28 ⅼ Resmi

660 151 52
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- 28 -

Dia menyukai Suzy.

Myungsoo sudah menyadari hal itu sejak lama, namun beberapa hal membuat dia menahan rasa sukanya. Dia tau bahwa dirinya dan Suzy memiliki banyak perbedaan. Semakin dewasa, Myungsoo menyadari penilaiannya tidak salah. Perbedaan diantara dirinya dan Suzy bisa menjadi masalah jika memaksakan untuk bersama.

Setelah perpisahan mereka, Myungsoo mencoba untuk melupakan Suzy. Dia pikir dia berhasil, namun setelah mereka bertemu kembali― rasa yang ternyata tidak pernah hilang itu kini muncul ke permukaan. Sedari awal, dia tidak melupakan Suzy. Hanya pura-pura seakan dia lupa.

Meski logika berkata lain, namun Myungsoo ingin mengikuti hatinya. Setidaknya untuk kali ini.

"Sebenarnya aku ingin mengungkapkan perasaanku di saat yang tepat." Myungsoo menatap Suzy yang berdiri di hadapannya setelah mereka turun dari taksi. Myungsoo mengantar Suzy pulang, kini keduanya berdiri di depan kompleks kediaman Suzy.

Suzy melirik Myungsoo. Mungkin karena alkohol, dia tidak merasa terlalu dingin meski mereka masih di tempat terbuka. Wanita Bae itu tersenyum, "aku tidak pernah mengerti jalan pikiranmu." Mengakhiri kalimat dengan tawa kecil, kemudian menyambung, "saat yang tepat? Kapan itu?"

Myungsoo ikut tersenyum, "aku sebenarnya tidak tau."

Tawa Suzy menjadi sedikit lebih keras, "kau tidak pernah berubah. Aku sebenarnya ingin marah, tapi lupakan saja." Dia menunduk sembari menghela napas. Dia juga heran dengan dirinya sendiri, kenapa dia menyukai pria seperti Myungsoo? Jika menggunakan logika, ada banyak pria yang lebih baik di sekelilingnya.

"Maaf."

Suzy melirik tanpa kata.

"Karena aku membuatmu marah." Myungsoo menjelaskan alasan kenapa dia meminta maaf meski Suzy tidak bertanya. Balik menunduk, Suzy tersenyum tipis.

"Sudah aku bilang lupakan saja."

Lalu keduanya diam.

"Jadi, hanya itu yang ingin kau bicarakan? Setelah jeda beberapa saat, Suzy kembali bertanya. Dia menatap Myungsoo, dan ternyata pria itu sedang menatapnya juga. Mata mereka bertemu.

"Sudah larut. Kita bicara lain kali."

Suzy tertawa kecil, "aku merasa déjà vu." Ini seperti kejadian terakhir kali. "Kau mau mampir?" Suzy tau dia cukup gila untuk yang satu ini. Mengundang tamu ke apartemennya untuk pertama kali sejak ia hidup sendiri. Tamu itu bahkan seorang pria. Dia pasti sedang mabuk.

"Kita bicara lain kali saja." Myungsoo menggeleng, merasa tidak benar untuk mampir selarut ini.

Suzy menunduk, "aku tidak ingin bicara lain kali." Kembali mengangkat kepala dan bicara, "jika kita tidak menuntaskannya malam ini, aku tidak ingin lagi bicara denganmu. Aku berharap kita tidak bertemu lagi." Dengan serius.

Dia sudah melangkah jauh dari batas yang biasa dia buat, hanya untuk Myungsoo. Jika Myungsoo kembali mengulur waktu, mungkin itu adalah tanda baginya untuk melangkah menjauh. Dia tidak berada di posisi untuk bermain-main.

"Kita bukan remaja lagi, jadi jangan bermain-main denganku." Suzy memalingkan wajahnya ke tempat lain, "bicara sekarang atau malam ini akan menjadi malam terakhir kita saling bertatap muka."

Crossing The Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang