18 ⅼ Terima Kasih

598 147 43
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- 18 -

Suzy mengikuti di belakang Myungsoo yang berjalan mendahului. Pria Kim itu keluar dari tempat makan kemudian menghentikan langkahnya seakan menunggu Suzy. Tidak ingin menyamai posisi mereka, Suzy malah berhenti tepat di belakang.

"Kenapa? Tiba-tiba kau takut padaku?" Pria itu mengerling ke belakang. Suzy menyengir, kemudian mengambil satu langkah ke depan hingga kini ia dan Myungsoo berdiri sejajar.

"Terima kasih untuk makanannya." Myungsoo memilih tempat makan yang sesuai dengan lidah Suzy. Ia menghabiskan makanannya.

"Sudah jam segini, kita harus segera kembali." Pria Kim itu bicara sembari menatap layar ponsel. Sudah hampir tengah malam dan mereka masih di luar. Jika orangtua Suzy tau mereka masih di luar jam segini, sepertinya Myungsoo akan berada dalam masalah.

Meski begitu, sepertinya Suzy tidak khawatir sama sekali. Dia terlihat biasa saja.

"Myungsoo?"

"Hem?"

Suzy memanggil saat keduanya menyusuri jalanan menuju halte bus, sepertinya jam operasi bus belum berakhir. Mereka masih bisa kembali dengan itu.

"Tidak ada. Aku hanya tiba-tiba mengantuk." Suzy memeluk dirinya sendiri sembari berjalan beriringan dengan Myungsoo. "Aku rasa mungkin akan menjadi lebih baik jika kita bicara."

Myungsoo melirik Suzy, wajahnya memang terlihat mengantuk. Dia juga terlihat kedinginan, ini bahkan bukan musim gugur atau musim dingin. Apakah angin malam sebegitu membuatnya dingin?

"Sebentar lagi kita akan sampai ke halte bus, kau bisa tidur sebentar di bus." Myungsoo melepas kemeja luarnya, kemudian menyerahkan benda berwarna gelap dengan pola kotak-kotak tersebut pada Suzy. Menyisakan kaos berwarna hitam di tubuhnya sendiri.

"Kenapa?" Suzy menatap tak mengerti, namun tangannya menerima uluran Myungsoo.

"Kau terlihat kedinginan."

Suzy tersenyum simpul. "Terima kasih." Memakai kemeja lengan panjang Myungsoo lalu mengeratkan benda itu ke tubuhnya. "Kau bagaimana?"

"Aku baik-baik saja."

"Maaf. Aku tidak terbiasa keluar malam, jadi angin malam terasa sangat dingin. Bahkan di musim panas." Suzy tertawa kecil. "Apakah itu aneh?"

Myungsoo menggeleng, "akan selalu ada orang-orang seperti itu."

"Bagaimana denganmu? Apakah kau kedinginan saat malam di musim panas?"

"Tidak."

"Kau memiliki fisik yang kuat." Suzy harus mengakui hal tersebut. Siang hari, dia sangat lincah bekerja meski hari sangat panas. Kemudian tengah malam seperti ini, dia terlihat tidak apa-apa meski hanya menggunakan kaos.

Mereka tepat waktu, karena bus datang ketika mereka sampai di halte. Tanpa menunggu lama, keduanya naik dan Myungsoo membayar dengan kartu transportasi miliknya; untuk dua orang tentu saja.

-oOo-

Keduanya sama-sama tidak banyak bicara membuat Suzy yang awalnya sudah mengantuk, semakin mengantuk selama perjalanan, hingga akhirnya dia tertidur.

Melirik Suzy yang tertidur dengan posisi duduk di salah satu kursi bus, Myungsoo tersenyum kecil. Setelah mereka keluar dari rumah, Suzy sudah kembali ceria. Padahal sebelumnya dia menangis hingga kaos bersih Myungsoo basah guna membersihkan cairan yang ia keluarkan.

Crossing The Line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang