19. MWC

80 22 55
                                    

Happy reading
🌹

Mata hitam di bawah rembulan bersinar terang. Cowok dengan kaos hitam yang dilapisi jaket kulit senada dan celana jeans navy.

Cowok itu menaiki motor sport kesayangannya. Malam ini ia kembali menjajal kemampuannya di sirkuit balapan.

Suara pekikan penonton dari arena trimbun sirkuit saling bersahutan. Teriakan yang paling dominan terdengar adalah suara kaum hawa.

Mereka meneriaki cowok yang baru saja masuk dalam arena sirkuit.

Cowok itu tak lain dan tak bukan adalah Irfan Agung Keramat. Setelah beberapa hari tidak berada di tempat ini, akhirnya malam ini dia kembali.

Sang raja jalanan kembali.

Kembalinya dia bukan tanpa alasan. Ini semua karena sang rival terus mendesak untuk balapan.

"Siap-siap malam ini lo akan kalah."

Irfan hanya tersenyum sinis kepada lawannya. Dia terlalu malas untuk menanggapi ucapan lawannya.

Seorang wanita mudah dengan pakain seksi berjalan di tengah-tengah mereka. Sebuah bendera kecil dipegangannya dia kibarkan ke atas sebelum suara tembakan sebagai penanda balapan terdengar.

"ONE ... TWO ... THREE ... GO!"

Motor yang dikendarai kedua pembalap yang saling bermusuhan itu melaju kencang. Suara decitan motor yang beradu dengan aspal menciptakan percikan api yang indah di malam yang gelap gulita.

Irfan tertinggal jauh dari lawannya, tapi jangan salah Irfan sengaja memelankan laju motornya. Ini adalah salah satu taktik balapan yang sudah lama tak dia pakai.

Lawan Irfan tersenyum penuh kemenangan. Akhirnya malam ini dia akan menyalahkan Irfan setelah sekian lama tidak bisa dikalahkan.

"Lo akan kalah, Irfan Agung Keramat!"

Dibalik halm full facenya, dia tersenyum sinis. Dia menoleh ke belakang dan tidak menemukan sosok Irfan di sana.

Dia menepikan motornya sesaat memastikan jika dia tidak salah lihat.

"Tidak mungkin dia mengalah, kan?" tanya pada dirinya.

Selama ini belum ada yang mengalahkan Irfan dalam balapan.

Sedangkan di belakang sana, Irfan menarik gas motornya. Dengan satu kali tarikan motornya melaju dengan kecepatan penuh. Hingga seperkian detik dengan mudahnya dia meninggalkan lawannya.

Taktiknya berhasil.

"Sial!"

Melihat Irfan melewati dirinya, dengan kesal menendang ban motornya. Kemudian kembali menaiki motor menghampiri Irfan yang duduk manis di atas motornya.

Teriakan para penonton tertuju pada Irfan. Tidak salah mereka mengidolakan sosok Irfan sang raja jalanan yang tidak terkalahkan.

"Bagaimana? Masih mau nantangin gue?" ucap Irfan tersenyum sinis.

"Malam ini lo beruntung, tapi malam yang akan satang jangan harap!"

"Semua hanya mimpi, Farhan Bumintara!"

Farhan Bumintara, sang rival yang baru beberapa hari lalu keluar rumah sakit setelah melewati masa koma. Farhan tidak ada kapoknya terus menantang Irfan balapan.

Setelah sedikit pertikaian dengan Farhan, Irfan memutuskan untuk pulang. Malam ini dia hanya sendiri, teman-temannya tidak ada yang ikut bersamanya.

Balapan ini hanya antara dua ketua geng tanpa ada anggota. Jadi baik Irfan maupun Farhan sama-sama sendiri ke tempat ini.

Married Whit ClassmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang