--------------------------------------------------
Sorry for typos and happy reading.
--------------------------------------------------
- 7 -
Suzy memperhatikan Myungsoo yang baru datang. Pria itu duduk di bangkunya dengan mata Suzy yang mengawasi. Tidak mungkin tidak sadar dan mengabaikan tatapan yang mengikutinya sedari awal, Myungsoo pun berpaling. "Kenapa?" ia bertanya.
Alih-alih menjawab dengan kalimat, Suzy mengeluarkan sesuatu dari arah laci. Menyodorkan benda itu ke atas meja Myungsoo, kemudian tersenyum kecil. Myungsoo menatap benda yang sekarang ada di atas mejanya, lalu melirik Suzy. Maksudnya apa?
"Jaketmu― akan aku kembalikan besok. Maaf." Dia belum sempat benar menyetrika jaket Myungsoo, bagaimanapun juga Suzy tidak bilang pada ibunya bahwa yang membantu dia saat sedang menstruasi adalah laki-laki. Suzy punya firasat bahwa ibunya tidak akan suka. Karenanya, dia merahasiakan tentang pertolongan dari Myungsoo.
"Sebagai gantinya, makanlah ini untuk sarapan." Ucap Suzy, canggung di campur malu. Tidak ingin melihat reaksi Myungsoo lebih lanjut, dia langsung meluruskan duduk. Buru-buru membuka buka dan mengerjakan sesuatu di sana. Myungsoo yang melihat tindakan mendadak itu hanya menghela napas kecil.
Beralih pandangan, kini Myungsoo menatap kotak bekal yang Suzy berikan padanya. Ada empat potong sandwich di dalam kotak bekal transparan tersebut. Ini mengingatkan Myungsoo pada kejadian yang lalu.
Meski mencoret sesuatu di buku, ujung mata Suzy melirik Myungsoo. Pria itu kini membuka kotak bekal, menarik keluar sandwich dan memasukkannya ke dalam mulut. Saat sang pria selesai dengan kunyahannya dan akan masuk kunyahan kedua, Suzy langsung menghentikan kegiatannya dengan buku. Wanita itu berpaling.
"Bagaimana?" Dia bertanya tiba-tiba.
"Uhuk...uhuk..." karena terkejut, Myungsoo batuk. Hal itu membuat Suzy buru-buru menyerahkan botol minumnya sendiri ke arah Myungsoo. Pria Kim itu tidak pernah membawa makanan atau minuman dari rumah.
"Maaf." Ucapnya, benar-benar merasa bersalah.
Beberapa menit setelah kejadian Myungsoo tersedak, tidak ada yang bicara. Myungsoo sudah menghabiskan dua potong sandwich dengan cepat mengingat waktu masuk yang hampir dekat. Dia melirik ke arah Suzy karena wanita itu tidak berhenti menatapnya.
"Kenapa?"
"Bagaimana?"
"Apanya?"
"Sandwich." Suzy menunjuk kotak bekal yang kini sudah tertutup kembali. Myungsoo sudah selesai makan.
"Biasa saja." Pria itu menjawab seadanya. Dia yang memang tidak sempat sarapan, cukup menikmati pemberian Suzy. Isian sandwich itu cukup banyak― bacon, telur, tomat, keju― mengenyangkan.
"Kau tidak menyukainya?"
Myungsoo menatap Suzy.
"Aku membuatnya buru-buru pagi ini, aku harap itu tidak aneh." Suzy tidak biasanya membuat sarapan sendiri karena ibunya selalu menyediakan semua yang ia butuhkan di pagi hari. Namun pagi ini, Suzy keluar kamar lebih cepat dan membuat itu terburu-buru. Dia menggunakan bahan yang ada di kulkas dan ia anggap cocok untuk dijadikan sandwich.
Myungsoo berdehem canggung. Apakah Suzy tersinggung saat dia bilang biasa saja saat ia membuat itu secara pribadi? Tiba-tiba Myungsoo merasa bersalah.
"Tidak aneh kok." Deheman aneh Myungsoo masih keluar, "aku akan menghabiskan sisanya nanti." Sembari menatap pintu masuk kelas, Myungsoo memasukkan kotak bekal Suzy ke dalam laci miliknya.