12 | Bolos

583 160 45
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- 12 -

Sesuatu yang Suzy minta untuk ia lakukan― awalnya Myungsoo menolak. Namun, dalam hitungan detik dia berubah pikiran dan menyetujui.

Hari itu merupakan hari kedua kegiatan di sekolah. Jika hari sebelumnya diisi dengan penampilan demi penampilan dari klub seni, maka hari ini giliran klub olahraga untuk bersinar.

Gerbang utama Jalim High School terlihat seperti biasanya, siswa siswi mulai datang dengan seragam olahraga, begitu juga dengan Myungsoo. Bedanya, Myungsoo tidak melewati gerbang untuk masuk ke perkarangan sekolah, melainkan berdiri di depan tembok tinggi sekolah. Agak jauh dari gerbang utama. Dia menunggu.

Beberapa saat kemudian, Myungsoo melihat sebuah mobil berhenti tidak jauh dari gerbang utama. Sebuah mobil yang entah sejak kapan ia ingat dengan benar. Sosok Suzy keluar dari mobil itu, terlihat biasa saja sedangkan Myungsoo entah kenapa merasa gugup. Dia mencoba terlihat biasa saja sembari berdiri menunggu, namun tampaknya itu sulit. Beberapa siswa yang lewat melihat ke arahnya.

Suzy menunggu mobil itu berlalu. Setelah kendaraan roda empat berwarna hitam milik keluarganya itu menjauh, barulah Suzy berbalik. Matanya mengedar, mencari sosok Myungsoo. Saat mata mereka bertemu, Suzy melangkah lebih cepat.

Senyuman kecil muncul di wajah Suzy yang cerah, dia menatap Myungsoo dalam diam sembari berdiri tepat di depan pria itu. Myungsoo memalingkan wajah, "kau yakin dengan ini?" dan Suzy mengangguk.

"Jangan menyalahkanku jika terjadi sesuatu." Pria itu membawa turun tas di punggung, dia mengeluarkan sesuatu dari sana kemudian menyerahkan benda tersebut kepada Suzy.

Tidak langsung menerima, Suzy menatap seolah bertanya― untuk apa?

"Pakai saja." Benda yang baru ia keluarkan dari tas punggungnya adalah sebuah jaket tipis. "Kalau kau tidak mau pakai ini, kita tidak jadi pergi." Pria Kim itu sudah pintar mengancam. Mungkin karena dia tau Suzy membutuhkannya.

Tidak punya pilihan lain, Suzy pun menurut.

Melihat Suzy selesai dengan jaket itu, Myungsoo pun mulai melangkah terlebih dahulu. Bukan menuju ke arah gerbang masuk, melainkan ke arah sebaliknya. Suzy mengekor di belakang, mencoba mengikuti besar langkah kaki Myungsoo meski ia agak kesusahan.

Mereka akan membolos.

-oOo-

Panti asuhan HOPE; tempat Suzy mengajar anak-anak secara sukarela selama empat bulan terakhir adalah tujuan mereka. Sebelumnya, Tae Ran ―ibu Suzy― secara tiba-tiba mengganti tempat ia menjadi sukarelawan untuk kepentingan portofolio, Suzy bahkan tidak sempat mengucapkan selamat tinggal pada anak-anak yang sudah cukup dekat dengannya. Bahkan orang-orang dari panti yang selalu memperlakukannya dengan baik.

Jika Suzy mengatakan pada sang ibu bahwa dia ingin pergi ke HOPE lagi hanya untuk mengucapkan selamat tinggal dan terima kasih atas empat bulan yang menyenangkan, Suzy yakin ibunya akan menjawab― itu hanya membuang-buang waktu, lebih baik kau belajar atau melakukan hal berguna lainnya.

Pergi begitu saja tanpa mengucapkan apa-apa seperti itu membuat Suzy sedih, namun dia tidak bisa mengungkapkan hal tersebut. Memendam semua itu sendirian, sampai akhirnya ide gila muncul di kepalanya.

Bagaimana dengan membolos dan pergi ke sana? Kemudian Suzy ingat Myungsoo pernah ke panti asuhan tersebut karena hukuman dari sekolah. Pria itu punya alamat jelasnya dan paham dengan rute bus. Ditambah lagi ada kegiatan di sekolah, jadi dia tidak akan merasa terlalu sayang jika membolos.

Crossing The Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang