--------------------------------------------------
Sorry for typos and happy reading.
--------------------------------------------------
- 20 -
Myungsoo tidak merasa telah melakukan sesuatu yang bisa membuat Suzy kesal atau marah, jadi dia diam saja ketika Suzy mengabaikannya sejak hari pertama masuk sekolah. Wanita itu tidak ingin bicara dengannya, atau bahkan tidak ingin menatapnya, Myungsoo yakin dia punya alasannya sendiri. Karenanya, dia akan mengikuti arus.
Suasana sekolah kembali seperti awal bagi Myungsoo, dia tidak punya teman hingga dia kembali ke rutinitas sebelumnya. Tidur ketika tidak ada jam pelajaran, dan ketika waktunya belajar― dia akan mengikuti dalam diam. Semua kembali membosankan.
"Wah, kini sudah benar-benar masuk musim gugur. Aku bisa merasakan anginnya membuatku merinding." Hyeri memeluk dirinya sendiri. Rasanya belum lama teriknya matahari di musim panas mengganggunya, kini angin musim gugur sudah membuat ia merinding.
Hyeri melirik Suzy yang kini mengaduk makanannya dalam diam, wanita itu sesekali melihat ke luar kantin tempat mereka makan siang. Wanita itu lebih banyak diam akhir-akhir ini.
"Suzy."
Suzy berpaling, menatap Hyeri yang memanggilnya.
"Mau pergi karaoke bersamaku dan Min Ah?"
Suzy tersenyum kecil, "maaf. Aku ada kelas malam." Kelas malam di sekolah akan dimulai minggu depan, tapi sejak hari pertama sekolah, Suzy sudah bilang bahwa kelas malamnya di luar sudah dimulai. Dia bahkan tidak ada libur kelas malam, bahkan saat yang lain menikmati liburan musim panas.
"Apa tidak bisa libur satu hari? Sangat sulit mengajakmu bersenang-senang. Kau tidak pernah bisa ikut."
Suzy kembali tersenyum, namun kali ini lebih kecil. Merasa tidak enak.
"Maaf."
Jika Suzy sudah bersikap demikian, Hyeri tidak bisa apa-apa. Dia tidak mungkin memaksa.
-oOo-
Jam belajar mandiri di sore hari dimanfaatkan oleh Myungsoo untuk membenamkan wajahnya di lipatan tangan, dia berencana untuk tidur.
Dia baru ingin memejamkan mata ketika merasakan sesuatu di ujung bajunya. Ketika melirik ke bawah, Myungsoo mendapati tangan seseorang menarik ujung seragam. Mengangkat kepala, mata Myungsoo bertemu tatap dengan mata teman sebangkunya. Suzy.
"Kau mau?" menjatuhkan pandangan ke tangan Suzy, Myungsoo mendapati wanita itu menyondorkan sebungkus roti. Roti kacang merah.
"Aku membeli lebih, kalau kau mau―"
"Terima kasih." Myungsoo memotong kalimat Suzy karena wanita itu bicara dengan pelan dan juga lambat. Dia menerima barang pemberian Suzy. Memasukkan sebungkus roti itu ke laci meja, setelah itu dia kembali membenamkan wajah di lipatan tangan.
Mendapat reaksi yang demikian membuat Suzy menundukkan kepalanya dalam. Myungsoo sepertinya marah, dan dia tau alasannya kenapa. Semua itu karena sikapnya sendiri. Karenanya dia tidak bisa berkata apa-apa.
-oOo-
Meski menurunkan wajahnya di lipatan tangan, mata Myungsoo masih bisa melihat dari bawah. Dia melihat Suzy memainkan jari jemarinya satu sama lain, seperti orang yang gelisah.
Masih belum ingin mengangkat kepala, Myungsoo mendapati hari ini Suzy memakai kaos kaki yang jauh lebih pendek dari biasanya. Sejak hari pertama mereka masuk sekolah, Suzy memakai kaos kaki yang panjang hingga di bawah lutut. Tapi kali ini jauh lebih pendek.