dia harus berdiri? Sejujurnya, Suzy tidak terlalu bisa berinteraksi dengan orang baru. Dia bingung harus memulai dari mana, terutama dengan seseorang yang sangat jauh lebih tua darinya.

"Omo...omo... apakah dia temanmu Myungsoo?" Satu tangan Hae Sook di depan bibir, sednagkan satu tangan lagi memukul bahu Myungsoo. Mata wanita tua itu menatap lekat Suzy yang masih tersenyum canggung dengan posisi tegak lurus yang terlihat sopan. Kedua tangannya bahkan terlipat di depan.

"Ah, dia―" Myungsoo tidak tau, apakah dia bisa menyebut Suzy dengan panggilan teman?

"Halo, nama saya Suzy. Teman sebangku Myungsoo." Untuk kedua kalinya Suzy membungkuk, "senang bertemu dengan Anda." Ucapnya ramah dan sopan.

Hae Sook dan Myungsoo saling pandang, setelahnya mereka melihat ke arah Suzy lagi.

"Teman sebangku?"

"Begitulah."

Keduanya bicara dengan suara yang agak pelan, namun tetap saja Suzy bisa mendengarnya karena posisi mereka yang tidak terlalu jauh. Suzy masih memasang senyuman sopan. Myungsoo yang menatapnya mengulum senyuman yang sangat tipis, wajah gugup Suzy agak menggelitik untuk dilihat.

"Aigoo, kemarilah nak..." Hae Sook meraih lengan Suzy, membawa gadis muda itu ke balik gerobak. Ada kursi lain di sana dan dia membawa tubuh Suzy agar menempati kursi tersebut. "Kau benar temannya Myungsoo?" Hae Sook bertanya karena dia belum pernah bertemu dengan teman Myungsoo sebelumnya. Entah apa yang terjadi di sekolah, tapi Myungsoo benar-benar tidak punya teman.

Crossing The Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang