30 | Kencan?

671 140 64
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- 30 -

"Kencan?"

"Siapa? Kau?"

Min Seok dan Bo Hyun menatap Myungsoo dengan mata yang membulat. Mereka tidak percaya hari seperti ini akhirnya datang. Myungsoo meminta saran tentang kencan.

"Sudah aku duga, kau pasti sedang dekat dengan seseorang. Makanya sulit sekali diajak pergi keluar." Min Seok memukul tangannya dengan tangan yang lain, membenarkan pemikirannya sendiri dengan wajah mengerti. Sedangkan Bo Hyun masih tampak terkejut. Myungsoo akan pergi berkencan? Kim Myungsoo?

"Siapa? Siapa wanita itu?" Min Seok bertanya lagi, sudah dari tadi bertanya tentang identitas wanita yang Myungsoo kencani, tapi tak kunjung mendapat jawaban.

"Kau tidak bohong kan? Kencan dengan siapa?

Myungsoo sebenarnya belum mau bercerita, tapi dia tidak punya teman lain untuk dijadikan tempat bertanya.

-oOo-

Belum pernah pergi kencan sebelumnya membuat Myungsoo benar-benar bingung. Untunglah Min Seok dan Bo Hyun mau membantu dengan memberikan beberapa ide kencan. Myungsoo merasa cukup terbantu.

Satu jam setelah jam makan siang berakhir, Myungsoo mendapati Suzy mengiriminya pesan. Karena hari ini Suzy tidak perlu ke rumah sakit, dia cukup intens mengirim pesan. Mungkin karena dia bosan. Sebelum ini, Suzy bilang bahwa dia akan makan siang bersama dengan sang ibu.

Apa acara makan siang bersama itu sudah selesai?― Myungsoo membuka pesan Suzy sembari berpikir demikian.

Maaf. Kita tidak bisa pergi kencan sore ini. Ibu membutuhkan ku di rumah, sekarang aku sedang di rumah orangtua ku. Aku akan menghubungimu lagi nanti. Maaf.

Untuk sesaat Myungsoo terdiam; tidak mengeluarkan ekspresi tertentu. Setelah membaca pesan itu untuk kedua kalinya, barulah Myungsoo mengubah ekspresi wajahnya.

Dia sedikit kecewa, tapi bisa mengerti. Mungkin terjadi sesuatu hingga Suzy harus ke rumah orangtuanya. Dia akan bertanya nanti, saat Suzy sudah punya waktu untuk bicara dengannya.

-oOo-

Kencan yang Suzy tunggu-tunggu sejak pagi tadi pada akhirnya batal. Sang ibu ternyata membuat janji lain tanpa bertanya terlebih dahulu padanya, dan baru bilang saat mereka makan siang bersama.

"Ibu mengundang keluarga Yang ke rumah untuk makan malam bersama."

Suzy tidak tau harus memberi respon yang bagaimana. Dia bingung.

"Sepertinya ini sudah lebih dari cukup, apakah ada sesuatu yang ingin kau beli lagi?" Saat ini Suzy dan ibunya sedang belanja, mereka akan masak bersama untuk menu makan malam bersama keluarga Yang nanti. Ibunya terlihat bersemangat.

"Tidak." Suzy menjawab singkat.

"Setelah ini, kita mampir ke butik madam Choi. Ibu memesan gaun untukmu khusus untuk pertemuan malam ini."

Suzy bahkan tidak terkejut dengan kalimat itu. Ibunya memang biasa bertindak demikian. Membelinya pakaian, sepatu, tas atau apapun itu secara tiba-tiba tanpa bertanya terlebih dahulu.

Hebatnya, semua yang ia belikan selalu pas untuk Suzy. Tidak pernah kekecilan atau kebesaran. Namun masalahnya, sang ibu tidak pernah bertanya apakah Suzy menyukainya atau tidak.

Crossing The Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang