13 ⅼ Khawatir

490 150 35
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- 13 -

Myungsoo berpangku tangan, menatap Suzy yang asik dengan mangkuk bingsu. Senyuman tidak lepas dari wajah cantik itu, membuat sudut bibir Myungsoo terangkat dengan sendirinya. Sejak mereka sampai ke café tersebut hingga isi mangkuk hampir habis, Suzy terus tersenyum cerah. Dia benar-benar senang.

"Kau yakin tidak mau ini lagi?" Suzy menunjuk mangkuk bingsu milik Myungsoo; mango bingsu sedangkan dirinya memesan strawberry bingsu. Myungsoo menggeleng. Sejak beberapa saat yang lalu, mangkuk bingsunya sudah menjadi milik Suzy.

"Kenapa? Ini sangat segar."

"Aku tidak terlalu menyukainya."

Suzy memiringkan kepala, "lalu kenapa kau minta aku mentraktirmu ini?"

Tidak ingin merespon lebih jauh, Myungsoo hanya mengangkat kedua bahunya dengan wajah cuek.

"Kau cukup aneh."

"Menurutmu kau sendiri tidak aneh?"

Suzy mengangkat bahu dengan bibir yang mengerucut. Setelahnya mereka hanya saling pandang tanpa mengatakan sepatah katapun.

-oOo-

"Terima kasih untuk hari ini." Suzy tersenyum ke arah Myungsoo yang kali ini tidak akan mengantarnya ke tempat bimbel seperti waktu itu. Kali ini, Suzy akan naik taksi langsung ke rumah. Mengingat karena ada kegiatan di sekolah, jadi kelas malam ditiadakan. Waktunya tidak pas jika dia langsung ke tempat bimbel.

Myungsoo mengangguk kecil setelah membuang wajah ke samping.

Suzy menunduk karena Myungsoo tidak bicara, "hari ini benar-benar menyenangkan." Ucapnya, lagi. Namun kali ini lebih lirih. Myungsoo tetap bisa menangkap kalimat itu, terbukti dengan matanya yang kembali jatuh pada sosok Suzy yang kini tak lagi menggenakan jaket miliknya.

"Kau melakukan banyak hal untukku." Suzy mengangkat kepala sambil tersenyum simpul. Mata mereka bertemu dan kali ini Myungsoo tidak memalingkan wajah ke arah lain.

"Kau benar-benar teman yang baik." Suzy menyeringai malu.

"Teman bolos itu tidak bisa dibilang baik." Celetukan Myungsoo malah membuat sang wanita tertawa kecil. "Tidak... menurutku kau baik." Sanggahnya di tengah-tengah tawa.

"Apakah itu tandanya kau ingin membolos lagi?"

"Akan aku pikirkan." Raut wajah Myungsoo berubah menjadi lebih serius dan menurut Suzy itu lucu. Dia kembali tertawa, kali ini bersamaan dengan gelengan kepala. "Lupakan, aku harus kembali sekarang." Suzy tidak ingin pulang terlambat.

"Sampai jumpa besok... Myungsoo." Suzy melambaikan tangannya, tersenyum lembut.

-oOo-

Suasana hati Suzy benar-benar baik. Dia sangat menikmati setiap momen yang berlangsung hari ini hingga senyuman tidak bisa hilang dari wajahnya. Ya― Suzy pikir itu tidak akan hilang, namun apa yang ia pikirkan salah. Tepat setelah dia membuka pintu, sosok ibunya yang menunggu di depan membuat senyuman tersebut hilang seketika.

Sorot mata itu, katupan bibir yang sangat rapat itu, serta kedua tangan yang disilangkan di depan tubuh― Suzy bisa merasakan kemarahan. Karenanya dia seketika menciut.

Crossing The Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang