21 | Maaf

475 136 83
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- 21 -

Selama kelas pagi, Suzy hanya diam. Dia fokus pada pelajaran dengan wajah yang sedikit sembab. Myungsoo tidak bertanya apapun, bahkan tidak memulai pembicaraan terlebih dahulu karena takut akan membuat Suzy tidak nyaman.

Sebelum jam pertama dimulai, beberapa anak yang memang dekat dengan Suzy di kelas menghampirinya. Pembicaraan anak perempuan biasanya dan entah kenapa Myungsoo jadi menguping. Salah satu pertanyaan yang membuat Myungsoo tertarik adalah tentang kenapa Suzy tampak sembab hari ini. Biasanya dia selalu ceria.

"Aku menonton sesuatu yang sangat sedih tadi malam"

Wanita itu membuat alasan, namun sebelum dia memberitahu apa yang ia tonton tadi malam hingga wajahnya sembab pagi ini, bel masuk berbunyi kemudian wali kelas datang. Pembicaraan itu berakhir di sana.

-oOo-

Myungsoo sudah punya rencana. Bahwa dia akan makan satu buah kimbab segitiga rasa tuna kemudian memanfaatkan waktu yang ada untuk tidur sebelum jam masuk berbunyi. Namun, rencana hanya tinggal rencana karena tiba-tiba Suzy menghampirinya dan menyuruh dia untuk ikut pergi.

Ke mana? Ternyata pergi ke atap.

Bagian tertinggi gedung tersebut tidak banyak di datangi oleh penghuni sekolah, karena memang tidak ada apa-apa di sana, bahkan tidak ada tempat berlindung. Jadi, itu bukan spot yang sering di kunjungi. Terutama fakta bahwa harus menaiki beberapa kali tangga untuk sampai ke atas. Itu melelahkan.

Suzy berjalan di depan, sedangkan Myungsoo menyesuaikan langkahnya dengan langkah wanita itu. Tidak ada yang bicara, hanya ada suara langkah kaki mereka yang terdengar jelas.

"Ini pertama kalinya aku ke sini." Myungsoo memecahkan keheningan di antara mereka. Dia mengambil beberapa langkah lebar hingga kini posisinya lebih di depan Suzy. Myungsoo menatap pemandangan sekitar, itu membosankan. Angin awal musim gugur satu-satunya hal yang membuat dia merasa sedikit lebih baik.

"Kenapa kau―" kalimat Myungsoo terpotong karena ketika ia berbalik dapat ia lihat wajah Suzy basah karena air mata.

"Kau menangis?" Pertanyaan bodoh, karena jawabannya sudah jelas. Suzy memang menangis.

"Kenapa?" Myungsoo melangkah mendekat, berdiri di depan Suzy dengan wajah bingung. Apa yang terjadi?

Myungsoo tidak tau salahnya di mana, tapi setelah dia bertanya kenapa, tangis Suzy semakin keras. Dia tidak mengeluarkan suara tangis yang mencolok, hanya saja wajah serta tubuhnya yang bergetar memberikan Myungsoo isyarat bahwa tangisnya lebih keras dari yang sebelumnya.

"Suzy..." Tidak ada yang bisa Myungsoo lakukan selain berdiam diri. Kedua tangannya terkepal keras dalam kebimbangan, terutama ketika Suzy menutup wajahnya dengan kedua tangan bersamaan dengan isakan yang tertahan.

Terdengar memilukan.

-oOo-

Suzy menjadi jauh lebih tenang sekarang. Tubuhnya tidak lagi bergetar hebat seperti tadi, meski sesekali masih terisak. Tangan Myungsoo terus mengusap punggung Suzy turun naik, dan memeluknya erat dengan lengan yang lain.

Myungsoo berakhir dengan memberikan Suzy pelukan. Tidak― lebih tepatnya dia menarik tubuh Suzy untuk masuk dalam pelukannya dan mencoba menenangkan tanpa kata. Myungsoo tidak pandai berkata-kata, satu-satunya hal yang terpikirkan olehnya saat melihat Suzy menangis adalah memeluk wanita itu erat.

Crossing The Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang