5. MWC

110 22 48
                                    

Happy reading
🌹

Irfan bingung dengan teman-temannya yang menatap dirinya penuh intimidasi. Semenjak Elsa keluar dari kelasnya semua menatap dirinya.

"Kalian kenapa, dah, natap gue segitunya," ujar Irfan.

"Lo pancaran sama murid baru itu?" tanya Bowo yang sejak tadi mulutnya sudah gatal.

"Nah, iya. Lo pacaran sama si Elsa Elsa itu?" timpal Wahid.

"Sejak kapan lo pacaran sama dia?"

"Lo 'kan anti cewek, kok bisa punya pawang?"

Begitu banyak pertanyaan yang dilontarkan teman satu kelasnya membuat Irfan kalang kabut.

"Kalau nanya satu-satu anj**g," kesal Irfan.

"Oke, jadi dia itu pacar gue sudah lima bulan, lah kita pacaran---"

"Kok, bisa!" teriak Serni memotong pembicaraan Irfan.

"Bisa lah 'kan saling suka," timpal Abel.

"Kalian bisa gak, sih jangan potong pembicaraan gu---"

"Assalamu'alaikum, anak-anak." Seorang guru masuk dalam kelas kembali memotong kalimat yang ingin Irfan ucapkan.

Irfan menggeram kesal, lagi-lagi ucapannya dipotong. Andai dia bukan seorang guru, sudah dipastikan akan kena hantaman.

"Sebelum pembelajaran dimulai, Ibu akan mengabsen kehadiran kalian."

Guru yang dikenal dengan nama Bu Saban itu, dengan elegan membuka lembaran demi lembaran absennya. Bu Saban mengajar dimata pelajaran Ekonomi.

"Astrid Pradana Putri."

"Hadir."

Bu Saban mengabsen satu persatu anak didiknya.

"Anes Yulistika."

"...."

"Anes Yulistika." Panggilan kedua belum juga ada jawaban.

"Anes Yulistika!" bentak Bu Saban

"Hadir, Bu," ucap Anes dalam kagetnya.

"Jika tidak niat mengikuti pelajar saya, silahlan keluar!"

"Maaf, Bu." Anes mencoba memfokuskan diri di depan kelas.

"Lo kenapa?" bisik Yana agar tidak didengar Bu Saban yang sedang menjelaskan materi.

"Gak, papa."

Keduanya pun kembali menghadap ke depan fokus pada penjelasan guru.

"Ada yang bisa menjelaskan apa itu perusahaan dagang?" tanya Bu Saban.

"Saya, Bu." Anes mengangkat tangan kanannya.

"Ya, silahkan Anes."

"Perusahaan dagang adalah perusahaan dengan aktivitas membeli dan menjual barangnya kembali, tanpa harus merubah bentuk barangnya." jelas Anes.

"Good. Beri uplus untuk Anes."

"Seperti yang Anes jelaskan Perusahaan dagang adalah perusahaan dengan aktivitas membeli dan menjual barangnya kembali, tanpa harus merubah bentuk barangnya. Contoh paling sederhana dari perusahaan dagang yang sering kita temui adalah supermarket, gerai retail maupun toko kelontong."

Bu Saban menjelaskan materi begitu jelas sehingga semua siswa paham dengan cepat. Setelah menjelaskan sedikit materi, Bu Saban menyuruh anak didiknya membentuk kelompok di mana setiap kelompok terdiri dari lima orang.

Married Whit ClassmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang